Teknik MC: Memulai Acara on Time

ALKISAH, saya diundang menjadi moderator sebuah “bedah media” di Kota Bandung. Jadwal 10.30 WIB. Saya datang jam 09.30, sejam sebelumnya, karena ingin mengikuti acara sebelumnya biar “in touch” dengan suasana acara. Ternyata, acara belum dimulai. Kata panitia, “Nunggu pejabat yang akan membuka acara secara resmi!”. So, dari jam delapanan hadirin menunggu, duduk, sambil menikmati sajian snack. Saya langsung bereaksi.

Saya usul, MC segera naik panggung. Acara harus dimulai! Kasihan hadirin yang lama nunggu, bengong gak puguh. “MC tampil, ajak ngobrol hadirin. Satu-dua hadirin mungkin bisa diminta naik panggung, cerita soal motivasi kehadirannya, sekalian sesama hadirin berkenalan,” ujarku kepada panitia. “Atau ada grup musik ‘kan? Tampilin tuh…” saran saya.

Selang beberapa hari, saya dalam sebuah acara bedah buku. Kali ini, saya sebagai “pembedah utama”. Kasusnya sama. Jadwal jam 4 pm. Saya datang 15 menit sebelum acara dimulai. Hmh…! Acara dimulai sejam kemudian, jam lima! Lagi-lagi, MC tidak memainkan perannya!

Anda juga mungkin sering mengalami hal seperti di atas: datang ke sebuah acara, duduk, dan lama menunggu acara dimulai. Jadwal dalam undangan menyebutkan, acara dimulai pukul 09.00 WIB. Namun, jarum jam sudah menunjukkan 09.30 WIB, acara belum juga dimulai. Yang Anda saksikan adalah hilir-mudik anggota panitia, entah mengurusi apa –sebagian di antaranya ngobrol.


Anda juga lihat hadirin asyik mengobrol dengan orang yang berdekatan tempat duduknya. Sebagian lagi membaca koran, ada juga yang tampak kesal menunggu, dan sebagainya. Anda juga mungkin merasa kesal bukan?

Lazimnya kita mengatakan, “Ah sudah biasa… kita mah suka ngaret!”. Sungguh memprihatinkan, ngaret (terlambat) dianggap biasa, dimaklumi lagi! Mestinya, hal itu tidak terjadi. Acara harus dimulai tepat waktu (on time). Siapa yang bertanggungjawab dan harus memulai acara? Dialah Master of Ceremony (MC). Mengapa harus dia? Karena dialah pemimpin, pengendali, dan pemandu acara sekaligus sebagai host, “tuan rumah”! Sebagai tuan rumah, harus menghormati dan menyambut para tamu, bukan?
Lagi pula, salah satu peran atau tugas utama MC adalah menjaga agar acara berjalan tepat waktu, on time. Hadirin pun akan mengaprsiasi acara yang berjalan tepat waktu. “Your objective is to keep the event running on time! Attendees appreciate an event that runs on time!” kata Paul Dickson (1991).

Acara tidak bisa dimulai tepat waktu mungkin karena pembicara belum atau terlambat datang. Namun, MC profesional mesti bisa mengatasinya. Ia buka saja acara tersebut tepat waktu dan mengumumkan bahwa pembicara belum datang, sembari berterima kasih kepada hadirin yang sudah datang tepat waktu.
Ia umumkan susunan acara, lalu berimprovisasi mengisi kekosongan waktu, misalnya dengan menyampaikan sedikit tentang latar belakang diadakannya acara tersebut, atau berbasa-basi dan berkenalan dengan satu-dua peserta yang hadir. Bisa pula MC mempersilakan satu-dua orang hadirin menyampaikan motivasi dan harapannya hadir dalam acara tersebut. Anything! Asalkan positif dan relevan dengan acara. MC memang harus kreatif.

Bisa jadi pula, acara belum dimulai bukan karena pembicara belum datang, namun karena hadirin belum banyak yang mengisi tempat duduk. Masih sedikit! Lazimnya panitia mengatakan, “Tunggu dulu yang lain, baru kita mulai!”.
Ah, menyedihkan sekali. Kita justru lebih menghargai yang datang terlambat ketimbang yang hadir tepat waktu! Kebiasaan buruk itu harus dihentikan! Mestinya kita lebih menghargai yang datang lebih dulu, tepat waktu, ketimbang yang telat! Maka, berapa pun yang hadir, mulai saja acara! MC berperan utama dalam hal ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda...