KARAKTERISTIK MEDIUM RADIO

KARAKTERISTIK MEDIUM RADIO
Pemahaman Karakteristik medium radio adalah pengetahuan awal bagi praktisi penyiaran radio: penyiar, reporter, penulis naskah, produser, produksi, maupun posisi jabatan strategis lainnya perlu memahaminya. Pemahaman ini perlu karena untuk mendukung kemampuan menyampaikan pesan-pesan kepada pendengarnya, sesuai dengan kaidah-kaidah siaran radio yang didalamnya termasuk mengetahui kekuatan dan kelemahan sehingga bisa juga menentukan pendekatan dalam upaya pencapaian sasaran pendengar yang tepat, serta mampu juga menulis untuk radio sebagai materi siaran: informasi, edukasi, dan hiburan pada medium yang sangat khusus ini. 


Radio memiliki karakteristik yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia dan memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan komunikasi massa. Karakterisitik radio memberikan manfaat yang unik baik tinjauan dari sisi kelebihan maupun kekurangannya. Dengan memahami Kekuatan dan kelemahan inilah para praktisi penyiaran radio dapat merencanakan konsep untuk implementasi dalam menghasilkan produksi siaran yang lebih efektif, dan efisien. Pedroche, Toledo, Montilla, dalam bukunya “ Media Fack Book – KBP “ mengungkapkan karakterristik radio yang memberikan manfaat yang unik adalah: (1) Menarik imajinasi, (2) Ia cepat: merupakan alat informasi yang efisien dan tanpa banding, (3) Mudah dibawa, (4) Tidak memerlukan kemampuan membaca atau menulis, (5) Tidak memerlukan konsentrasi yang penuh dari seorang pendengar, (6) Cukup murah, (7) Mudah digunakan, Seperti yang lainnya, walau bagaimanapun juga radio memiliki keterbatasan. Keterbatasannya adalah bahwa ia hanyalah merupakan sebuah medium buta.

Sekalipun radio menjadi medium buta yaitu hanya melalui suara, maka suara merupakan sebuah instrumen penting yang perlu dikaji lebih mendalam. Sculberg dalam bukunya “ Radio Advertising-The Authoritative Handbook “ mengatakan: “ Para ahli psikologi telah menyimpulkan bahwa memori ingatan berdasarkan aspek pendengaran pada manusia ternyata jauh lebih kuat dari ingatan yang didapat dari penglihatan, atau indera penciuman. Respon manusia terhadap suara, yang langsung masuk ke otak, rata-rata sekitar 140 mili detik. Respon terhadap cahaya – kata-kata dan gambar – adalah 180 mili detik. Perbedaan respon sekitar 40 mili detik ini merupakan waktu dimana gambar diteruskan menuju bagian aural di otak untuk mendapatkan proses identifikasi sebelum gambar ini bergerak dan masuk ke sistem penerimaan visual di otak)”. Lebih lanjut dikatakan juga oleh Chantler dan Harris dalam bukunya “ Radio adalah medium terbaik untuk imajinasi. Pendengar selalu mencoba untuk berimajinasi terhadap apa yang didengar dan apa yang dijelaskan. Gambaran ini adalah emosi – misalnya suara seorang ibu yang menawan hati menginformasikan bahwa ia telah kehilangan putri remajanya. Gambaran dalam radio tidak terbatas oleh ukuran sebuah layar. Ukuran mereka adalah menurut apa yang anda inginkana)”. Sculberg menjelaskan: “ Radio bukanlah pesawat televisi yang tanpa disertai gambar. Karena tidak ada gambaran yang sifatnya literal tersebut, saat radio dijalankan dengan penuh kreativitas oleh para penggagas program-programnya dan juga oleh para pengiklannya, radio bisa memberikan kesan dalam pikiran orang. Kesan tersebut bahkan diluar visi paling liar yang dimiliki oleh produser-produser televisi yang paling banyak bertualang sekalipun”.

Berikut adalah karakteristik radio yang ditulis oleh Book, D.Cary, Tannenbaum dalam bukunya “ The Radio & Television Commercial “ mengungkapkan sebagai berikut:

Radio: Terdapat dimana-mana
Terdapat sekitar setengah milyar pesawat radio. 73 persen diantaranya berada di rumah, took-toko, tempat potong rambut, dan di kantor-kantor. Radio-radio yang berada di mobil dan truk terhitung sekitar 100 jutaan. Dan radio portable yang berjumlah jutaan berada dimana-mana bahkan dalam even olahraga yang sedang disiarkan secara langsung. Terlebih, tidak seperti media cetak, radio tidak dapat diabaikan. Jika anda dalam jarak dengar sebuah radio yang sedang menyala, anda akan mendengarnya baik anda menginginkannya ataupun tidak.

Radio: Bersifat Memilih
Geografi, demografi, dan keragaman program stasiun radio membantu pembeli media menetapkan target audiens mereka. Fleksibilitas semacam ini berarti bahwa spot anda dapat disiarkan pada jaringan regional atau nasional. Mereka dapat diudarakan setiap waktu siang atau malam hari. Pengiklan bisa memilih dari berbagai macam stasiun radio AM atau FM, masing-masing dengan format yang berbeda. Semua berita, musik kontemporer dewasa, country, black musik, oldies, top forty, musik indah, musik tengah perjalanan, klasik, acara wawancara, etnik, ataupun bahasa asing. Keragaman semacam ini memungkinkan copywriter untuk “berbicara” secara langsung tentang prospek.

Radio: Hemat atau ekonomis
Dalam satu minggu, radio dapat mencapai sembilan dari sepuluh pendengar yang berusia 12 tahun keatas. Mereka yang berusia 18-tahun keatas mendengar radio selama hampir tiga setengah jam sehari. Seorang pengiklan biasanya dapat mempercayakan pada kombinasi yang efektif atas jangkauan dan frekuensi dengan biaya yang relatif rendah per ribuan pendengar. Sendirian atau bersama-sama dengan media lain, radio bisa secara efektif membantu menetapkan anggaran iklan. Spot bisa dijadwalkan sesedikit atau sebanyak mungkin yang objektif dan menurut budget. Pemikiran ekonomi yang lain: iklan radio relatif tidak mahal Biaya pembuatannya, mulai dengan tanpa biaya sama sekali, ketika script atau lembaran ad-lib dibaca secara live oleh penyiar lokal, sampai dengan produksi yang penuh anggaran dengan musik, efek suara, dan bakat.

Radio: Cepat
Jika kebutuhan meningkat, seorang pengiklan bisa meminta iklan live atau lokal untuk diudarakan dalam beberapa jam. Spot yang menggunankan efek suara, musik atau jingle dan beberapa suara dapat dicoba, direkam, di-mix, di dubbing, dan kemudian diudarakan dalam sehari. Iklan ini untuk pengiklan yang harus menghadapi keadaan darurat, misalnya sebuah diler AC yang wilayahnya secara tia-tiba terkena gelombang panas.

Radio: Peran Serta
Sejalan dengan perasaan persahabatan dan kesetiaan pada suatu stasiun radio tertentu, pendengar mengembangkan suatu rasa memiliki radio. Radio menuntut imaginasi untuk terlibat. “Cerita-cerita” iklan tidak dibatasi terhadap tempat dan waktu. Efek-efek suara dan musik secara langsung menciptakan suatu layar. Penggambaran atau dialog bisa sejelas mungkin dan tokoh-tokoh bisa dimainkan baik secara langsung atau sebagai karikatur komik. Para pendengar menggunakan imaginasi untuk mengisi “ warna ” dan detilnya.

Sedangkan Weinberger, Campbell, dan Brody, dalam bukunya “ Effective Radio Advertising “ menyebutkan ada 5 (lima) kekuatan radio, diantaranya adalah:

Radio: Jangkauan
Radio adalah medium yang ada dimana-mana, orang menggunakannya dimana saja. Beberapa ahli dibidang iklan menyebutnya sebagai “ medium yang terdapat dimana-mana ” – medium yang selalu bersama dengan konsumen sejak bangun tidur di pagi hari sampai mereka pergi tidur di malam hari).

Radio: Kemampuan Untuk Menjangkau Sasaran Tembakan
Radio juga memiliki kemampuan yang unik untuk membuat target dan mencapai pendengar yang sangat spesifik. Radio bisa ditujukan untuk kelompok orang berdasarkan pada demografi mereka, dimana mereka tinggal, minat khusus mereka, atau bahkan menurut sifat psikologis mereka. Pemilihan target dicapai dengan menempatkan iklan-iklan dalam beberapa format radio yang berbeda pada waktu-waktu yang berbeda, atau dengan mengkonsentrasikan pada bagian-bagian negara yang berbeda.

Radio: Hemat Biaya
Radio seringkali menjadi medium yang paling efektif dalam Biaya untuk sebuah pengiklan atau agensi yang membeli. Ketika dibandingkan menurut Biaya per basis ribuan (cpm), radio secara konsisten berada diantara media-media yang paling efisien.

Radio: Frekuensi
Radio juga disebut sebagai “medium frekuensi” karena ia bisa mencapai frekuensi yang sangat tinggi dalam waktu yang sangat singkat.

