Menjadi Penyiar Radio

Menjadi Penyiar Radio


Untuk menjadi penyiar yang handal perlu melatih diri terutama suara/vokal di samping itu juga kemampuan fisik karena dituntut untuk kerja keras. Oleh karena itu lakukanlah tip berikut ini untuk menemukan suara yang terbaik sebagai berikut :

RADIO adalah suara (sound) Media yang hanya bisa didengar (auditif). Suara (voice) pula yang jadi aset terpenting seorang penyiar –sebagai ujung tombak, front liner, sebuah radio yang berinteraksi langsung dengan pendengar. Banyak orang terlahir dengan memiliki suara indah. Namun, kebanyakan dari kita harus bekerja keras untuk menjadi penyiar profesional. Lagi pula, jadi penyiar profesional tidak cukup bermodal suara emas (golden voice), tapi juga perlu modal lainnya, seperti wawasan, sense of music, dan sense of humor.

Wawasan.
Penyiar harus berwawasan agar siarannya hidup, dinamis, berisi, dan tidak monoton. Kosakata, varietas kata, improvisasi, hanya bisa dilakukan oleh penyiar yang berwawasan luas. Karena itu, banyak baca, jadilah orang yang haus pengetahuan! Dijamin, jika Anda berwawasan luas, takkan kehabisan kata-kata untuk berbicara. Sense Of Music Penyiar harus memiliki sense of musicyang tinggi. Soalnya, tugas penyiar bukan hanya mutar lagulagu, tapi mesti paham juga tentang jenis musik, alat musik, dan artisnya.

Sense Of Humor.
Penyiar juga harus humoris, punya bakat menghibur. Bakat itu diperlukan karena profesi penyiar radio dituntut mampu menghibur pendengar. Lagi pula, radio identik dengan hiburan (entertaintment). Bahasa Tutur. Siaran harus menggunakan bahasa tutur, bahasa percakapan (conversational language), demikian juga naskah berita atau iklan. Bahasa tutur yaitu bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari yang mempunyai ciri khas: (a) kalimatnya sederhana, singkat, kurang lengkap, tidak banyak menggunakan kata penghubung; dan (b) menggunakan kata-kata yang lazim dipakai sehari-hari (spoken words). Didalam bahasa tutur, lagu kalimat (infleksi, inflection) memegang peranan penting. Tanpa bantuan lagu kalimat, sering orang mengalami kesukaran dalam memahami bahasa tutur. Sama pentingnya adalah artikulasi atau pronounciation (pengucapan kata), intonasi (nada suara atau irama bicara), aksentuasi (logat, dialek, stressing), dan speed (kecepatan berbicara, tempo). 

Tampilkan Suara Terbaik dengan Rileks. Penyiar adalah “pemain sandiwara” (performer) dan menghadapi tantangan yang sama dengan penyanyi atau aktor. Begitu di atas pentas, di depan kamera, atau di belakang microphone, Anda tidak akan dapat memberikan penampilan terbaik kecuali jika Anda santai (relax). Tenggorokan tercekik (tight throat), leher tegang, dan pundak yang kaku, akan membuat Anda tidak dapat mengeluarkan suara terbaik. Bagaimana biar rileks? Bukan dengan mengatakan pada diri Anda, “Relax, fool, relax!” Relaksasi bukanlah soal psikologis, tapi soal fisik. Ia tidak dimulai di otak, tapi di badan. Relaksasi diperoleh melalui sebuah proses fisik berupa peregangan dan pernafasan. Jika tubuh Anda rileks, emosi Anda akan mengikuti.

Atur Nafas. Mati lemas atau kekurangan nafas (suffocation) adalah penyebab kematian nomor satu di kalangan penyiar. Banyak penyiar biasa terus menahan nafas selama bertutur. Nafas megap-megap tidak akan menghasilkan siaran yang bagus. Bernafas secara tepat adalah dasar siaran profesional. Naskah siaran harus memberi kesempatan untuk bernafas. Ketika Anda membaca naskah, buatlah tanda di mana Anda akan mengambil nafas. Ikuti instruksi Anda sendiri dan bernafaslah saat Anda melihat tanda itu. Sikap badan yang baik dan dukungan dari diafragma Anda, akan membuat tiap nafas bekerja lebih lama bagi Anda. Anda bisa latih hal itu dengan cara meratakan jari tangan dan tekan diafragma (rongga antara dana dan perut). 

Ketika Anda mulai dengan suara rendah, tekan diafragma Anda dengan tangan. Teknik ini akan memberi Anda kekuatan ekstra. Jauhkan mulut Anda dari microphone saat menarik nafas. Jangan sampai tarikan nafas Anda mengudara Visualisasi. Penyiar radio berbicara kepada pendengar yang tidak terlihat. Secara simultan (bersamaan), sebagai penyiar Anda berbicara kepada tidak seorang pun (talk to no one) –karena tidak satu orang pendengar pun yang hadir secara fisik di depan Anda— dan kepada setiap orang (talk to everyone), mungkin ribuan pendengar. Talk to one one and eveyone! Penyiar radio juga sering sendirian di ruang siaran, tidak ada lawan bicara, hanya ditemani sejumlah “benda mati” –komputer, mixer, dan sebagainya. Membentuk “mental image” tentang pendengar Anda sangat penting untuk siaran terbaik. 

Berbicara kepada benda mati bukan saja tidak membangkitkan semangat (uninspiring), tapi juga tidak realistis. Karenanya, saat siaran, bayangkan Anda sedang berbicara pada seorang teman, atau sekelompok kecil orang. Membayangkan adanya seorang pendengar di depan Anda, akan membantu Anda berkomunikasi secara alamiah, gaya ngobrol (conversational way). Tentukan Pilihan Kata! Di radio, Anda hanya punya satu kesempatan untuk membuat pendengar Anda mengerti yang Anda kemukakan. Di media cetak, pembaca akan mengulang bacaan pada bagian yang mereka tidak pahami. Di televisi, ada bantuan visual untuk memperjelas berita. Tapi di radio, yang dimiliki pendengar hanya suara Anda. Karena itu, saat menyampaikan sebuah informasi, putuskan katak-kata mana yang menjadi kata kunci (key words) dan garis bawahi. Tiap kata memiliki nilai berbeda. Putuskan apa yang akan Anda tekankan, di mana lagu kalimat (inflection) Anda akan menaik dan menurun, dan di mana Anda akan bernafas. Biasanya, infleksi menaik kalau akan bersambung dan menurun jika akan berhenti. Konsentrasi. Tidak ada pilot otomatis dalam siaran. Jika Anda tidak mendengar apa yang Anda katakan, tidak ada orang lain yang akan mendengar. Siaran yang baik membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi. Tidak mudah untuk mengatur nafas Anda, memvisualkan pendengar Anda, dan melaporkan cerita pada saat yang sama. Karena itu, relaksasi adalah kunci konsentrasi. Latihan. Best voice requires experimentation. 

Seorang penyiar harus menemukan suara terbaiknya dan ini butuh eksperimen. Jika Anda punya pilihan mikrofon, cobalah satu per satu untuk menemukan mike paling sesuai bagi Anda. Beberapa mike dibuat untuk mendorong tinggi-rendah suara Anda, dan Anda bisa menyelaraskannya sesuai dengan kebutuhan Anda. Mintalah bantuan teknisi. Cobalah dengan merekam suara Anda dalam sikap tubuh yang berbeda, kedekatan yang berbeda dengan mike, dan tingkat proyeksi (pengerasan) yang berbeda. Bayangkan ragam pendengar dan lihatlah bagaimana “mental image” ini mempengaruhi penyampaian Anda. Bicara kepada satu orang. Bayangkan, pendengar itu satu orang! Orang yang baru pertama kali berbicara di radio, sering secara salah memvisualkan pendengarnya – membayangkan bahwa pendengar itu ribuan. Padahal, orang yang mendengarkan itu dalam kelompok berjumlah satu orang (in group of one). Ya, bayangkan pendengar itu satu orang! Teman Akrab. Berbicaralah layaknya kepada teman akrab (intimate friend). Lihat wajah teman Anda itu dalam “pikiran mata” (mind’s eye) Anda. Smile. 

Senyumlah, meski pendengar tidak melihat Anda. Berbicara dengan senyum, akan terasa hangat, ramah, friendly, di telinga pendengar. Kontak Mata. Lakukan kontak mata! Pandanglah ia sekali-sekali untuk melakukan kontak mata (eye contact), meskipun hanya ada satu orang di ruangan –Anda sendiri! Gesture. Gunakan gerakan tubuh (gesture), meskipun tidak ada orang yang melihat Anda. Anda adalah aktor. Saat berbicara di depan umum (public speaking), jika Anda punya mike portable (mudah dibawa), bergeraklah mengitari panggung. Bayangkan Anda adalah seorang aktor yang sedang “mentas” di televisi.

Jeda. Jedalah untuk beberapa detik untuk membiarkan pesan Anda sampai ke pendengar. Saat jeda, buatlah kontak mata. Anda juga bisa jeda jika mencari gagasan berikutnya. Infleksi. Pelajarilah cara orang berbicara saat ngobrol dan gunakan pola pembicaraan itu ketika memnbaca naskah. “Intiplah” pembicaraan orang di restoran. Perhatikan bagaimana dinamika vokal mereka berfluktuasi: lebih keras, lebih lembut. Juga perhatikan obrolan itu berubah-ubah arah dan bagaimana tingkat lagu kalimat (range of inflection) mereka melebar.

