MANAJEMEN SIARAN KATA

MANAJEMEN SIARAN KATA
A. JENIS-JENIS SIARAN KATA
Yang dimaksud siaran kata adalah semua program radio yang output utamanya berupa kata-kata, baik dalam bentuk news(berita) ataupun non news(bukan berita). Dari definisi ini, maka siaran kata dibagi menjadi 2 bagian:

1. News(berita) yakni: siaran kata yang berbasis pada fakta yang ada dimasyarakat. Meliputi:
a. Berita: fakta yang diproses dan kemudian dikomunikasikan kepada khalayak dalam bentuk auditif dan singkat.
b. Feature: berita yang disajikan secara mendalam dari berbagai sisi sehingga relatif panjang. Penyajian feature seringkali dipadukan dengan musik.
c. Majalah udara : mirip feature (berita yang disajikan secara mendalam dari berbagai sisi), namun biasanya lebih dari satu topik dan bisa dipadukan dengan musik.
d. Talk show : program perbincangan yang membahas masalah tertentu, dengan nara sumber yang lebih dari satu orang.
e. Dokumenter : fakta dimasa lampau yang diudarakan (disiarkan) kembali karena ada moment tertentu.
f. Vox populi : suara pendengar yang diudarakan. Suara pendengar ini merupakan aspirasi atau pendapat pendengar tentang suatu hal.
g. Surat pendengar : suara pendengar yang diudarakan, yang berisi feedback pendengar terhadap siaran yang dilakukan  oleh radio tersebut.
h. Interaktif: pada prinsipnya mengajak pendengar berpartisipasi secara langsung (biasanya melalui telepon) pada sebuah acara. Interaktif ini bisa dilakukan pada acara talk show, vox populi, surat pendengar, kuiz, dan program-program siaran musik (siaran lagu) seperti permintaan lagu (Request)

Khususnya untuk berita, dibagi lagi menjadi 2 bagian berdasarkan jenis berita yang disampaikan yakni:
  • Straight news (hard news) : berita aktual yang disampaikan secara cepat (terkadang langsung), dan berisi tentang peristiwa-peristiwa yang menyentuh emosi seperti: konflik, peperangan, penentuan kebijakan, tabrakan, dll.
  • Soft news : berita yang tidak harus disampaikan secara cepat, dan berisi tentang human interest yang dapat mempengaruhi orang banyak seperti: peristiwa-peristiwa budaya, sesuatu  yang humanis yang ada dibalik straight news.
  • Indepht news : Berita mendalam tentang sesuatu hal. Terkadang hal ini harus dilakukan melalui investigasi reporting.

Khususnya majalah udara, dapat dibagi menjadi 2 bagian berdasarkan keragaman topik yang dibawakan, yakni:
  • Majalah udara dengan topik tunggal. Dalam satu acara topik yang dibawakan hanya satu, misalnya tentang kerusuhan Sampit, tentang narkoba, dll. Majalah Udara dengan topik tunggal ini mirip dengan bentuk feature.
  • Majalah udara dengan topik beragam. Dalam satu acara topik yang dibawakan lebih dari satu, misalnya acara “Dunia Pelajar” yang berisi topik tawuran belajar, penyalahgunaan narkoba, dan sex bebas.

2. Non news (bukan berita) yakni : siaran kata yang berbasis bukan pada fakta.
Meliputi :

a. Kuiz : program acara yang berisi soal-soal yang harus dijawab oleh pendengar untuk mendapatkan reward (hadiah) tertentu.
b. Sandiwara radio : cerita yang didramakan secara auditif, dan biasanya dilakukan lebih dari 1 orang.
c. Cerita radio : kisah yang dikomunikasikan oleh satu orang secara auditif (mirip seorang Dalang)
d. Iklan : acara yang berisi kata-kata dan sifat persuasif yang dimaksudkan untuk mempengaruhi seseorang untuk mengikuti apa yang menjadi isi dari kata-kata tersebut.

B. PRODUKSI SIARAN KATA
Produksi siaran kata dapat dibagi menjadi 3 bagian, berdasarkan cara mendapatkan isi (fakta/berita) dari siaran kata tersebut. Yaitu
1. News Room. Mencari isi dari siaran kata (fakta/berita) tanpa harus ke lapangan. Biasanya dari sumber-sumber kedua, seperti dari media cetak, televisi, internet, kantor berita dsb
2. Reportase. Mencari isi siaran kata (berita/fakta) dengan turun ke lapangan melalui seorang reporter. Pada operasionalnya, reporter masih dibagi lagi menjadi 3 jenis: a. Reporter tetap. Digaji tetap oleh stasiun ybs, statusnya karyawan.
b. Reporter tamu(Koresponden). Dibayar berdasarkan berita yang dibuat. Statusya bukan karyawan, bisa jadi hanya teman yang diminta tolong.
c. Reporter pendengar. Pendengar yang telah diprakondisikan kemudian didayagunakan sebagai reporter.
3. Networking. Mencari isi siaran kata (berita/fakta) dari jaringan (network) yang dibangun oleh sebuah stasiun radio. Stasiun-stasiun radio yang ada dalam jaringan tersebut saling memberi dan menerima berita satu dengan lainnya. Jaringan ini bisa dibangun karena adanya kesamaan kependidikan maupun kesamaan visi dan misi.