Radio: Daya Cipta atau Kreatifitas
Radio memungkinkan pengiklan untuk menetapkan jumlah gambaran mental yang tidak terbatas. Beberapa ahli media menyatakan bahwa “keajaiban” radio memungkinkan pendengar untuk menggunakan imajinasi mereka karena ia merangsang “suatu teater pikiran.” Gambaran-gambaran mental yang diciptakan oleh radio tidak dibatasi oleh batasan visual yang ada pada televisi. Radio memiliki kemampuan untuk merangsang “ perkembangan visual yang hebat ” dan membiarkan pendengar menggunakan imaginasi mereka untuk membentuk gambaran mental mereka sendiri. Sederhananya, gambaran adalah proses yang digunakan orang untuk mengembangkan “ gambaran-gambaran dalam pikiran mereka “. Rangsangan yang diterima oleh lima indera memungkinkan pendengar untuk melakukan proses pemikiran yang mengarah pada gambaran-gambaran yang dibentuk oleh pengalaman mereka sendiri.” Oleh karena itu, pikiran dan ide yang dimunculkan selalu konsisten dengan pandangan hidup pribadi pendengar dan cara mereka melihat lingkungan mereka. Ada bukti yang kuat bahwa gambaran yang memprovokasi pikiran dapat mengarah pada ingatan pesan dan penerimaan informasi yang terkait dengan produk karena pendengar radio mengingat produk pengiklan menurut suatu cara yang benar-benar sesuai pribadi mereka.

ditulis oleh  Harley Prayudha [MPR 001]

MANAJEMEN SIARAN KATA

MANAJEMEN SIARAN KATA
A. JENIS-JENIS SIARAN KATA
Yang dimaksud siaran kata adalah semua program radio yang output utamanya berupa kata-kata, baik dalam bentuk news(berita) ataupun non news(bukan berita). Dari definisi ini, maka siaran kata dibagi menjadi 2 bagian:

1. News(berita) yakni: siaran kata yang berbasis pada fakta yang ada dimasyarakat. Meliputi:
a. Berita: fakta yang diproses dan kemudian dikomunikasikan kepada khalayak dalam bentuk auditif dan singkat.
b. Feature: berita yang disajikan secara mendalam dari berbagai sisi sehingga relatif panjang. Penyajian feature seringkali dipadukan dengan musik.
c. Majalah udara : mirip feature (berita yang disajikan secara mendalam dari berbagai sisi), namun biasanya lebih dari satu topik dan bisa dipadukan dengan musik.
d. Talk show : program perbincangan yang membahas masalah tertentu, dengan nara sumber yang lebih dari satu orang.
e. Dokumenter : fakta dimasa lampau yang diudarakan (disiarkan) kembali karena ada moment tertentu.
f. Vox populi : suara pendengar yang diudarakan. Suara pendengar ini merupakan aspirasi atau pendapat pendengar tentang suatu hal.
g. Surat pendengar : suara pendengar yang diudarakan, yang berisi feedback pendengar terhadap siaran yang dilakukan  oleh radio tersebut.
h. Interaktif: pada prinsipnya mengajak pendengar berpartisipasi secara langsung (biasanya melalui telepon) pada sebuah acara. Interaktif ini bisa dilakukan pada acara talk show, vox populi, surat pendengar, kuiz, dan program-program siaran musik (siaran lagu) seperti permintaan lagu (Request)

Khususnya untuk berita, dibagi lagi menjadi 2 bagian berdasarkan jenis berita yang disampaikan yakni:
  • Straight news (hard news) : berita aktual yang disampaikan secara cepat (terkadang langsung), dan berisi tentang peristiwa-peristiwa yang menyentuh emosi seperti: konflik, peperangan, penentuan kebijakan, tabrakan, dll.
  • Soft news : berita yang tidak harus disampaikan secara cepat, dan berisi tentang human interest yang dapat mempengaruhi orang banyak seperti: peristiwa-peristiwa budaya, sesuatu  yang humanis yang ada dibalik straight news.
  • Indepht news : Berita mendalam tentang sesuatu hal. Terkadang hal ini harus dilakukan melalui investigasi reporting.

Khususnya majalah udara, dapat dibagi menjadi 2 bagian berdasarkan keragaman topik yang dibawakan, yakni:
  • Majalah udara dengan topik tunggal. Dalam satu acara topik yang dibawakan hanya satu, misalnya tentang kerusuhan Sampit, tentang narkoba, dll. Majalah Udara dengan topik tunggal ini mirip dengan bentuk feature.
  • Majalah udara dengan topik beragam. Dalam satu acara topik yang dibawakan lebih dari satu, misalnya acara “Dunia Pelajar” yang berisi topik tawuran belajar, penyalahgunaan narkoba, dan sex bebas.

2. Non news (bukan berita) yakni : siaran kata yang berbasis bukan pada fakta.
Meliputi :

a. Kuiz : program acara yang berisi soal-soal yang harus dijawab oleh pendengar untuk mendapatkan reward (hadiah) tertentu.
b. Sandiwara radio : cerita yang didramakan secara auditif, dan biasanya dilakukan lebih dari 1 orang.
c. Cerita radio : kisah yang dikomunikasikan oleh satu orang secara auditif (mirip seorang Dalang)
d. Iklan : acara yang berisi kata-kata dan sifat persuasif yang dimaksudkan untuk mempengaruhi seseorang untuk mengikuti apa yang menjadi isi dari kata-kata tersebut.

B. PRODUKSI SIARAN KATA
Produksi siaran kata dapat dibagi menjadi 3 bagian, berdasarkan cara mendapatkan isi (fakta/berita) dari siaran kata tersebut. Yaitu
1. News Room. Mencari isi dari siaran kata (fakta/berita) tanpa harus ke lapangan. Biasanya dari sumber-sumber kedua, seperti dari media cetak, televisi, internet, kantor berita dsb
2. Reportase. Mencari isi siaran kata (berita/fakta) dengan turun ke lapangan melalui seorang reporter. Pada operasionalnya, reporter masih dibagi lagi menjadi 3 jenis: a. Reporter tetap. Digaji tetap oleh stasiun ybs, statusnya karyawan.
b. Reporter tamu(Koresponden). Dibayar berdasarkan berita yang dibuat. Statusya bukan karyawan, bisa jadi hanya teman yang diminta tolong.
c. Reporter pendengar. Pendengar yang telah diprakondisikan kemudian didayagunakan sebagai reporter.
3. Networking. Mencari isi siaran kata (berita/fakta) dari jaringan (network) yang dibangun oleh sebuah stasiun radio. Stasiun-stasiun radio yang ada dalam jaringan tersebut saling memberi dan menerima berita satu dengan lainnya. Jaringan ini bisa dibangun karena adanya kesamaan kependidikan maupun kesamaan visi dan misi.

Khususnya untuk Reportase, ada 5 cara untuk mendapatkan berita/fakta:
  1. Press Release. Mendapatkan berita/fakta dari release yang dikirimkan oleh nara sumber ke wartawan atau kantor media.
  2. Press Conference. Mendapatkan berita/fakta dari acara jumpa pers yang dilakukan oleh nara sumber.
  3. Ceremonial (Pelantikan, seminar, upacara, dll). Mendapatkan berita/fakta dari acara-acara yang sifatnya terjadwal dan seremonial. Biasanya berita didapat dari pidato sambutan atau presentasi pejabat atau tokoh-tokoh yang hadir. Biasanya reporter “terjebak” dalam bentuk-bentuk talking news yang bersifat opini.
  4. Wawancara. Mendapatkan berita/fakta dari wawancara dengan nara sumber. Wawancara bisa silaukan secara langsung (tatap muka), melalui telepon, atau melalui e-mail. Sama seperti diatas, produk Reportase cara ini biasanya lebih pada talking news atau opini.
  5. Laporan pandangan mata. Mendapatkan berita dari apa yang dilihat, disaksikan tentang sebuah kejadian, misalnya laporan sepak bola, kerusuhan dsb
  6. Investigative reporting. Mendapatkan berita melalui proses investigasi atau penyidikan. Hal ini dilakukan karena biasanya faktanya tidak jelas dapat ditangkap misalnya korupsi, pembunuhan dsb

cara menyajikan berita ditinjau dari waktu penyiaran
  1. Blocking time, berita radio disiarkan dalam satu waktu tertentu yang pendek dan sifatnya periodik. Misalnya 15 menit tiap 1 jam sekali. Sering disebut news bulletin.
  2. Insert news (breaking news). Berita radio yang disiarkan sewaktu-waktu, menyisip pada acara-acara tertentu.
  3. Campuran,  menggunakan sistem blocking time dan sesekali insert news untuk berita-berita yang mempunyai nilai berita yang tinggi.

Cara menyajikan berita ditinjau dari teknik penyiaran.
  1. Berita tulis (add lips). Berita yang produknya berupa kata-kata yang dibicarakan penyiar atau reporter.
  2. Berita bersisipan. Berita yang menggabungkan kata-kata penyiar/Reportase dengan suara nara sumber.
  3. Phone news. Berita yang dilaporkan oleh reporter on the sport secara langsung melalui telepon
  4. News feature. Berita panjang yang sifatnya human interest yang penyajiannya seringkali dipadu dengan musik.
  5. Vox populi, berita yang berisi komentar-komentar masyarakat tentang sesuatu hal.

C.  BERITA YANG DIPRODUKSI
Karena sifat radio yang lokal dan segmented, maka berita yang diproduksi hendaknya disesuaikan dengan karakteristik pendengar. Berita harus dibutuhkan atau memenuhi kebutuhan khalayak yang menjadi pendengar. Jadi jangan punya pikiran bahwa radio bisa dimasuki berita apa saja.