Mengatasi Gugup. Mulut Anda kering, jantung berdebar, dan lutut bergetar. Anda pun panik! Ya, Anda gugup (nervous). Lantas harus bagaimana?

a. Tarik nafas yang dalam (deep breath) – penuhi tubuh Anda dengan oksigen. Ini akan membantu otak Anda bekerja.

b. Gerakkan badan Anda (bluff). Berdiri tegak, layaknya tentara berbaris dengan bahu dan dada yang tegap. Lalu tersenyumlah! Meskipun Anda tidak merasa bahagia atau percaya diri, lakukanlah. Anda akan tampak percaya diri dan tubuh Anda akan “mengelabui” otak Anda untuk berpikir bahwa ini adalah percaya diri. Bluff – body and smile

c. Jaga agar mulut dan tenggorokan Anda tetap basah. Siapkan selalu air mineral, jangan sampia mulut dan tenggorokan Anda kering.

d. Lancarkan aliran darah dengan memijat dahi.

e. Pastikan Anda sudah siap. Siapkan bahan pembicaraan, pahami tema atau naskah.

Teknik Vokal. Penyiar harus lancar bicara dengan kualitas vokal yang baik. Teknik vokal yang diperlukan antara lain kontrol suara (voice control) selama siaran, meliputi pola titinada (pitch), kerasnya suara (loudness), tempo (time), dan kadar suara (quality). Diafragma. Kualitas suara yang diperlukan seorang penyiar adalah “suara perut”, suara yang keluar dari rongga badan antara dada dan perut –dikenal dengan sebutan “suara diafragma”. Jenis suara ini akan lebih bertenaga (powerfull), bulat, terdengar jelas, dan keras tanpa harus berteriak. Untuk bisa mengeluarkan suara diafragma, menurut para ahli vokal, bisa dilakukan dengan latihan pernafasan, antara lain:

a. Ucapkan huruf vocal A, I, U, E, O dengan panjang-panjang. Contoh: tarik nafas, lalu suarakan AAAAAaaaaaaaaaaaaa… (dengan bulat), terus, sampai habis nafas. Dilanjutkan lagi untuk huruf lainnya. Suarakan AAAAaaaaaaa… dari nada rendah, lalu naik sampai AAAAaaaaaaa… nada tinggi.

b. Ambil napas pelan-pelan. Ketika diafragma dirasa udah penuh, buang pelan-pelan. Untuk menambah power, buang nafas itu, hela dengan cara berdesis: ss… ss… ss… (putusputus), seperti memompa isi udara keluar. Akan tampak diafragma Anda bergerak.

c. Saat mengambil napas, bahu jangan sampai terangkat. Kalau terangkat, berarti Anda bernapas dengan paru-paru. Contoh: ketika orang sedang ambil napas mendadak karena kaget, ia akan mengambil napas dengan paru-paru. Makanya, orang kaget suka megang dada. Intonasi. Intonasi (intonation) adalah nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata, sehingga tidak datar atau tidak monoton. Intonasi menentukan ada tidaknya antusiasme dan emosi dalam berbicara. Misalnya, mengucapkan “Bagus ya!” dengan tersenyum dan semangat, akan berbeda dengan mengucapkannya dalam ekspresi wajah datar, bahkan nada sinis. Latihan intonasi bisa dengan mengucapkan kata “Aduh” dengan berbagai ekspresi –sedih, kaget, sakit, riang, dan seterunya. Aksentuasi. Aksentuasi (accentuation) adalah logat atau dialek. Lakukan penekanan (stressing) pada kata-kata tertentu yang dianggap penting. Misal, “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”; atau “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”; “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”. Aksentuasi dapat dilatih dengan cara menggunakan “konsep suku kata” -dan, yang, di (satu suku kata); minggu, jadi, siap, Bandung (dua suku kata); bendera, pendekar, perhatian (tiga suku kata); dan sebagainya. Ucapkan sesuai penggalan atau suku katanya! Speed. Gunakan kecepatan (speed) dan kelambatan berbicara secara bervariasi. Kecepatan berpengaruh pada kejelasan (clarity), juga durasi. Kalo waktu siaran sudah mepet, kecepatan diperlukan. Artikulasi (articulation), yaitu kejelasan pengucapan kata-kata. Disebut juga pelafalan kata (pronounciation).

Setiap kata yang diucapkan harus jelas, misalkan harus beda antara ektrem dengan eksim. Seringkali, dijumpai kata atau istilah yang pengucapannya berbeda dengan penulisannya, utamanya kata-kata asing seperti “grand prix” (grong pri), atau namanama orang Barat — -”Tom Cruise” (Tom Cruz), George Bush (Jos Bus), dan banyak lagi. Be Yourself. Keaslian (naturalness) suara harus keliar. Bicara jangan dibuat-buat. Anda harus menjadi diri sendiri, be yourself, tidak meniru orang lain.