Khususnya untuk Reportase, ada 5 cara untuk mendapatkan berita/fakta:
  1. Press Release. Mendapatkan berita/fakta dari release yang dikirimkan oleh nara sumber ke wartawan atau kantor media.
  2. Press Conference. Mendapatkan berita/fakta dari acara jumpa pers yang dilakukan oleh nara sumber.
  3. Ceremonial (Pelantikan, seminar, upacara, dll). Mendapatkan berita/fakta dari acara-acara yang sifatnya terjadwal dan seremonial. Biasanya berita didapat dari pidato sambutan atau presentasi pejabat atau tokoh-tokoh yang hadir. Biasanya reporter “terjebak” dalam bentuk-bentuk talking news yang bersifat opini.
  4. Wawancara. Mendapatkan berita/fakta dari wawancara dengan nara sumber. Wawancara bisa silaukan secara langsung (tatap muka), melalui telepon, atau melalui e-mail. Sama seperti diatas, produk Reportase cara ini biasanya lebih pada talking news atau opini.
  5. Laporan pandangan mata. Mendapatkan berita dari apa yang dilihat, disaksikan tentang sebuah kejadian, misalnya laporan sepak bola, kerusuhan dsb
  6. Investigative reporting. Mendapatkan berita melalui proses investigasi atau penyidikan. Hal ini dilakukan karena biasanya faktanya tidak jelas dapat ditangkap misalnya korupsi, pembunuhan dsb

cara menyajikan berita ditinjau dari waktu penyiaran
  1. Blocking time, berita radio disiarkan dalam satu waktu tertentu yang pendek dan sifatnya periodik. Misalnya 15 menit tiap 1 jam sekali. Sering disebut news bulletin.
  2. Insert news (breaking news). Berita radio yang disiarkan sewaktu-waktu, menyisip pada acara-acara tertentu.
  3. Campuran,  menggunakan sistem blocking time dan sesekali insert news untuk berita-berita yang mempunyai nilai berita yang tinggi.

Cara menyajikan berita ditinjau dari teknik penyiaran.
  1. Berita tulis (add lips). Berita yang produknya berupa kata-kata yang dibicarakan penyiar atau reporter.
  2. Berita bersisipan. Berita yang menggabungkan kata-kata penyiar/Reportase dengan suara nara sumber.
  3. Phone news. Berita yang dilaporkan oleh reporter on the sport secara langsung melalui telepon
  4. News feature. Berita panjang yang sifatnya human interest yang penyajiannya seringkali dipadu dengan musik.
  5. Vox populi, berita yang berisi komentar-komentar masyarakat tentang sesuatu hal.

C.  BERITA YANG DIPRODUKSI
Karena sifat radio yang lokal dan segmented, maka berita yang diproduksi hendaknya disesuaikan dengan karakteristik pendengar. Berita harus dibutuhkan atau memenuhi kebutuhan khalayak yang menjadi pendengar. Jadi jangan punya pikiran bahwa radio bisa dimasuki berita apa saja.

D. DOKUMENTASI
Ada banyak cara untuk melakukan dokumentasi terhadap out put dari siaran kata. Secara prinsip dokumentasi minimal harus dilakukan selama 6 bulan./ dalam arti setelah 6 bulan, baru dokumentasi tersebut bisa dimusnahkan, mengapa 6 bulan? Dokumentasi selain untuk keperluan litbang, juga untuk keperluan hukum jika nantinya terjadi gugatan dari pendengar terhadap berita yang disiarkan.
Dalam konteks KUHP, gugatan (delik aduan) secara pidana  dan perdata mempunyai masa kadaluwarsa 6 bulan. Sehingga setelah 6 bulan berita tersebut tidak dapat dipermasalahkan.
Akan tetapi untuk kepentingan litbang, ada baiknya dokumentasi dilakukan sepanjang waktu. Idealnya dokumentasi  dilakukan untuk semua output produk. Namun karena dokumentasi itu mahal, maka apa-apa saja yang didokumentasikan bisa dipilih misalnya:
1). Dokumentasi berita peristiwa besar
2). Dokumentasi komentar tokoh-tokoh penting
3). Dokumentasi kasus kecelakaan
4). dll

Reposting  : awan albana [FDR 027- MPR 230]
Source Dari Berbagai Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda...