Mencari Telur yang Segar

Mencari Telur yang Segar
Telur adalah bahan makanan yang baik bagi perkembangan tubuh manusia. Kandungan proteinnya yang tinggi – menurut FAO, protein dalam telur memiliki kualitas yang lebih tinggi dibandingkan jenis makan yang lain – berikut vitamin dan mineral yang ada di dalamnya seperti vitamin A, B6 dan B12 menjadi dasar yang cukup kuat mengapa telur penting bagi kesehatan.

Agar semua manfaat tadi bjsa dinikmati dengan maksimal, memilih telur yang segar sangatlah dianjurkan. Namun ternyata memilih telur segar bukanlah perkara mudah, karena hal ini tidak bisa dinilai hanya dengan melihat permukaan kulitnya saja.

Telur yang paling segar adalah telur yang saat dimasukkan ke dalam air tidak akan mengambang di permukaan air dan akan mengambil posisi horizontal. Hal ini terjadi karena belum ada ruang udara di dalam telur, atau dengan kata lain telur benar-benar padat.

Berbeda halnya dengan telur yang berusia satu minggu. Posisi bagian bawah (yang lebih lebar) telur ini akan berada sedikit condong ke atas saat dimasukkan ke dalam air. Hal ini terjadi karena ruang udara yang ada di dalam telur (bagian bawah) akan semakin membesar sehingga otomatis memosisikan telur dalam keadaan nyaris vertikal.

Pada usia ini kulit telur akan lebih mudah terkelupas jika ia direbus dalam waktu yang cukup lama dibandingkan telur yang masih baru.

Lebih dari satu minggu, ruang udara dalam telur akan semakin membesar hingga membuat posisi telur benar-benar vertikal saat dimasukkan ke dalam air. Kalau telur ini direbus dan dikupas akan terlihat bagaimana bagian bawahnya tidak lagi berbentuk oval melainkan datar. Bagi Anda yang menginginkan kesempurnaan bentuk untuk menghias hidangan, telur ini tentu tidak dapat digunakan.

Pada minggu keempat telur akan mengapung di permukaan air dan pastinya kesegaran telur sangat berkurang atau hilang sama sekali. Tak heran jika ada beberapa orang yang tidak mau mengonsumsi telur ini. Selamat mencoba dan selamat bersantap.

Sumber: http://www.depkes.go.id

Supaya Bahan Makanan Tidak Kehilangan Gizi

Supaya Bahan Makanan Tidak Kehilangan Gizi
Proses pengolahan dan penyimpanan bisa membuat gizi pada bahan makanan hilang atau rusak. Karena itu, perlakukan bahann makanan sebaik mungkin, jangan asal memasukkannya ke lemari pendingin. Cara mengolah makanan berpengaruh terhadap kualitas nutrisinya. Secara umum, tulis William Sears, MD, dan Martha Sears, RN, dalam The Family Nutrition Book, semakin sedikit pemrosesan, makin baik.

Nilai gizi makanan segar lebih baik ketimbang yang dibekukan, tetapi gizi makanan beku masih lebih baik dibanding makanan kalengan. Sayuran yang dibekukan sesaat setelah dipanen berisi lebih banyak vitamin daripada sayuran segar yang langsung diangkut melintasi wilayah untuk dipasarkan.

Ada sejumlah pertukaran zat gizi saat Anda memilih sayuran yang dikemas dan diproses. Contohnya, sayuran kalengan dan beku mengandung lebih banyak sodium. Satu porsi brokoli beku bisa mengandung lebih banyak betakaroten karena batangnya sudah dibuang, hanya menyisakan kuntumnya saja. Namun, brokoli ini hanya mengandung sedikit kalsium dan lebih banyak sodium. Jadi sesering mungkin, hidangkan sayuran segar bagi keluarga, sehingga mereka terbiasa terhadap rasa yang lebih bervariasi dan lebih kuat.