Ceria. Kelincahan (vitality) dalam berbicara sehingga dinamis dan penuh semangat, cheerful! Anda harus ceria selalu. Jangan lemas, lunglai, nanti terkesan tidak mood, apalagi ”judes”! Ingat, penyiar adalah penghibur, entertainer! Hangat. Keramahtamahan (friendliness) sangat penting.

Anda harus sopan, hangat, dan akrab. Penyiar profesional menjadi teman dekat bagi pendengar.

JURNALISTIK PENYIARAN RADIO

JURNALISTIK PENYIARAN RADIO
Jurnalistik adalah kegiatan komunikasi yang menggunakan pengetahuan praktis untuk menghimpun informasi dari peristiwa/kejadian yang menarik, aktual dan faktual untuk diolah dan disajikan kepada khalayak melalui media masa cetak maupun disiarkan melalui pemancar radio, televisi dan film, dengan waktu yang secepat-cepatnya. Dengan demikian, yang dimaksud dengan jurnalistik penyiaran radio adalah jurnalistik yang bergerak dalam bidang penyiaran radio (Radio Broadcast). 

Penyiaran radio memiliki karakteristik yang berbeda dengan media masa lainnya seperti media cetak maupun media penyiaran televisi dan film. Oleh karena itu sebelum lebih jauh membicarakan jurnalistik perlu diketahui tentang karakteristik penyiaran radio sebagai berikut. Informasi yang disiarkan melalui pemancar radio adalah informasi auditif yaitu bentuk sinyal elektrik yang bersumber dari suara /audio. Sumber informasi pada siaran radio terdiri dari suara yang berasal dari suara penyiar, musik, atau merupakan gabungan dari suara penyiar dan musik. Oleh karena itu hasil siaran radio hanya bisa didengarkan. Dengan demikian siaran radio memiliki fungsi menyiarkan informasi suara melalui pemancar radio kepada khalayak pendengarnya. Meskipun demikian dalam memberikan informasi seorang penyiar harus bisa memberikan gambaran imajinatif para pendengarnya agar informasi tersebut mudah dipahami. 

Oleh karena itu segala informasi bentuk apapun yang diperoleh seorang jurnalis radio harus diolah lebih lanjut menjadi bentuk audio untuk dapat disiarkan kepada pendengarnya melalui pesawat pemancar. Jenis informasi pada siaran radio disesuaikan dengan programprogram radio yang telah direncanakan seperti request, talk show,warta berita, profil, pendidikan, budaya, dan sebagainya. Karena siaran radio berfungsi sebagai media hiburan dan intertainment, maka program-program yang dibuat selalu menyertakan musik sebagai penghibur pendengar. Oleh karena itu dalam mencari informasi akan disesuaikan untuk program apa informasi itu dicari. Setelah dimiliki, informasi tersebut diolah, biasanya menjadi bentuk naskah (script) untuk dibacakan penyiar secara langsung atau direkam terlebih dahulu sebelum disiarkan pada waktu yang telah direncanakan sesuai dengan jadwal siarannya.

TEKNIK MIXING

TEKNIK MIXING
Sekarang ini peralatan audio bukan hanya para SE dan studio rekaman saja yang beli. Melainkan mulai dari anak SMA dan Musisi yang mencoba rekaman sendiri di rumah. Banyak dari para pendatang baru di bidang audio ini yang punya kesulitan untuk mendapatkan hasil mixing yang pro. Hasil mixing kedengeran nya sudah oke, tapi koq ada yang kurang ya???

Well, kita semua tahu bahwa hasil yang pro perlu pengalaman dan ngga bisa didapat dengan singkat. Tapi saya coba kasih beberapa tips yang mudah2 an bisa mempercepat teman2 sound engineer yang baru beli alat dan masih bingung untuk cari sound “pro” tersebut.1. Monitoring Level.
Mungkin karena takut telinga lelah atau tak mau ganggu teman yang lagi tidur di studio, beberapa orang mixing dengan volume yang pelan. Ini tidak baik. Kalau anda mixing dengan volume yang terlalu pelan, maka kemungkinan besar hasil mixing anda akan kebanyakan bass. Ada hubungan nya dengan teori kurva fletcher / munson yang singkatnya mengatakan bahwa telinga manusia pada saat volume rendah tak seberapa sensitif pada low & high frequency. Coba saat anda mixing dengan volume rendah, setelah selesai lalu naikkan volume nya. Mungkin anda akan merasakan, lho ternyata bass nya kegedean ya??