D. DOKUMENTASI
Ada banyak cara untuk melakukan dokumentasi terhadap out put dari siaran kata. Secara prinsip dokumentasi minimal harus dilakukan selama 6 bulan./ dalam arti setelah 6 bulan, baru dokumentasi tersebut bisa dimusnahkan, mengapa 6 bulan? Dokumentasi selain untuk keperluan litbang, juga untuk keperluan hukum jika nantinya terjadi gugatan dari pendengar terhadap berita yang disiarkan.
Dalam konteks KUHP, gugatan (delik aduan) secara pidana  dan perdata mempunyai masa kadaluwarsa 6 bulan. Sehingga setelah 6 bulan berita tersebut tidak dapat dipermasalahkan.
Akan tetapi untuk kepentingan litbang, ada baiknya dokumentasi dilakukan sepanjang waktu. Idealnya dokumentasi  dilakukan untuk semua output produk. Namun karena dokumentasi itu mahal, maka apa-apa saja yang didokumentasikan bisa dipilih misalnya:
1). Dokumentasi berita peristiwa besar
2). Dokumentasi komentar tokoh-tokoh penting
3). Dokumentasi kasus kecelakaan
4). dll

Reposting  : awan albana [FDR 027- MPR 230]
Source Dari Berbagai Sumber

JURNALISTIK RADIO

JURNALISTIK RADIO

Sebuah Pengantar untuk Liputan Berita Radio
Radio harus diubah dari alat distribusi menjadi sistem komunikasi. Radio menjadi alat komunikasi kehidupan masyarakat yang paling  besar yang dapat dipikirkan, sistem saluran yang besar. Artinya radio bertugas tak hanya mengirim/menyiarkan tetapi juga menerima. Ini mengundang implikasi bahwa radio akan membuat pendengar tak hanya mendengar tapi juga berbicara dan tidak membuat pendengar terisolasi tetapi menghubungkannya dengan proses perubahan negara dan masyarakat.
 
(Bertolt Brecht, 1932)
Hampir setiap penyelenggaraan pelatihan, kursus, lokakarya sampai workshop yang mengambil tema jurnalistik radio, pembicara akan menyelipkan cerita heroik Radio Veritas yang berjasa besar dalam menggerakkan rakyat Filipina menumbangkan rezim Ferdinand Marcos dalam people’s power. Wajar, mengingat Radio Veritas  menjadi contoh yang dapat mewakili sisi jurnalistik sebuah radio. Tentu bila kita percaya bahwa ketika radio memiliki kewajiban dan hak untuk menyiarkan informasi yang dibuat dan dikelolanya sendiri ke masyarakat, radio tidak lagi berbeda dengan media pers lainnya yang juga memiliki fungsi sebagai alat kontrol. Menjadi pilar keempat demokrasi.
Radio, selain memiliki fungsi sebagai media hiburan, dia juga merupakan alat penyebar dan kontrol politik dari penguasa maupun kuasanya (rakyat). Sebagai alat kontrol, radio memiliki fungsi untuk menyebarkan informasi yang bisa menggugat kesewenang-wenangan bahkan malah sebaliknya, radio bisa menjadi media yang efektif bagi propaganda penguasa untuk melanggengkan kekuasaannya. Dari fungsi yang  terakhir inilah lahir apa yang sekarang kita sebut sebagai jurnalistik radio. Permasalahannya, jurnalistik radio merupakan “barang baru” di belantara medium penyiaran berita, seperti media cetak dan televisi.

Untuk kasus Indonesia, dari segi teknologi dan tradisi news programming, jurnalistik radio masih bisa dibilang tertinggal, sehingga memasuki abad 21 sekarang ini belum ditemukan format jurnalistik radio yang cukup baku dan bisa dijadikan acuan bagi semua praktisi radio. Walaupun dalam sejarahnya kemunculan radio di Indonesia seperti NIROM (Nederland Indische Radio Omroep Maatschappij) di zaman Hindia Belanda atau NHK (Nippon Hoso Kyoko) di masa pendudukan Jepang, banyak memiliki fungsi sebagai alat propaganda pemerintah. Ini  berarti  radio juga menjadi media penyebaran informasi, walaupun hanya sepihak, yakni datang dari penguasa (top down), namun apakah penyebaran informasi yang dilakukan penguasa yang sebenarnya lebih tepat bila disebut propaganda ini memenuhi kaidah-kaidah jurnalistik? Berkaca pada pengalaman RRI di jaman Orde Baru, penyebaran informasi yang dilakukan hanya datang secara sepihak dari penguasa. Prinsip perimbangan informasi tidak didapat ketika kita mendengarkan siaran berita dari RRI.
Berbeda dengan media lainnya, radio menawarkan  imajinasi ke khalayaknya. Media cetak bisa menampilkan gambar lewat hasil karya juru foto dan mungkin permainan grafis lay outnya, televisi bahkan bisa menampilkan informasi yang lebih  jelas dengan tampilan audio  visualnya. Apa yang radio dapat tawarkan memang sangat terbatas, karena radio hanya dapat memproduksi “suara”. Namun justru karena produksi  radio hanya “suara” maka radio lebih jelas bisa menawarkan imajinasi kepada khalayaknya. Khalayak disuguhi tawaran yang sangat terbatas, maka pengelola radio harus bisa membuat keterbatasan tadi menjadi sesuatu hal yang dapat memuaskan khalayak. Karena pendengar akan berusaha memvisualisasikan apa yang didengarkannya dalam benak masing-masing.
Radio dengan basis entertainment mungkin lebih bisa memprogramkan tawaran yang imaginatif dengan konsep hiburannya. Namun bagaimana dengan radio dengan basis pemberitaan sebagai core business-nya? Sesuatu yang gelamor seperti musik, memainkan imajinasi pendengar radio. Disisi lain, berita pada dasarnya hanya menawarkan kebutuhan  khalayak akan informasi. Tantangannya justru terletak ketika kita bisa memberikan informasi yang “imaginatif” bagi pendengar, namun juga membuat pendengar merasa memerlukan informasi tersebut. Tulisan ini mungkin akan mengulas secara teknis, bagaimana membuat pendengar/khalayak merasa memerlukan informasi yang dibuat pengelola radio.

Radio sebagai Sistem Komunikasi
Seperti Bertolt Brecht yang menginginkan radio menjadi alat komunikasi masyarakat, maka menciptakan radio sebagai alat komunikasi juga membutuhkan kesadaran dari masyarakat sebagai pendengar bahwa radio menjadi kebutuhan mereka untuk berkomunikasi. Radio bukan benda mati yang disetel ketika masyarakat membutuhkan hiburan, radio juga dibutuhkan ketika masyarakat membutuhkan perubahan.

Membangun kesadaran masyarakat dengan demikian menjadi inti dari pembuatan program dalam jurnalistik radio. Yang pertama dilakukan adalah bagaimana membuat program radio yang bisa menjadikannya sebagai sarana komunikasi bagi pendengarnya. Kesadaran masyarakat dan kemampuan pengelola radio dalam menjadikan radio sebagai sarana komunikasi ini menumbuhkan apa yang dikenal sebagai “jurnalisme interaktif”. Jurnalisme interaktif memberikan peluang kepada khalayak pendengar terlibat dalam proses siaran informasi. Pendengar bukan lagi sekedar penikmat informasi yang disajikan, namun juga bagian aktif dari radio yang dapat memberikan informasi seperti layaknya reporter.

Penting untuk mengetahui apa yang layak disebut informasi/berita dalam radio dengan basis utama kegiatan jurnalistik atau pemberitaan. Jurnalistik sendiri merupakan segala hal yang menyangkut proses perencanaan, peliputan, produksi dan pelaporan sebuah fakta atau peristiwa menjadi  berita. Jika dalam media cetak, berita adalah peristiwa atau fakta  yang diulangi, maka dalam radio berita adalah peristiwa atau fakta yang dikomunikasi kepada pendengar. Tidak ada kesepakatan dalam batasan berita  radio. Beberapa ahli radio mengatakan  berita adalah sebuah informasi yang baru tentang suatu peristiwa penting dan menarik perhatian pendengar. Ahli lainnya mengatakan, berita adalah laporan tentang fakta atau opini yang menarik perhatian dan penting, yang dibutuhkan sekelompok masyarakat. Terdapat juga ahli tentang radio yang mengatakan  berita adalah laporan atas opini atau peristiwa yang penting  bagi sejumlah besar khalayak.

Dari batasan-batasan tersebut, berita radio dengan demikian adalah suatu sajian laporan berupa fakta atau opini yang mempunyai nilai, penting dan menarik  bagi sebanyak mungkin orang, yang disiarkan melalui radio. Berita radio menjadi sebuah  laporan tentang apa yang sedang terjadi dan bagaimana peristiwa itu berlangsung.  Batasan yang paling mudah dalam menentukan sebuah berita radio adalah contoh konkretnya. Berita radio adalah kerusuhan, konflik politik, prestasi manusia, peristiwa kontroversial, pendapat tokoh publik dan publik itu sendiri, serta  berbagai definisi  operasional lainnya.

Bagai mana sebuah fakta, peristiwa atau opini menjadi sebuah berita radio. Dibawah ini adalah diagram sederhana tentang produksi sebuah berita.

alt

Karakter  Berita Radio 
Dari batas tentang berita radio seperti yang telah dijelaskan, berita radio memiliki beberapa karakter.
  1. Segera dan cepat, Laporan peristiwa atau opini di radio harus sesegera mungkin disajikan kepada pendengar sebagai bagian dari keoptimalan sifat kesegeraan berita radio.
  2. Aktual dan Faktual, Berita radio adalah hasil liputan peristiwa atau opini yang segar dan akurat sesuai dengan fakta yang sebelumnya tidak diketahui oleh pendengar.
  3. Penting  bagi masyarakat luas, Berita radio memiliki keterkaitan dengan nilai berita  yang berlaku dalam kaidah jurnalistik secara umum, dalam melayani kebutuhan publik akan informasi.
  4. Relevan dan berdampak luas, Khalayak secara umum mendapat manfaat dari penyiaran  berita radio sekaligus juga memancing respon dari khalayak.