Mengukus sayuran melindungi lebih banyak zat gizi dan rasa sayuran segar daripada direbus yang melarutkan beberapa zat gizi ke dalam air. Memasak menggunakan microwave juga melindungi zat gizi pada sayuran.
Hindari memotong sayuran terlalu lama sebelum dimasak. Jarak yang terlalu lama antara saat memotong sayuran atau buah dengan memasak bisa menimbulkan kerusakan. Alasannya, potongan sayur maupun buah dapat terpapar papas, cahaya, dan oksigen, si perusak zat gizi. Lebih baik potong sayuran atau buah saat akan dimasak atau dimakan.

Menurut Melinda Hemmelgarn, MS, RD, ahli ilmu gizi lanjutan seperti dikutip University of Missouri Extension, panas, cahaya, dan oksigen merupakan tiga perusak alami vitamin pada buah dan sayuran. Walau demikian, memasak (dengan proses yang minimal) dan metode penyimpanan dapat mempertahankan zat gizi.
Tip bagi Anda untuk mendapat manfaat yang optimal dari makanan yang sehari-hari kita konsumsi.

Menyimpan Makanan
Konsumsi buah paling baik adalah saat sudah matang. Buah yang terlalu matang mengandung lebih banyak gula, sehingga kadar indeks glikemiknya (IG) lebih tinggi. Indeks glikemik merupakan ukuran seberapa cepat karbohidrat dicerna, masuk kedalam aliran darah, dan meningkatkan kadar gula darah.

Makanan dengan IG rendah masuk ke aliran darah secara perlahan dan tidak terlalu cepat memicu respon insulin, sehingga membuat kadar gula darah lebih stabil.
Ahli gizi, Judith Wills, penulis buku The Food Bible, menyarankan untuk menyimpan buah, sayuran, dan salad dalam kondisi dingin dan gelap seperti dalam lemari es atau pantry.”Cahaya dan panas akan merusak vitamin B dan C. Menyimpan buah dalam mangkuk besar di atas meja sangat tidak disarankan,” ujar Wills.

Dibekukan
Berlawanan dengan keyakinan pada umumnya, buah dan sayuran beku kerap mengandung lebih banyak zat gizi daripada yang segar. Hal ini karena pangan tersebut dibekukan segera setelah dipanen.

Asosiasi konsumen di Inggris menguji sejumlah buah dan sayuran yang telah disiapkan seperti kol brussel dan melon potongan dengan menggunakan kadar vitamin C sebagai indikasi seberapa segar dan bergizinya makanan itu.
Mereka menjumpai, beberapa di antaranya memiliki kurang dari setengah jumlah vitamin C yang dikandung saat baru dipanen.

Direbus dan Dikukus
Selain membuat makanan terasa lebih enak, memasak akan melemahkan struktur tumbuhan, membuat zat gizi sayuran labih mudah diserap tubuh manusia. Sayang, beberapa metode pemasakan dapat secara negatif memengaruhi nilai nutrusi itu.

Merebus sayuran dapat menghiiangkan vitamin C dan beberapa vitamin B yang memang bersifat larut air. Merebus dalam waktu lama juga dapat memengaruhi indeks glikemik makanan.

Menurut ahli diet, Nigel Denby,  “IG dipengaruhi oleh zat pati seperti amilosa dalam nasi. Zat pasti akan dipecah bila dimasak terlalu lama, membuatnya lebih mudah dicerna dan gula dapat dilepaskan dengan cepat ke aliran darah.” Mengukus mempertahankan zat gizi hingga sekitar 82 persennya.

Digoreng
Tak dipungkiri, menggoreng akan menambah kalori pada makanan. Meski begitu, menggunakan minyak dalam jumlah moderat bisa menjadi cara menyehatkan. Selain cepat matang juga meminimalkan kerusakan akibat panas. “Menggoreng akan menahan vitamin B dan vitamin C yang larut air,” ujar Wills.
Sayuran yang tinggi karotenoid (kelompok antioksidan) lebih baik dimasak atau dimakan dengan sedikit minyak. sementara wortel atau tomat baik bila ditumis.
Dipanggang atau Dibakar
Metode ini merupakan alternatif yang lebih sehat ketimbang menggoreng. Menggunakan alas memasak dengan rak secara khusus akan efektif terutama untuk daging olahan.
Wills setuju bahwa metode ini merupakan pilihan paling menyehatkan, tetapi perlu ditekankan bahwa membakar makanan terlalu lama hingga menimbulkan warna kehitaman bisa menghasilkan bahan kimia pencetus kanker.