Tetapi perlu diingat, bukan berarti anda harus mixing dengan volume yang kuat. Apabila mixing dengan volume yang kuat dalam jangka waktu panjang, sangat be-resiko bagi pendengaran anda. Karena itu saat mixing volume level yang baik biasanya sekitar 85 dB. Patokan nya apabila anda masih dapat mendengar teman anda berbicara dalam jarak 1 meter, maka artinya masih oke.

2. Hasil akhir yang mendem.
Ini juga masalah rutin yang banyak terjadi hehehe. Kalau anda perhatikan ada beberapa CD pro yang bright, high frequency dan tidak mendem. Sedangkan kalau anda coba EQ pasti akan sakit ke telinga, dan tak mendapatkan sound spt itu. Lalu itu sound apa?? Jawabnya adalah HARMONIC. Jadi kalau mau cari sound itu musti beli alat yang namanya exciter, vitalizer, dsb yang akan meng create harmonic content untuk musik anda. Cara kerja nya exciter adalah dia akan me-recreate high frequency yang hilang atau tidak ada dari sana nya. Jadi beda dengan EQ. Hati2 dengan penggunaan exciter karena mungkin bisa jadi anda tidak menyadari terlalu banyak memberi exciter. Apalagi kalau pada master fader. Tahu2 hasil mixing anda terlalu bright jadi nya.

3. Experiment dengan Reverb.
Pertama kali, reverb harus ditaruh di fx channel atau aux channel. Jangan di insert karena akan menghabiskan CPU anda.
Carilah reverb yang baik bunyi nya. Jangan sembarang ambil reverb lalu pakai preset. Penggunaan reverb yang salah akan menyebabkan hasil mixing terdengar amatir, dan tak dapat diperbaiki saat mastering. Misal nya vocal yang seperti di dalam sumur, atau snare reverb yang jadul dsb.
Experiment lah dengan reverb, misalnya gunakan reverb dengan karakteristik bright untuk vocal dengan reverb time agak panjang ( apabila lagu nya slow ). Lalu untuk snare gunakan karakteristik mid dengan reverb time dan pre delay yang berbeda. Semakin anda ber eksperiment, maka semakin banyak yang anda temui dan membuat hasil mixing lebih terdengar pro.

4. Gunakan EQ seperlu nya.
Selalu usahakan untuk mendapatkan hasil yang di inginkan pada saat tracking. Ingatlah pepatah “Rubbish in Rubbish out”. Secara pribadi saya selalu mencoba mixing tanpa menggunakan EQ sama sekali. Tapi sayangnya di sini sering dapat job hasil tracking orang lain. Semakin parah material nya, terpaksa deh menggunakan banyak EQ :)

5. Gunakan Compressor seperlu nya.
Kalau misal nya bisa kelihatan di graphic nya misalnya waktu intro pelan, lalu waktu ref jadi kencang, gunakan aja automation untuk menyamakan nya. Sound nya lebih natural lho. Dan untuk yang baru coba2 pake compressor, kalau settingan ngga benar malah buat sound nya jadi ngga enak. Ngga percaya? Coba experiment dengan sound yg agak fluktuatif. Misal nya acoustic guitar yang petikan, taruh compressor hingga didapat Gain Reduction sekitar 6 dB. Lalu setting attack 5 ms, release 10 ms. Gimana hasil nya? Kemungkinan besar sound nya akan terdengar pecah.

6. Pakailah Speaker Flat
Speaker flat itu netral artinya tidak ada frequency yg di boost, juga dia lebih detil dalam me reproduksi suara. Misalnya yang ngga akan kedengeran di speaker rumah spt background noise, akan terdengar di speaker flat. Juga speaker rumah sangat sulit untuk fine tuning parameter. Reverb panjang dan pendek ngga jelas beda nya. Lalu suara bass dan oboe jadi mirip hehehe. Begitu juga susah waktu meng EQ instrument.

Tapi memang banyak yg tertipu dengan speaker flat karena belum biasa. Biasa nya dengar speaker rumah yg bass nya mantap, lho koq di speaker flat ngga gitu berasa. Jadi nya pas mixing di speaker flat kegedean bass nya. Begitu juga dengan treble.