Secara umum penerapan kaidah jurnalisme di radio membutuhkan ketaatan terhadap kemampuan radio dan pemahaman akan karakter radio itu sendiri sebagai sebuah media. Radio yang memiliki keterbatasan karena hanya dapat memproduksi suara, tetap dituntut menerapkan kaidah jurnalisme dalam memproduksi sebuah berita.

Beberapa persyaratan dalam berita radio antara lain :
  1. Lokal emosional, Berita menjadi alat komunikasi antar individu pendengar dengan masyarakat yang menjadi khalayak jangkauan siaran sebuah radio. Efektifitas berita radio terkadang juga tergantung dengan kedekatan emosional dengan pendengarnya.
  2. Personal, Komunikasi berita radio berlangsung seperti seseorang yang sedang bercerita atau berbicara dengan temannya. Penyiar radio  berita dituntut menguasai bahasa tutur dalam bercerita yang tidak terkesan membacakan sesuatu.
  3. Selintas, Dengan mobilitas khalayaknya yang tinggi, berita radio cenderung ditangkap hanya selintas. Diperlukan pengulangan dan lead   berita yang menarik agar pendengar mengetahui berita yang disiarkan.
  4. Fokus dan antidetil, Dengan hanya memiliki sifat auditif, khalayak radio memiliki keterbatasan kemampuan untuk mengingat rincian berita. Ringkasan dan terfokus adalah syarat mutlak berita radio yang layak siar.
  5. Imajinatif, Kemampuan penyiar berita radio juga harus dapat mengembangkan imajinasi pendengar agar mereka memahami dan merasakan apa yang di informasikan dalam berita radio. Hal ini dilakukan untuk menutupi keterbatasan radio yang hanya memproduksi suara.

Bentuk  Berita Radio
Beberapa bentuk berita yang umum disiarkan antara lain:
  1. Berita tulis (writing  news/ ad libs/sport  news), yakni berita pendek yang bersumber pada media lain atau berita yang ditulis ulang. Termasuk liputan reporter an teksnya diolah kembali.
  2. Berita bersisipan (news with insert), yaitu berita yang dilengkapi dengan sisipan nara sumber.
  3. News features, berita atau laporan jurnalistik panjang yang lebih bersifat human inters.
  4. Live reports, berita  langsung dari reporter di lapangan, dengan menggunakan media telepon.
  5. Buletin berita yaitu gabungan beberapa berita dalam satu  blok waktu.
  6. Berita interaktif, atau nara sumber, biasa dilakukan dengan wawancara melalui telepon
Dari kekuatan materi berita, berita radio terbagi menjadi tiga: hard news, atau berita aktual yang baru saja terjadi di lapangan; soft  news atau  berita lanjutan yang lebih berupa laporan tanpa terikat waktu dan menekankan aspek human inters, pelaku serta tempat-tempat  yang mempengaruhi orang banyak; dan ketiga adalah in-depth news atau  berita mendalam, biasa disajikan dalam format features.

Struktur Berita Radio
Sebagaimana berita pada media lainnya, berita radio  juga terutama menggunakan kaidah Piramida Terbalik. Struktur seperti ini bertujuan agar sebuah berita menarik perhatian sejak awal penyiarannya, bisa membuat informasi yang rangka dan penting tanpa mengesampingkan aspek 5W + 1H.

Dalam struktur piramida terbalik ini bangunan paling atas ditepati oleh lead berita. Lead berita adalah bagian klimaks atau inti berita. Unsur paling penting yang ingin ditekankan pada pendengar ada pada alinea pertama  sebuah berita. Dengan demikian sudah sedari awal pendengar akan tahu apa isi berita yang sedang disiarkan.

Berikutnya adalah atmosfer   berita atau suasana dari berita yang disiarkan. Pada bagian ini setting sebuah berita dimunculkan. Pada prinsipnya, bagian ini menjabarkan apa yang ada dalam lead  berita. Setting ini merupakan penjelasan unsur lead sebagai kelengkapan berita.

Setelah setting berita atau penggambaran atmosfernya, struktur berikutnya adalah background berita. Unsur background biasanya  berupa latar belakang dari sebuah berita. Sebuah jawaban atas pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana”.
Terakhir adalah fakta pendukung sebuah berita. Pada  bagian ini diuraikan fakta-fakta yang melengkapi sebuah  berita. Pada ini biasanya merupakan bagian yang detail yang lengkap, bagaimana ini sebenarnya tidak terlalu penting.

alt

Sumber-sumber Berita Radio
Secara umum sumber berita radio dapat dibagi menjadi dua:
  • Sumber primer/langsung, didapatkan dengan menerjunkan langsung reporter untuk melakukan liputan lapangan. Sumber primer ini juga didapatkan dari studio atau redaksi dengan melakukan wawancara langsung melalui telpon atau nara sumber datang langsung ke studio.
  • Sumber sekunder/tidak langsung, didapatkan antara lain dari media cetak. Elektronik, siaran pers, jaringan kantor  berita, hingga info dari pendengar.

Mengelola sumber  berita menjadi bagian penting dari proses pembuatan sebuah program berita. Data nara sumber seperti alamat, nomor telpon dan berbagai kelengkapan data pustaka menjadi sangat penting dalam pengelolaan sumber  berita. Untuk radio, daftar nomor telpon nara sumber menjadi kelengkapan yang ada pada redaksi dan studio.

Kelayakan atau Nilai Berita
Reporter harus bisa memahami apa  yang diinginkan pendengar. Untuk bisa memahami pendengar, seorang reporter dalam melakukan liputan khusus harus bisa menempatkan dirinya sebagai pendengar. Dengan demikian ia akan tahu apa yang sedang diinginkan diketahui oleh pendengar radio tersebut.

Dalam jurnalistik sebenarnya ada beberapa kaidah umum, namun dapat terasa sangat relatif ketika dioperasionalkan. Kaidah-kaidah jurnalistik tentang kelayakan sebuah berita antara lain:
  1. Aktualitas, Untuk radio, aktualitas sebuah berita menjadi nilai tersendiri karena radio dianggap sebagai media  yang paling unggul dalam kecepatan waktu penayangan.
  2. Kedekatan atau proximity, Kedekatan secara emosi dan fisik akan membuat berita menarik perhatian pendengar. Kedekatan khalayak pendengar dengan sebuah kejadian yang menjadi berita selalu dianggap berarti. Nilainya terutama pada kepedulian, kepentingan dan keakraban.
  3. Tokoh Publik/prominence, Man makes news, ungkapan ini dapat menggambarkan bahwa segala peristiwa seputar tokoh-tokoh publik selalu menarik untuk didengar.
  4. Konflik, Konflik, persengketaan individu atau kelompok, perang, bentrokan, kerusuhan dan peristiwa-peristiwa yang dapat mengambarkan terjadinya sebuah konflik selalu menjadi berita yang menarik perhatian.
  5. Kriminalitas, Kondisi keamanan yang semakin rawan membuat berita kriminal semakin dibutuhkan khalayak, setidaknya untuk sekedar mengetahui daerah-daerah atau tempat-tempat yang rawan tindak kejahatan.
  6. Kemanusiaan atau human interest, Berita yang diangkat dari peristiwa yang menyentuh rasa kemanusiaan dan menggugah empati(membangun perasaan simpatik pendengar)
  7. Sensational, Sesuatu yang luar biasa dan jauh dari ukuran normal, biasanya akan selalu menarik perhatian pendengar.
  8. Besaran Kasus/Magnitude, Jumlah korban kecelakaan, bencana alam, perang, kerugian negara arena korupsi selalu menjadi perhatian pendengar.

Wawancara
Wawancara dalam jurnalistik berarti proses bertanya yang dilakukan reporter untuk mendapatkan jawaban dari nara sumber. Reporter radio dalam melakukan wawancara sedang mewakili khalayak pendengar. Wawancara merupakan bangunan keseluruhan dari kegiatan peliputan. Setiap proses pembuatan berita  bahkan dapat dikatakan hampir selalu membutuhkan wawancara. Bahkan wawancara menjadi bentuk berita tersendiri yang biasa disebut News interview.

Secara teknis operasional, tujuan wawancara meliputi dua hal pokok yakni; apa yang ingin diketahui pendengar dan apa yang harus diketahui pendengar. Penting  bagi reporter dalam melakukan wawancara untuk menempatkan dirinya seolah-olah sebagai pendengar radio. Kebutuhan dari wawancara dalam  berita radio termasuk sesuatu yang sangat mutlak. Karena dari wawancara, berita radio dapat memberikan sisipan yang memang berfungsi selain memperjelas isi berita juga memberikan efek auditif.

Terdapat berbagai bentuk wawancara radio, namun dalam tulisan ini akan disinggung secara umum jenis wawancara  berita.  Wawancara  berita adalah wawancara yang dilakukan untuk menggali berbagai hal seputar peristiwa aktual.

Bagian terpenting dari wawancara  berita adalah bentuk pertanyaan yang harus pendek, jelas dan fokus. Untuk dapat menguasai pelaksanaan wawancara seorang reporter setidaknya harus melakukan riset atau mengetahui latar belakang masalah yang akan dicari  jawabannya melalui wawancara. Pengetahuan tentang background  masalah menjadi penting karena penguasaan materi menjadi inti dalam membuat berita berdasarkan hasil wawancara.  Mengetahui background berarti mengetahui tujuan wawancara.

Contoh liputan Kontroversi dana Kavling DPRD Jawa Barat
  • Nara Sumber
  • Posisi
  • Pertanyaan
  • Anggota DPRD
  • Penerima Dana
  • Apakah pantas menerima uang rakyat di saat kondisi krisis?
  • Sekda propinsi
  • Pemberi Dana
  • Mengapa pemerintah memberikan dana tersebut?
  • Masyarakat
  • Pihak yang berkepentingan
  • Bagaimana tanggapan masyarakat dengan pemberian dana tersebut?
  • Pakar pemerintahan
  • Pengamat
  • Bagaimana sebaiknya kontroversi itu diselesaikan?