Menggunakan Microwave
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa memasak menggunakan microwave merupakan cara paling efektif untuk mempertahankan vitamin larut air seperti vitamin C karena paparan panas berkurang dan sedikit air digunakan.
Sayang, hal ini dapat merusak antioksidan larut lemak. Sebuah penelitian yang dimuat dalam Journal of The Science of Food and Agriculture mengungkapkan, brokoli yang dimasak dengan microwave kehilangan antioksidan hingga 97 persen.

Ditumbuk
Kentang tumbuk atau pure tidak hanya menambah kalori bila ditambah susu dan mentega, juga meningkatkan indeks glikemik. Makanan yang dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, juga dicerna lebih cepat. Bila sulit menghindarinya, coba mencampurnya dengan jeruk.

Dipanaskan Kembali
Saat Anda memanaskan masakan untuk kedua kalinya, tak terelakkan lagi, akan lebih banyak zat gizi yang rusak. Bila makanan perlu disimpan, Wills menekankan harus didinginkan dulu dan segera disimpan di lemari es atau freezer. “Tutup dan simpan di tempat yang dingin. Vitamin B dan C akan berkurang jika makanan dibiarkan hangat terlalu lama atau terlalu panas,” ungkap Wills.
Konsumsi Mentah
Ahli gizi Patrick Holford meyakini konsumsi makanan mentah seperti wortel atau bit akan memaksimalkan kandungan gizinya karena antioksidan sensitif terhadap panas dan air. Namun, ada efek sebaliknya dari mengonsumsi makanan mentah. “Bisa sulit dicerna karena serat perlu dipanaskan supaya lunak. Proses memasak juga membuat beberapa zat gizi lebih mudah tersedia seperti likopen pada tomat,” ujarnya. Buah paling baik dikonsumsi mentah atau segera dimakan setelah dipotong.

Selamatkan Air Rebusannya
Beberapa saran untuk mempertahankan nutrisi dalam makanan yang dimasak seperti:
Simpan makanan secara tepat seperti menjaga makanan dingin tetap dingin dan menutup beberapa jenis makanan dalam tempat kedap udara.

Cuci atau gosok sayuran, bukan mengupasnya.
Gunakan daun sayuran paling luar lebih dulu, misalnya kubis atau daun selada, kecuali daun sudah layu atau sudah tidak enak.

Masak sayuran dengan mikrowave, mengukus, membakar, atau memanggang ketimbang merebusnya.

Bila Anda merebus sayuran, selamatkan air yang mengandung zat gizi untuk membuat sup.
Gunakan bahan-bahan segar bila memungkinkan.

Masak makanan dengan cepat.
Pastikan
Tidak merendam sayuran mentah dalam air. Tindakan ini dapat menyebabkan vitamin yang larut air akan hilang.
Tidak membiarkan buah menjadi terlalu matang. Buah yang terlalu matang atau ranum akan meningkatkan indeks glikemik secara drastis.
Tidak meninggalkan makanan yang telah dimasak semalaman dan kemudian memanaskannya.

Tidak memasak makanan yang mengandung zat pati seperti kentang terlalu matang. Hal ini dapat meningkatkan kadar indeks glikemik.

Tidak memotong sayuran dalam ukuran kecil. Permukaan potongan sayur atau buah bisa terpapar papas, cahaya, dan oksigen yang bisa merusak zat gizi.

Selalu menggunakan pisau tajam. Menggunakan pisau tumpul saat memotong sayuran segar dapat menyebabkan kerusakan sel yang akhirnya menimbulkan kehilangan vitamin C.

Hanya Memperpanjang Kualitas
Lemari pendingin menjadi tempat baik untuk menyimpan makanan. Apa Anda tahu makanan apa saja yang sebaiknya tidak dimasukkan ke lemari pendingin atau kulkas? Kapan Anda mesti memasukkan makanan ke dalam kulkas? Dan berapa lama makanan tetap aman dan segar dalam kulkas?