DAFTAR ISTILAH KERADIOAN


DAFTAR ISTILAH KERADIOAN

1. Atributive phrase : Ucapan pada akhir sebuah perkataan yang mengatakan siapa yang telah ( baru saja ) mengatakan sesuatu.
2. Audio Feed : Suatu pesan yang diucapkan yang diterima lewat radio transmisi atau kabel.
3. Back Announce : Menyebut sebuah lagu setelah diputar.
4. Back Timing : Mengukur waktu suatu lagu sehingga dapat selesai / berakhir pada
saat yang diinginkan.
5. Block Programming : Membagi waktu siaran menjadi segmen waktu tertentu, biasanya 30 – 60 menit.
6. Broadcasting : Pengiriman pesan dan lain-lain kepada khalayak luas atau umum melalui media elektronik.
7. Brodcast Endorsement : Kewenangan bagi seseorang untuk mengoperasikan satu stasiun penyiaran.
8. Chain Break : Stasiun identifikasi antar acara.
9. Combo : Kombinasi penyiaran dan teknisi.
10. Communicaster : Pemandu acara talk show.
11. Cumes : Singkatan dari rating kumulatif yang menunjukkan jumlah orang yang mendengarkan pada satu stasiun pada waktu tertentu.
12. Dead Air : Suatu periode waktu saat tidak ada suara yang disiarkan.
13. Demographics : Karakteristik sosiologis dari satu segmen pendengar ( penduduk ).
14. Direct Quote : Mengulang kalimat yang diucapkan oleh orang lain persis sama.
15. Drive Time : Pagi dan sore hari saat penduduk pergi dan pulang kerja atau sekolah.
16. Fringe Area : Daerah di mana siaran satu stasiun diterima samar-samar ( Redup ).
17. Institusional Promotion : Suatu kampanye guna memublikasikan nama suatu
organisasi sehingga diakui dan diingatkan dengan atau tanpa usaha (upaya) sedikit, untuk memromosikan produk atau jasa spesifik.
18. Live Copy : Naskah yang dibaca secara langsung diudara tidak direkam
sebelummya.
19. MOR : Singkatan Middle of the road, salah satu format stasiun penyiaran yang mengudarakan musik populer.
20. National Rep : Sebuah perwakilan yang dikontrak stasiun penyiaran guna memperoleh iklan ditingkat nasional.
21. Participating Advertiser : Pengiklan yang memberi spot pada stasiun penyiaran, tetapi tidak mengontrol isi acara.
22. Play List : Satu daftar lagu yang disusun oleh disk jockey yang diputar ( di udarakan
).
23. Prime Time : Waktu pada saat stasiun penyiaran memiliki pendengar paling banyak.
24. Program Logs : Catatan harian semua acara siaran termasuk pengumuman yang disiarkan oleh stasiun.
25. Promo : Pengumuman yang mempromosikan acara atau kegiatan stasiun penyiaran.
26. Protection : Pemisahan pengumuman ( iklan ) komersial yang saling bersaing satu sama lain sehingga tidak terdengar terlalu berdekatan.
27. PSA ( Public service announcement ) : Pengumuman layanan usaha.
28. Rate Card : Brosur yang dicetak oleh satu stasiun penyiaran yang memuat daftar harga iklan pada berbagai waktu dalam hari tertentu.
29. Rating : Persentase stastistik yang menunjukkan jumlah atau besarnya pendengar suatu stasiun penyiaran.
30. Remote : Suatu acara yang berasal jauh dari stasiun penyiaran.
31. Residuals : Pembayaran kepada penyiar dan pelaksana lainnya berdasar jumlah spot yang diudarakan.
32. Rip and read : Terminologi yang bersifat menghina terhadap praktek – praktek membaca langsung dari naskah kantor berita tanpa editing atau ditulis kembali.
33. Satnation : Di dalam siaran iklan praktek membeli “air time” dalam jumlah besar biasanya dibeberapa stasiun untuk jangka waktu pendek, guna mempromosikan penjualan atau kegiatan.
34. SC / Station Continuity : Pengumuman mempromokan kegiatan stasiun.
35. SEGUE ( SEG Way ) : Perpindahan antar acara tanpa penyertaan siarannya.
36. Share ( persentase dari semua pendengar yang dengan stasiun tertentu ) :
Persentase statistik yang menunjukkan jumlah pendengar satu stasiun dibandingkan stasiun – stasiun lain di suatu daerah.
37. Simu casting : Penyiaran acara yang sama di dua stasiun secara simultan lewat AM dan FM yang dioperasikan oleh pemilik yang sama, atau sebagai kerjasama antara staiun TV dan stasiun FM, guna menyediakan telecast.
Contoh : Dialog interaktif three in one.
38. Sound : Dalam jaringan siaran, isi program dan style menyeluruh stasiun penyiaran juga disebut format.
39. Sponsor : Pengiklan yang menyediakan dana penyelenggaraan semula atau sebagai acara siaran.
40. Stringer : Koresponden ( reporter berita part time ) yang memperoleh bayaran pernaskah atau kata.