Vox Pops
            Vox Pops merupakan istilah lain dari media polling. Vox Pops di radio dilakukan dengan banyak cara, selain menggunakan teknologi seperti SMS, Internet bisa juga dilaksanakan langsung di lapangan.
Cara melakukan wawancara vox pops oleh reporter di lapangan
  • Reporter radio dengan menggunakan mikrofon dan peralatan rekamnya berdiri di tempat dimana masyarakat biasa berkumpul atau lalu lalang (pusat perbelanjaan, stasiun, terminal dll). Reporter kemudian mencegah masyarakat yang lewat sambil menanyakan topik yang sedang dibahas.
  • Tata cara yang umum dalam melakukan vox pops di lapangan adalah: “… saya reporter radio x ingin mengetahui pendapat anda tentang …?”
Pertanyaan yang diajukan ke semua orang harus sama persis. Wawancara dilakukan secara beruntung dalam satu kesempatan.
Biasanya sudah direncanakan berapa nara sumber yang akan diwawancarai.

Etika Jurnalistik Radio
Membuat dan menyajikan berita adalah kegiatan jurnalistik yang berhubungan langsung dengan kepentingan masyarakat. Profesionalisme kerja reporter dan stasiun radio itu sendiri dengan demikian harus selalu berpegangan pada etika d an kode etik yang secara profesional bisa terlayani dengan baik, tanpa mengabaikan profesionalisme kerja itu sendiri.

Etika jurnalistik radio secara umum antara lain:
  1. Menggali berita dengan cara etis. Cara etis harus ditempuh dalam memperoleh berita. Hal-hal seperti kesepakatan antara reporter dengan nara sumber, bagian mana yang layak dimuat dan bagian mana yang dihilangkan, sebaiknya diketahui oleh nara sumber.
  2. Tidak menerima sogokan, wartawan bodrek atau wartawan amplop merupakan penyakit bagi independence yang seharusnya dijunjung tinggi oleh jurnalis. Obyektivitas berita dapat terjaga dengan tidak menerima sogokan atau pemberian dalam bentuk apapun.
  3. Konsisten pada prinsip keberimbangan dan obyektivitas, dalam jurnalisme pernyataan sepihak atau pernyataan secara sepotong dapat dikenai delik pidana. Apalagi  jika dimaksudkan untuk menguntungkan salah satu pihak.
Reposting  : awan albana [FDR 027- MPR 230]
Source Dari Berbagai Sumber

Pustaka :
Masduki, 2001, Jurnalisme Radio, Yogyakarta, LkiS
Mirza, Layla S (ed) Politik dan Radio, Friedrich Nauman Stiftung

TEKNIK MENGARSIPKAN SIARAN RADIO (DIGITAL RADIO LOGGER)

TEKNIK MENGARSIPKAN SIARAN RADIO (DIGITAL RADIO LOGGER)

SALAM RADIO!... Bagi anda pegiat dunia penyiaran radio, sudah pasti pengarsipan rekaman siaran radio setiap hari menjadi perhatian penting. Karena dengan kita mengarsipkan rekaman siaran radio kita dengan manajemen data yang baik akan memberikan efek manfaat luar biasa bagi radio kita.

Manfaat arsip rekaman siaran radio banyak sekali antara lain :
  • Materi Evaluasi (Dengan adanya "Radio Logger" sangat membantu sebagai salah satu sumber informasi bagi seluruh level manajemen baik itu "Marketing Manager ", "Program Manager ", "HRD",  "Station Manager", dsb ... dalam melakukan evaluasi, agar kedepan dapat merumuskan startegi yang tepat )
  • Bukti Siar Radio (Sebagai bukti siar sekaligus menjaga kepercayaan client terhadap radio kita)
  • Data/Arsip Radio
  • Materi Riset Radio
  • Content Podcast (Content siaran radio yang kita rekam setelah melalui tahap editing akan menjadi content yang menarik dan dapat dinikmati oleh listener kita secara offline melalui teknologi internet dengan website sebagai interfacenya dan dapat diakses secara mudah baik melalui komputer desktop, laptop, handphone dll)
  • dsb

Dari manfaat tersebut tentunya sangat disayangkan apabila content siaran radio kita hilang percuma tanpa arsip yang baik. Kendala dilapangan banyak rekan-rekan pegiat radio terbentur dengan dana yang terbatas atau kendala teknis dll sehingga pentingnya "Radio Logger" menjadi tidak diperhatikan.

Solusi saatnya anda coba software FREEWARE yang punya kemampuan sangat handal yang dapat kita pergunakan sebagai RADIO LOGGER yakni software JETAUDIO versi 5.1.7 namun apabila rekan-rekan punya dana cukup silahka coba JETAUDIO versi FULL atau All Sound Recorder VISTA - [www.mp3do.com/soundrecordervista.html]


JETAUDIO [jetaudio.com]
JetAudio saat ini per 8 Juli 2010 sudah release sampai versi jetAudio 8.0.7 Basic yang bisa anda download secara gratis langsung di http://www.jetaudio.com/download namun untuk kepentingan RADIO LOGGER kita diatas, JETAUDIO versi 5.1.7 sudah cukup memadai untuk kita gunakan dengan pertimbangan :

Pertimbangan pertama selain ukuran file program lebih kecil, memory yang digunakan juga kecil, dan specification komputer untuk JETAUDIO versi 5.1.7 tidak menguras isi dompet ;
    * Pentium 800 MHz or faster CPU
    * 256MB of RAM (512MB or more Recommended)
    * 40 MB of free hard disk space (or more Recommended)
    * Operating system : Windows 98/Me/2000/XP/Vista
    * Good Soundcard, speakers or headphones
    * Microphone (Optional)    Internet Connection (Optional)
    * DirectX 8 or higher version

Pertimbangan kedua dalam versi-versi terakhir JETAUDIO versi FREE tidak include MP3/mp3PRO encoding Pack [untuk fungsi full anda harus mengeluarkan dana $29.00 untuk jetAudio 8.0.7 Plus VX] sedangkan JETAUDIO versi 5.1.7 versi terdahulu sudah include MP3/mp3PRO encoding Pack ini sangat berguna untuk mengconvert ukuran audio lebih kecil sehingga kita bisa efisiensi Ruang Data (Harddisk).

Pertimbangan ketiga mudah dalam menggunakan & memahaminya (User Friendly)

LINK DOWNLOAD JETAUDIO versi 5.1.7 >> [download]

1. Download & Install program selanjutnya running program Start*Program*JetAudio
2. Klik menu RECORDING

alt


3. Setting semua form yang dikotak merah seperti petunjuk gambar dibawah ini

NOTE : khusus untuk source audio wajib menggunakan channel line in pada soundcard dan sedapat mungkin berasal dari source output yang berkualitas baik sehingga hasil rekaman bagus.

alt


4. Untuk menjalankan perintah recording (rekam) klik tombol START apabila hendak berhenti sejenak cukup klik tombol PAUSE dan apabila rekaman selesai klik tombol STOP, maka secara otomatis file rekaman siaran radio kita sudah berada di folder yang sudah kita tentukan dengan pelabelan nama yang unik [sangat simple].

NOTE : Bagi rekan-rekan radio yang ingin lebih efisiensi dalam sumberdaya computer dapat menggunakan computer yang disetting multi fungsi, selain untuk Computer Rekaman Siaran Radio dapat juga sebagai computer announcer baca SMS, YM  Radio (untuk YM jangan lupa untuk me-nonaktifkan fungsi mic & sound karena bila tidak maka setting recording/input akan mengikuti defaul setting YM yaitu microphone bukan LineIn atau bisa menggunakan double soundcard untuk YM setting di soundcard 2 untuk rekaman JETAUDIO pakai LineIn soundcard 1), FB Radio, Twitter Radio, Akses Internet untuk Info Update sekaligus ... silahkan dicoba yang pasti spesifikasi computer wajib bagus tentunya, PERHATIAN UTILITY DIATAS TIDAK BOLEH DIGABUNG DENGAN COMPUTER ONAIR (RADIO PLAYER) BAHAYA kasihan computernyata nanti bisa crash/hang :) !!!....


alt

NOTE :
Saat ini sudah direlease jetCast DSP plugin for Winamp yang dapat digunakan untuk kepentingan streaming radio silahkan anda mencobanya... GOOD LUCK!

[FREEWARE] jetCast DSP plugin for Winamp >> [download] or [mirror]
jetCast DSP plugin for Winamp
http://www.jetaudio.com/download/jetcast.html
  • SHOUTCast yp registration support
  • SHOUTCast server listener information support
  • MP3 (MP3 Pro) / WMA / OGG Vorbis support
  • Private broadcast (for MP3/OGG format ), Listeners who don't know the password can't connect to the station
  • Changeable Metadata string format, Users can change metadata format as they want
  • Improved microphone input support
  • Station Homepage supports & XML status reporting (for MP3/OGG format)
  • Supports external servers ( jetCast Server, SHOUTCast server, Icecast v1, Icecast v2 supports ), You can expand your broadcasting up to 5 servers.

alt

ditulis oleh  AwanAlbana [FDR027~MPR230]


 Baca juga : Program Rekaman untuk merekam semua aktivitas siaran KLIK

Radio 2.0 is NOW!


Radio 2.0 is NOW!
Facebook, nama yang tidak asing lagi. Di awal mengenal situs jejaring sosial ini sekitar 2 hingga 3 tahun lalu, Facebook masih beranggotakan mereka dari kalangan usia dewasa muda sekitar usia 20an tahun keatas. Sedangkan mereka yang dari kalangan remaja, masih bermain di Friendster. Seiring dengan waktu, jumlah anggota Facebook semakin bertambah banyak dan pasarnya pun semakin luas, mulai dari anak SD hingga kakek-nenek, mulai dari penjual koran hingga pemilik perusahaan besar.

Perkembangan ini didukung dengan semakin mudah dan semakin murahnya akses internet, membanjirnya handphone murah buatan China dan tentunya promosi gencar dari hampir semua operator selular yang memasukkan feature facebook sebagai salah satu nilai jual dalam program bundling yang mereka tawarkan.

Banyak orang tertarik dengan Facebook, karena Facebook berhasil menyatukan beragam fasilitas yang sebelumnya disajikan oleh sarana dan situs yang berbeda. Mengirim message yang sebelumnya biasa dilakukan melalui email bisa kita lakukan melalui facebook message (inbox), demikian juga dengan chatting (selama ini melalui YM, GT, ICQ dsb), sharing foto (selama ini melalui flickr, picasa dsb), menulis note (selama ini melalui blog), bermain game online, mengoperasikan berbagai aplikasi, serta tentunya yang paling khas adalah menulis status dan mengomentari status teman.

Keberhasilan Facebook, mendongkrak popularitas Twitter – situs micro blogging yang melesat mengalahkan (paling tidak di Indonesia) popularitas Plurk, Google Buzz, Jaiku dan lainnya. Meskipun dalam bentuk yang lebih sederhana, melalui situ micro blogging kita juga dapat berinteraksi dengan teman-teman kita, mengupload foto dan video, memberitahu lokasi dan berbagi link informasi.
Baik Facebook, Twitter, dan berbagai situs sejenis telah memanfaatkan pergeseran kebiasaan orang berinternet, perkembangan internet yang pada awalnya hanya bisa dinikmati secara pasif dan sekarang bisa melibatkan penggunanya untuk berinteraksi – yang kita kenal dengan era Web 2.0, serta yang perlu diwaspadai oleh media tradisional termasuk radio adalah perubahan fungsi dari hanya sekedar situs Social Network menjadi situs Social Media.
Satu hal yang saya cermati dari keberhasilan situs jejaring sosial adalah kejelian mengamati dan memberikan apa yang diinginkan oleh manusia pada umumnya, yaitu kebutuhan untuk selalu bersosialisasi. Pengguna bisa melakukan apa yang mereka inginkan untuk mengekspresikan ide, mulai dari yang paling sederhana melalui status, foto, video, hingga menuangkannya dalam tulisan.
Lalu apakah mereka akan menggilas media tradisional – radio? Menurut saya, yang akan menggilas kita bukanlah situs Social Media, tapi kemapanan dan keengganan kita untuk mengikuti perkembangan.
Radio, pada dasarnya adalah sebuah social media yang jauh lebih social jika dibandingkan dengan televisi atau media cetak. Sejak ditemukannya radio, telpon, kemudian telpon seluler dan budaya ber-sms, manusia sudah memanfaatkan radio untuk berinteraksi langsung, baik dengan penyiar maupun teman-teman mereka secara real time kapanpun mereka mau.

Namun, karena sudah menjadi sesuatu yang biasa dilakukan, fungsi sebagai social media menjadi kurang tergali dengan baik. Kebanyakan dari radio terjebak pada perlombaan membuat acara terbaik, lagu terbaru dan terlengkap serta berbagai masalah tekhnis baik sistem maupun hardware. Kita harus bisa memfungsikan radio kita sebagai media bersosialisasi para pendengar. Perlu direnungkan, apakah kita sudah menjadi media bagi si A dan teman-temannya, apakah kita sudah menjadi media bagi komunitas x dan sebagainya. Belajar dari radio komunitas, tidak pandang bagaimana acara dan bentuknya, radio komunitas memiliki pendengarnya sendiri, yaitu mereka yang ada dalam komunitas tersebut.
Tidak hanya radio hiburan. Radio berita juga akan mampu meraih lebih banyak pendengar jika bisa memfungsikan diri sebagai Social Media. Banyak rekan-rekan dari radio berita yang sudah merasakan dampak dari hal ini, misalnya dengan memberikan kesempatan bagi pendengar untuk saling berbagi informasi mengenai apa yang sedang mereka alami atau lihat. Bisa juga dengan memberikan wadah bagi pendengar untuk saling memberikan pendapat atau bahkan solusi bagi sesama pendengar yang sedang mengalami kesulitan atau masalah, dan masih banyak hal lain yang bisa dilakukan oleh radio untuk mewadahi keinginan pendengarnya berinteraksi dan bersosialisasi.

Lalu bagaimana dengan jejaring sosial yang ada di internet? Manfaatkanlah untuk mendukung siaran kita. Ikuti apa yang sedang menjadi trend selama hal tersebut membawa dampak positif bagi kita dan pendengar.
Riset dari Doverwood Communicatios – konsultan social media, PR dan WOM Marketing di Amerika menunjukkan, bahwa 56% radio memanfaatkan apa yang terjadi di situs jejaring sosial – termasuk berbagai informasi dari “citizen journalists” sebagai bahan siaran mereka. Saya sendiri banyak mendapatkan informasi lebih awal dari Twitter dibandingkan dari media-media tradisional yang ada. 45% dari radio yang disurvey oleh Doverwood diketahui memiliki Facebook dan Twitter untuk menjaga komunikasi dengan pendengarnya. 30% diantaranya bahkan meyakini bahwa social media di internet telah memperkuat loyalitas pendengarnya.
Radio adalah juga social media dengan karakteristik yang sama dengan social media yang ada di dunia maya: personal, interactive dan reactive. Jadi, manfaatkanlah blog, Facebook, Twitter dan berbagai social media lainnya sebagai kepanjangan tangan dari siaran radio kita. Biarlah pendengar membaca informasi dan berpartisipasi dalam blog radio, mem-follow Twitter kita untuk mendapatkan informasi acara atau berita terbaru, serta menjadi fans di Facebook kita untuk bersosialisasi dengan radio, penyiar dan komunitas mereka.
Radio 2.0 is not about future Radio but about present Radio! Find listener’s needs, not just what they want.

Membuat streaming radio menggunakan cpanel listen2myradio.com

Sahabat Anda berpikir bahwa membuat sebuah Streaming Radio sangat dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit,namun jangan khawatir saya akan menjelaskan Tutorial Streaming radio yang Insya Allah mudah dan mudah dipahami,bukan itu saja Server yang dijadikan Hosting itu didapatkan dengan FREE dari www.shoutcast.com dan www.listen2myradio.com
membuat sebuah program untuk tempat url alamat streamingnya di komputer atau yang disebut DSP Plug-in di winampnya,cara membuatnya tinggal download kemudian menginstallnya ke komputer kita

baiklah untuk lebih jelasnya akan saya kasih langkah2nya :

1.Kalau komputer kita belum ada winampnya silahkan donwload dulu ini alamatnya :www.winamp.com/player/

2.Setelah kita udah memilki winamp yang udah terinstall di komputer kita ,kemudian kita download SHOUTcast Radio DSP plug-in untuk winamp ini alamat downloadnya http://yp.shoutcast.com/downloads/shoutcast-dsp-1-9-0-windows.exe kemudian install

3.Setelah terinstall plug-innya kemudian buka winampnya dan tekan tombol kunci "CTRL
and P secara bersamaan dan kemudian jendela window akan terbuka
dan di sebelah kiri cari line /tulisan "DSP/Effect" kemudian akhtifkan dengan cara mengkliknya, setelah di klik akan muncul disebalah kanan line/tulisan "Nullsoft SHOUTcast Source DSP v1.8.2b" akhtifkanlah dengan cara mengkliknya

4.Setelah di klik akan muncul/membuka window untuk tempat server streaming .lihat gambarnya di bwah ini :


5 Pada bagian ini sudah hampir selesai, sekarang kita pergi ke www.listen2myradio.com silahkan daftar dulu disana dengan klik sigh-up setelah selesai silahkan install server streamingnya disana ikuti petunjuk disana, setelah selesai kita akan mendapatkan alamat server streamingnya contohnya 83.142.230.165 portnya 6678



6.stelah selesai kita kembali ke program shoutcast plug-in yang udah terinstal tadi kemudian masukanlah alamat tadi.dengan cara klik output kemudian pilih connection setelah itu masukan " 83.142.230.165" dan port "6678"misalnya dan jangan lupa tulis password sebagai control panel


setelah itu di test kalau belum berhasil silahkan periksa lagi control panelnya dan juga passwordnya udah bener atau ga

7.selesai

8.smoga dapat di pahami oleh temen2 semua


ini contoh buatan streaming saya : http://97harmonifm.radiostream123.com/

WAWANCARA RADIO

Pengalaman diwawancara oleh wartawan atau produser radio berbeda ‘rasanya’ dengan wawancara oleh media cetak atau bahkan televisi. Ada beberapa hal yang harus anda persiapkan agar apa yang anda sampaikan benar-benar maksimal dan anda akan nampak sebagai seorang nara sumber yang profesional. Mungkin beberapa tips ini bisa membantu.