41. Target Audience : Segmen populasi spesifik yang diusahakan diraih oleh stasiun penyiaran.
42. Top 40 : Empat puluh lagu paling terkenal dalam seminggu. Juga stasiun yang memutar hanya lagu paling top ( format stasiun ).
43. Trade out / Barter : Pertukaran waktu penyiaran iklan dengan produk / jasa.
44. Traffic director : Orang yang bertanggung jawab memasukkan / mencacat ke dalam daftar siaran harian semua acara termasuk spot, yang direncanakan untuk setiap hari siaran.
45. Voice over : Berbicara di atas musik atau lainnya.
46. Wire Service : Suatu organisasi yang mendistribusikan berita dan naskah tertulis lainnya kepada pelanggan dengan selektif.
47. Area of dominant influence ( ADI ) : Terminologi Arbitron, untuk sebuah daerah geografis, dimana siaran TV / Radio, di dalam penelitian pasar memperoleh penonton/ pendengar yang lebih besar.
48. Auditorium testing : Metode penelitian stasiun yang mencari tanggapan atas potongan lagu – lagu yang diputar didepan puluhan orang yang berkumpul diruangan yang luas atau auditorium.
49. Format : Unsur isi utama suatu stasiun radio ( sound ).
50. Generic promo : Pengumuman promosi untuk suatu seri acara.
51. Good will : Terminologi ( istilah ) yang digunakan untuk menggambarkan aset stasiun
penyiaran yang tidak kelihatan seperti, reputasi, citra, dan nilai dari lembaga.
52. Grid card : Mencerminkan fluktuasi di dalam rate iklan sesuai permintaan dan
penawaran.
53. Gross rating points : Keseluruhan dari nilai rating yang dicapai untuk komersial yang
terjadwal.
54. Image promotion : Suatu usaha untuk menetapkan, mengubah atau memadukan
persepsi publik terhadap satu stasiun penyiaran.
55. Lottery : Lomba yang berisi unsur hadiah, kesempatan dan pertimbangan.
56. Pay per view ( PPV ) : Acara kabel, yang dibayar per acara atau per waktu.
57. Payola : Praktek pemberian sesuatu secara rahasia oleh perwakilan industri rekaman
kepada disk jockey karena mengudarakan atau memropagandakan lagu tertentu.
58. Per-inquire advertising : Pengiklan membawa rate komersial berdasarkan jumlah tanggapan yang dihasilkan oleh pengiklan.
59. Reach : Jumlah dari orang atau keluarga yang menjadi sasaran yang berbeda yang
dibeberkan kepada pengiklan komersial.
60. Rotasi : Kekerapan suatu rekaman ( lagu ) diputar ( diudarakan ) oleh stasiun radio.
61. Spesific promo : Promo untuk sebuah acara serial.
62. Station Representative : Suatu perusahaan yang mewakili stasiun radio atau TV di
dalam penjualan waktu siar kepada pengiklan nasional dan regional.
63. Vendor support program : Cara, retailer untuk memperoleh uang dan pabrik untuk
menutup biaya advertensi.
64. Crossover : Satu lagu yang menjembatani dua katergori musik, seperti musik country
dan musik pop.
65. Bed : Lagu yang digunakan sebagai latar belakang untuk komersial.
66. Demografics : Statistik perwkilan populasi biasanya digunakan di dalam radio berkaitan dengan karekteristik khalayak pendengar.
67. Disk Jockey : Penyiar yang bertindak host suatu acara musik.
68. Fack sheet : Dafta fakta yang diberikan kepada penyiar sebagai panduan
penyampaian komersial ad lib.
69. Format : Strategi programming suatu stasiun penyiaran guna menarik pendengar tertentu, campuran atau gabungan semua unsur sound stasiun, termasuk tipe musik yang diputar dan gaya penyiaran.
70. Music bed : Bagian musik yang direkam, digunakan sebagai unsur latar belakang di dalam produksi siaran ( biasanya komersial ).
71. Donut : Di dalam produksi siaran radio, sebuah bagian audio yang direkam yang menyediakan intro, akhir dan musik bed, penyiar menggunakannya sebagai alat bantu produksi dengan membaca naskah atau musik bed, dengan demikian mengisi lubang di dalam donut.
72. ROM ( Read Only Memory ) : Sebuah area komputer yang informasinya ( telah di
instalasi oleh pabrik ) dapat dibaca tetapi tidak di akses.
73. SFX ( Sound Effect dalam Skrip ) : Suara selain musik atau kata – kata yang
digunakan untuk membantu menciptakan image, membangkitkan emosi,
memadatkan waktu, menjelaskan situasi, atau menguatkan pesan.
74. Syndicators : Lembaga yang mendistribusikan program atau bahan kepada stasiun penyiaran lain
75. AC – Advest Contemporary : Digunakan untuk mendiskripsi tipe musik populair yang
diudarakan oleh stasiun radio, biasanya adalah rock lembut, moderat, balada dan hits