JENIS WAWANCARA RADIO:
Wawancara radio biasanya dilakukan melalui cara-cara:

1. LIVE ATAU SIARAN LANGSUNG, baik dengan mengundang anda ke stasiun radio yang bersangkutan atau melalui telepon.
a. Wawancara Di Studio
Jika wawancara dilakukan di studio, pewawancara biasanya akan memberikan anda beberapa pengarahan tentang apa yang harus anda lakukan. Kalaupun tidak, ada beberapa hal yang harus anda perhatikan, seperti:
  • Mikrofon: Pastikan jarak antara mulut dengan mikrofon tidak terlalu dekat tapi tidak terlalu jauh. Jarak ideal antara mulut dengan mikrofon adalah satu kepalan tangan. Pastikan pula anda tidak banyak bergerak karena akan mempengaruhi kualitas suara anda di udara. Masalah ini bisa diatasi jika radio yang bersangkutan menggunakan mikrofon yang menyatu dengan headphone. Oya, satu hal lagi, jangan sekali-kali meniup atau mengetuk-ngetuk mikrofon. Ini bukan pidato di kelurahan hehehehe..
  • Headphone dan kontrol suara: Jangan anggap remeh fungsi headphone. Kegunaan headphone adalah untuk memonitor kualitas suara anda. Jangan segan-segan meminta pada operator atau penyiar untuk mengecilkan atau membesarkan suara di headphone sesuai dengan kenyamanan pendengaran anda.
  • Matikan ponsel anda. Sinyal ponsel bisa mengganggu perangkat elektronik di studio. Matikan. Jangan di silent!
b. Wawancara Melalui Telepon
Wawancara langsung melalui telepon berbeda dengan wawancara langsung di studio. Kualitas suara telepon jauh lebih rendah sehingga seringkali membuat anda harus bicara ekstra keras dengan pengucapan yang jelas. Itu yang terpenting. Hal lain yang juga harus diketahui:
  • Anda tidak akan langsung mengudara begitu di telepon. Idealnya anda akan di brief tentang apa yang harus dilakukan. Pada saat itu pastikan suara di ujung sana bisa anda dengar dengan jelas.
  • Dalam beberapa kasus, ada radio yang langsung menghubungi anda di udara. Bisa jadi karena anda adalah narasumber yang sulit dimintai wawancara sehingga mereka memutuskan ‘menembak’ anda langsung di udara. Jika ini terjadi, anda punya hak menolak. Sepenting apapun wawancara itu, pihak radio harus lebih dulu meminta persetujuan anda untuk bisa mengudarakan wawancara dengan anda. Jika anda sudah terlanjut di ‘tembak’, tips terbaik dari saya adalah diam. Jangan tutup telepon, apalagi membanting telepon.
  • Sebisa mungkin minta si pewawancara untuk menghubungi nomor rumah atau kantor dan jangan melalui handphone.
  • Jangan bicara terlalu dekat dengan spiker telepon. Sesuaikan jarak yang nyaman.
  • Seringkali anda tertarik mendengar suara anda langsung melalui di radio. Namun sebaiknya jangan. Pertama dia bisa menimbulkan suara feedback atau berdenging. Kedua seringkali ada keterlambatan atau delay di radio sehingga akan menganggu proses anda mendengarkan wawancara. Kalaupun anda tetap ingin mendengarkan melalui radio, pastikan volume nya tidak terlalu besar. Dalam beberapa kasus anda juga bisa membalik speaker radio agar tidak berhadapan laangsung dengan anda. Ini bisa mengurangi efek feedbback.
2. WAWANCARA PRE-RECORDED ATAU DIREKAM TERLEBIH DAHULU, untuk kemudian di edit sebelum diudarakan. Ini juga bisa dilakukan di studio radio yang bersangkutan atau si pewawancara yang datang kepada anda dan melakukan wawancara dengan alat rekam atau juga melalui telepon. Pada prinsipnya wawancara pre-recorded ini sama dengan wawancara lain. Hanya saja bedanya dia tidak dilakukan secara live. Karena itu perhatikan poin-poin sebelumnya.
Selain itu ada hal lain yang juga anda perlu perhatikan, terutama berkaitan dengan wawancara yang dilakukan dengan alat rekam. Setiap alat rekam yang digunakan oleh pewawancara memiliki karekteristik yang berbeda-beda. Ada yang masih menggunakan kaset recorder biasa, mini disc recorder atau bahkan IC recorder yang sudah canggih. Para wartawan radio itu pasti tahu seluk beluk alat rekam mereka. Namun tidak ada salahnya kalau anda memastikan untuk berbicara dengan jelas. Jangan segan-segan untuk bertanya pada pewawancara anda apakah suara anda sudah cukup jelas direkam.
Sekali lagi ingat bahwa tujuan utama anda sebagai nara sumber yang diwawancara adalah supaya apa yang anda sampaikan itu bisa muncul dengan jelas.

PERBEDAAN WAWANCARA DI RADIO DENGAN MEDIA LAIN

PERBEDAAN WAWANCARA DI RADIO DENGAN MEDIA LAIN
1. Suara/Audio
Perbedaan paling utama tentu saja adalah adanya unsur suara atau audio. Sudah pasti dalam wawancara radio suara anda akan muncul. Dalam wawancara dengan media cetak, suara anda akan di rubah dalam bentuk tulisan sehingga masih memungkinkan adanya perbaikan dalam hal tata bahasa atau jika ada pendapat anda yang bisa disalah tafsirkan. Wartawan yang baik tentu akan menghubungi anda untuk konfirmasi ulang dan dengan mudah perubahan itu bisa dituliskannya. Tapi di radio ini berarti anda harus merekamkan kembali merekam ulang dan itu tentu perlu waktu.

Karena itulah kontrol suara sangat penting saat melakukan wawancara radio, tapi tujuannya bukan supaya suara anda jadi bagus sebagus suara Pak Sambas (alm), tapi lebih kepada agar apa yang anda sampaikan itu terdengar jelas, baik dari segi artikulasi, penyebutan maupun volume suara.

Jika suara yang terdengar terlalu besar, menjauhlah dari mikrofon dan sebaliknya. ‘Penyakit’ lain yang juga sering muncul berkaitan dengan suara ini adalah apa yang disebut sebagai bopping dan hissing. Bopping akan terjadi jika penyebutan huruf “b” atau “p” terlalu keras atau berlebihan sehingga menimbulkan suara aneh. Hissing muncul pada penyebutan huruf seperti “s” atau “x” yang berlebihan sehingga juga akan terdengar aneh dan menggangu kejelasan suara anda. Atasi dengan mengontrol jarak dengan mikrofon atau juga cara penyebutan huruf-huruf tadi.

2. Sekali lewat.
Radio adalah medium sekali dengar. Karena itu jangan bicara bertele-tele. Pastikan anda bicara to the point walaupun mungkin anda diberikan waktu wawancara yang panjang. Siapkan atau tuliskan poin-poin yang akan anda sampaikan. Asal tahu saja, kemampuan orang mendengarkan omongan di radio sangat terbatas. Bahkan konon kemampuan orang menangkap pesan yang didengar di radio hanya maksimal 5 menit setelah itu mereka akan hilang konsentrasi. Jangan pula mendominasi pembicaraan. Biarkan pewawancara yang memegang kendali.

3. Unsur Emosi
Selama ini mungkin banyak yang berfikir bahwa wawancara melalui radio relatif lebih mudah, apalagi karena wajah anda tidak nampak, seperti di televisi. Tapi percayalah, emosi anda, suasana hati anda, bahkan sering kepribadian anda akan lebih nampak dari suara.
Karena itulah dalam wawancara radio, penting bagi anda untuk menjadi diri sendiri. Ingat! Anda bukan penyiar. Jadi jangan terlalu memusingkan mutu suara anda. Jadilah diri sendiri. Anda diundang bukan karena suara anda yang berat dan bagus seperti Pak Sambas (alm) atau Olan Sitompul. Anda diundang karena pendapat yang anda sampaikan. Tetaplah santai seperti layaknya bercakap-cakap biasa, tapi tetap kontrol suara anda agar apa yang anda sampaikan itu jelas. Walau ini bukan televisi, tapi jika anda tidak santai, justru akan sangat terasakan oleh pendengar. Bahkan dalam beberapa kasus, suara anda bisa terdengar cempreng.


Demikian beberapa tips dari saya, semoga bermanfaat. Memang pada dasarnya anda tinggal bicara, karena semua sudah diatur oleh pewawancara. Tapi tidak ada salahnya kan jika anda tampak lebih professional sebagai seorang nara sumber.

IKLAN RADIO

IKLAN RADIO

Dari masa ke masa, peranan radio selalu penting. Bermunculannya berbagai media elektronik, termasuk maraknya Internet pun, tidak menenggelamkan radio sebagai salah satu media pilihan konsumen. Karenanya, iklan di radio tetap perlu untuk dipertimbangkan dalam integrated marketing communication (IMC) sebuah brand campaign.

Pada pagi hari dan sore hari dimana sebagian masyarakat terjebak kemacetan lalu lintas, radio di mobil menjadi teman perjalanan yang menyenangkan. Breaking news dan obrolan santai dari para penyiar radio mengurangi stress yang dirasakan sepanjang perjalanan. Sulit bagi media lain untuk mendapatkan coverage setinggi radio pada jam-jam kemacetan lalu lintas ini.

Disamping teve lokal yang sekarang sudah mulai menjamur, radio merupakan pilihan yang tepat untuk menjangkau konsumen di daerah tertentu, termasuk di pedalaman. Dengan memilih tipe program dan segmen radio yang sesuai, pengiklan bisa lebih fokus untuk mengekspose brandnya ke tipe pendengar yang lebih segmented, baik itu dari segi usia, etnik maupun lifestyle tertentu.

Kelebihan lain dari radio adalah lebih singkatnya waktu untuk mempersiapkan materi iklan. Materipun bisa dikemas/dibawakan dengan gaya bahasa sedemikian rupa sehingga sesuai dengan selera pendengar lokal.