saat ini.
76. Actuality : Laporan yang menampilkan seseorang, selain orang radio ( politisi, polisi,
atlet, saksi mata ) yang mengutarakan statement tentang sesuatu.
77. AOP – Album Quented Rock : Format stasiun radio menampilkan semua style musik
rock.
78. Announcer : Penyiar yang berbicara kepada khalayak melalui medium yang
mempergunakan salah satu peralatan elektronik transmisi radio / tv lewat gelombang
udara, kabel dan sirkuit, tertutup audio atau distribusi video, pengerasan elektronik,
seperti di auditorium, teater.
79. Back Timing : Mengukur waktu suatu lagu sehingga dapat selesai/berakhir pada saat
yang diinginkan.
80. Block Programming: Membagi waktu ( hari ) siaran menjadi segmen kecil, biasabya 15 – 30 – 60 menit.
81. Broadcasting : Pengiriman pesan dan lain-lain kepada khalayak luas atau umum.
82. Satnation : Di dalam siaran iklan praktek membeli “air time” dalam jumlah besar
biasanya dibeberapa stasiun untuk jangka waktu pendek, guna mempromosikan
penjualan atau kegiatan.
83. SC / Station Continuity : Pengumuman mempromokan kegiatan stasiun.
84. SEGUE ( SEG Way ) : Perpindahan antar acara tanpa penyertaan siarannya.
85. Share ( persentase dari semua pendengar yang dengan stasiun tertentu) :
Persentase statistik yang menunjukkan jumlah pendengar satu stasiun dibandingkan
stasiun – stasiun lain di suatu daerah.
86. Voice over : Berbicara di atas musik atau lainnya.
87. Wire Service : Suatu organisai yang mendistribusikan berita dan naskah tertulis
lainnya kepada pelanggan dengan selektif.
88. Area of dominant influence ( ADI ) : Terminologi arbitron, untuk sebuah daerah
geografis, dimana siaran TV / Radio, di dalam penelitian pasar memperoleh penonton
/ pendengar yang lebih besar.
89. Auditorium testing : Metode penelitian stasiun yang mencari tanggapan atas
potongan lagu – lagu yang di putar di depan puluhan orang yang berkumpul di
ruangan yang luas atau auditorium.
90. Rotasi : Kekerapan suatu rekaman ( lagu ) di putar ( di udarakan ) oleh stasiun radio.
91. Spesifik promo : Promo untuk sebuah acara serial.
92. Station Representative : Suatu perusahaan yang mewakili stasiun radio atau TV di
dalam penjualan waktu siar kepada pengiklan nasional dan regional.
93. Vendor support program : Cara, retailer untuk memperoleh unang dan pabrik untuk
menutup biaya advertensi.
14
94. SFX ( Sound Effect dalam Skrip ) : Suara selain musik atau kata – kata yang
digunakan untuk membantu menciptakan image, membangkitkan emosi,
memadatkan waktu, menjelaskan situasi, atau menguatkan pesan.
95. Advertorial ( Advertising Editorial – Iklan Tajuk ) : Bentuk penyampaian pesan
komersial berupa Artikel / karangan pokok tentang periklanan yang menjelaskan
suatu produk. Durasi 2 hingga 10 menit.
96. Acara Siaran : Produk siaran yang telah direncanakan maupun yang di ciptakan
sebagai produk acara baru yang layak jual dapat di pasarkan dan di terima
masyarakat.
97. Adlib / Live read ( Baca langsung ) : Bentuk penyajian iklan komersial yang disajikan /
di baca langsung oleh penyiar di studio sesuai naskah yang tersedia / tanpa
improvisasi.
98. Aset RRI : Segala jenis kekayaan yang dimiliki RRI secara resmi baik yang bergerak
maupun tidak bergerak.
99. Barter :Bentuk kerjasama / pertukaran antara barang dan jasa siaran yang saling
menguntungkan.
100. Clossing Billboard / CBB ( Paparan Penutup ) :Bentuk spot yang memaparkan suatu
acara pada bagian akhir acara disertai pesan sponsor berupa iklan produk / iklan
bisnis.
101. Insert Billboard / IBB : Bentuk spot yang memaparkan suatu acara pada bagian
tengah acara disertai pesan sponsor berupa iklan produk / iklan bisnis.
102. Iklan Layanan Masyarakat / ILM : Bentuk penyampaian pesan sosial untuk
membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sesuatu masalah.
a. Penyampaian pesan secara singkat tentang program pemerintah atau organisasi
non profit.
b. Penyampaian pesan kepentingan layanan masyarakat diluar pesan promosi.
( J.L Cromton & C.W. amb / marketing Government & Social Service; 1986 ).
Kreteria Iklan Layanan Masyarakat / ILM ;
a. Non Komersial.
b. Tidak bersifat keagamaan.
c. Non politik.
d. Berwawasan nasional.
e. Diperuntukan bagi semua lapisan masyarakat.
f. Diajukan oleh organisasi yang telah diakui dan diterima.



Sumber : dari berbagai sumber