Salah satu tipe program radio yang mendapat rating tinggi adalah yang menyediakan interaksi langsung, baik itu antar pendengar maupun antar pendengar dan penyiar. Diskusi-diskusi interaktif ini punya magnet yang kuat karena terbukti memberikan banyak insight bagi pendengar untuk masalah-masalah yang sedang hangat dibicarakan di media lainnya. Materi iklan yang baik selain dibutuhkan untuk mendorong penjualan, juga merupakan citra kredibilitas brand dan perusahaan. Saran saya, mintalah bantuan profesional, baik itu team dari biro iklan maupun rumah produksi yang menawarkan jasa serupa. Mereka lebih berpengalaman dalam mendisain dan menciptakan iklan yang baik, dan mampu membuatkan rencana pemasangan iklan yang selain lebih ekonomis juga lebih sesuai dengan tujuan campaign.

Iklan radio yang efektif adalah yang mampu melibatkan pendengarnya. Engagement bisa diperoleh dari pemilihan kata-kata yang menarik atau humoris, dari komponen musik dan dari sound effect lainnya. Adakalanya, radio setempat juga menawarkan jasa untuk membacakan script iklan oleh penyiarnya. Ini bagus, karena mampu menepis kebosanan pendengar yang lelah dijejali iklan yang bertubi-tubi. Dengan gaya tersendiri, penyiar membacakan script iklan dengan renyah dan dibumbui cerita-cerita keseharian, sehingga lebih merasuk ke benak pendengar. Hanya saja, harus tetap dilakukan suatu monitoring khusus, untuk meyakinkan bahwa penyiar tidak terlalu jauh memodifikasi script yang dikemas untuk brand.

Karena harganya yang relatif lebih murah, iklan radio bermanfaat untuk meningkatkan frekuensi eksposure sebuah campaign. Dengan tingginya frekuensi, awareness terhadap pesan yang disampaikan melalui media radio akan dengan cepat dibangun. Yang perlu diperhatikan adalah adanya sinergi antara pesan brand yang disampaikan lewat media radio dengan pesan brand yang disampaikan di media lainnya. Jangan sampai masing-masing media menyampaikan hal yang tidak berhubungan, bahkan bertentangan.
Pertimbangkan juga membeli paket-paket sponsorship seperti program berita, program situasi lalu lintas, kontes, dll. Paket memberikan kesempatan muncul lebih sering, dan harganya juga umumnya lebih murah jika dihitung per spot. Negosiasikan agar iklan brand Anda yang pertama muncul setiap jeda dalam program, untuk mendapatkan eksposure maksimum.

Ada beberapa kelemahan media radio. Media ini kadang hanya dijadikan semacam latar belakang saja, sehingga kesannya diabaikan oleh pendengarnya. Oleh karenanya iklan di radio harus sering frekuensinya. Juga, iklan ini tidak memiliki visual, baik itu berupa gambar maupun teks, sehingga ada keterbatasan untuk menarik perhatian secara suara/audio. Kekurangan lainnya adalah tidak tersedianya banyak studi atau survei yang secara spesifik menunjukkan efektivitas iklan radio, sehingga pengiklan tidak punya support kuat untuk mendukung keputusannya.

Masih lebih banyak manfaat beriklan di radio dibandingkan kekurangannya, oleh karena itu jangan ragu untuk mempertimbangkan media ini. Segera undang biro iklan Anda untuk membicarakan rencana beriklan di radio.

3 CARA MENJADI PENULIS

3 CARA MENJADI PENULIS

Sastrawan dan budayawan Kuntowijoyo mengatakan, hanya ada tiga cara untuk menjadi penulis, yaitu dengan menulis, menulis, dan menulis. “Awali setiap pagimu dengan menulis,” kata penulis asal Inggris, Gerald Brenan (1894-1987). “Itu akan membuatmu jadi seorang penulis.”
Penulis Amerika Serikat Getrude Stein (1874 –1946) mendefinisikan menulis dengan “menulis adalah menulis menulis adalah menulis adalah menulis adalah… dan seterusnya”. Jadi, cuma satu jalan untuk menjadi penulis, ya… menulis! Masa berenang…!
Menulis itu sebenarnya tidak perlu terlalu banyak “teori”, menulis sajalah seperti Anda berbicara. Namun, untuk menjadi penulis yang baik dan benar, tentu ada syaratnya. Untuk menjadi penulis yang “baik dan benar”, setidaknya diperlukan tiga hal:

  1. Suka membaca. Dengan rajin membaca Anda akan memiliki wawasan luas. Untuk bisa menulis, dibutuhkan wawasan. Wawasan kita akan berkembang dengan banyak membaca. Bukan saja membaca koran, majalah, atau buku, tapi juga “membaca fenomena” atau setiap kejadian di sekitar kita.
  2. Kuasai Tata Bahasa. Menulis berbeda dengan berbicara. Menulis menggunakan bahasa tulisan, struktur kalimat harus diperhatikan, misalnya subjek predikat, kata kerja – kata benda. Sedangkan kalau berbicara menggunakan bahasa lisan. Asalkan dimengerti, orang tidak akan peduli soal stuktur atau ejaan. Tapi dalam bahasa tulisan, salah titik-koma saja bisa jadi masalah. So, jangan sepelekan pelajaran bahasa Indonesia dan EYD-nya.
  3. Sabar. Menulis adalah proses, butuh waktu dan ketekunan. Ada tahapan yang harus dilalui yang butuh perjuangan. Setiap perjuangan butuh pengorbanan. Pengorbanan dalam menulis adalah bersikap sabar.
Teknik Menulis
Menulis adalah sebuah proses, ada tahap yang harus dilalui. Ini juga menunjukkan, menulis itu “kerja intelektual”, harus mikir, karenanya… butuh kesabaran!
Ada empat tahap yang harus dilalui dalam menulis: prewriting (pra-menulis), drafting (penulisan naskah awal), revising (perbaikan), and editing (koreksi naskah dan substansi).
1. Prewriting –adalah proses berpikir untuk menentukan tujuan tulisan, menyesuaikan gaya bahasa dan bahasan dengan pembaca, memilih topik.

  • Tentukan tujuan! Tujuan menulis ada tiga: menyampaikan informasi (to inform), menghibur (to entertain), atau untik mengajak/mempenharuhi (to persuade).
  • Perhatikan pembaca Anda! Pikirkan, untuk siapa Anda menulis atau siapa yang akan membaca tulisan Anda. Tulisan buat dibaca teman-teman Anda, gunakan gaya bahasa dan ungkapan-ungkapan yang biasa Anda kemukakan ketika ngobrol dengan mereka!
  • Tentukan topik! Apa yang mau Anda bahas atau kemukakan dalam tulisan itu. Temukan ide utama (main idea), persempit (narrow yout topic), dan temukan poinnya atau intinya.
  • Kumpulan Referensi. Kumpulkan data ataupun informasi yang cukup untuk mengembangkan topik Anda dan membangun tulisan. Galilah informasi dan data yang diperlukan dari berbagai sumber, misalnya dari bahan-bahan tulisan orang lain di majalah, koran dan buku-buku, percakapan dengan kawan atau ahli, observasi lapangan, ataupun contoh-contoh dari pengalaman pribadi. Jangan lupa: baca semua referensi yang ada dan pahami! Lalu catat atau beri tanda bahan yang sekiranya akan Anda kutip!
2. Outlining — Setelah topik dipilih, referensi dikumpulkan dan dibaca, saatnya Anda membuat garis besar tulisan (outline). Rapikan poin-poin bahasan, mulai pendahuluan, “jembatan” menuju bahasa utama (bridging), dan pokok-pokok bahasan (subjudul).
Guna menyusun oultine, perhatikan, anatomi atau stuktir sebuah artikel berikut ini:

  • Head – judul tulisan
  • By Name – nama penulis
  • Intro – lead atau bagian pembuka tulisan (opening), bisa berupa kutipan pendapat orang, kutipan atau ringkasan berita aktual, atau kutipan pepatah dan peristiwa.
  • Bridge – jembatan, penghubung antara intro dengan isi tulisan. Bisa berupa pertanyaan atau pengantar menuju isi tulisan.
  • Body — isi tulisan, biasanya dibagi menjadi dua atau tiga subjudul.
  • Closing — penutup, bisa berupa kesimpulan atau pertanyaan tanpa jawaban.
2. Writing – Drafting or Composing the First Draft. Mulailah menulis dengan menulis naskah pertama, naskah kasar. Tulislah dulu apa yang ada di kepala, yang ingat, semuanya! Jangan dulu melihat referensi data data. Bahkan, lupakan dulu semua “teori menulis”!
Selain itu, tak perlu perhatikan soal ejaan atau kata/kalimat baku dalam tahap “menulis bebas” (free writing) ini. Menulis sajalah, tuliskan semua yang Anda tahu dan pikirkan tentang topik yang sudah ditentukan!

3. Rewriting – The Revising Stage. Menulis ulang atau memperbaiki naskah awal tadi, sesuaikan dengan outline. Perhatikan judul, harus benar-benar mewakili isi naskah. Perbaiki kesalahan kata, kalimat, atau ejaan. Hindari pengulangan kalimat.
Terpenting, pastikan tulisan Anda jelas dan mudah dimengerti. Pastikan, Anda sudah menulis kalimat dengan benar, efektif, dan jelas. Pastikan juga setiap paragraf nyambung dengan topik yang dibahas. Last not least, dapatkah pembaca memahami isi dan maksud tulisan Anda?

4. Editing — Correcting the Final Version. Inilah tahap “finishing touch” sebelum tulisan Anda dipublikasikan atau dikirimkan. Koreksi setiap kata! Juga tanda-tanda baca, seperti titik-koma.