Kulkas sebaiknya dipasang pada suhu 4 derajat Celsius atau kurang. Suhu ini cukup membantu memperlambat proses enzimatik dan pertumbuhan bakteri, tetapi tidak terlalu dingin untuk memengaruhi kualitas makanan dengan adanya kristal es yang terbentuk. Ada baiknya memasang termometer kulkas guna memastikan suhu yang cukup rendah bagi keamanan pangan.

Selalu tutup makanan dalam lemari es. Udara di dalam kulkas sangat kering, sehingga makanan akan mudah kering, kehilangan kualitas, dan menjadi tidak menarik dalam waktu singkat. Menutup makanan juga mencegah makanan lunak seperti produk susu menyerap bau dari makanan lain, seperti kubis.

Suhu dingin kulkas memperlambat proses enzim dalam makanan dan juga reproduksi bakteri. Hal ini memperpanjang kualitas, rasa, dan tekstur makanan, serta menjaga makanan aman lebih lama. Patut diperhatikan bahwa kulkas tidak membunuh bakteri dan tak dapat memperbaiki kualitas makanan.

Jangan mengisi kulkas terlalu penuh. Pastikan selalu ada ruang yang cukup antara makanan yang bisa membuat udara bebas bersirkulasi di antaranya. Dengan begitu, suhu akan lebih merata.

Gunakan termometer kulkas untuk mengecek suhu kesegaran dan rak-rak. Bagian paling dingin dalam kulkas bukan tempat untuk menyimpan makanan yang rentan seperti daun selada dan buah lembut misalnya pepaya.
Makanan yang perlu didinginkan sebaiknya dimasukkan ke kulkas setidaknya dalam waktu 2 jam setelah dimakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri.
Bersihkan kulkas setiap tiga minggu sekali. Buang sayur, buah, dan makanan yang sudah tidak dapat dikonsumsi.

Sumber: http://www.solusisehat.net

Anak Asma Tidak Boleh Berada di Ruangan Ber-AC

Anak Asma Tidak Boleh Berada di Ruangan Ber-AC
Pendapat bahwa anak asma tidak boleh berada diruangan ber-AC itu tidak sepenuhnya benar. Dua penelitian menyatakan adanya perbaikan gejala asma dan pengurangan kebutuhan obat asma setelah pemakaian AC pada 40-75% subyek. Dua penelitian lainnya menyatakan bahwa pemakaian AC tidak mempengaruhi timbulnya gejala asma ataupun alergi.

Tetapi kok ada anak yang asmanya jadi sering kambuh setelah berada di ruangan ber-AC?
Sebetulnya yang berperan dalam terjadinya kekambuhan asma adalah adanya kontaminasi mikroba dan partikel-partikel polutan yang ikut terjebak di AC dan ikut dalam perputaran udara dalam ruangan tersebut. Perlu diingat bahwa AC tidak berfungsi sebagai ventilasi akan tetapi hanya berfungsi untuk mendinginkan dan melembabkan saja.

Saat ini hampir semua AC sudah dilengkapi dengan filter udara untuk menyaring partikel-partikel kontaminan dalam udara. Partikel-partikel itu selanjutnya akan menempel pada permukaan filter udara dan ditambah dengan kelembaban yang cukup tinggi maka menjadi tempat yang cocok untuk tumbuhnya jamur. Jamur dan partikel partikel tersebut ikut terpancar sesuai dengan sirkulasi udara dalam ruangan sehingga partikel itu akhirnya terhirup oleh orang yang ada diruangan tersebut. Bila partikel ini terhirup oleh orang yang mengidap asma maka asmanya dapat kambuh.

Bagaimana strategi penggunaan AC untuk anak asma?
Saat membeli AC pilihlah AC yang berkualitas, pilihlah AC yang memakai filter udara. Jangan hanya memilih berdasarkan harga saja.
Jangan lupa membersihkan untuk men-service AC anda sesuai dengan petunjuk pabrik.
Pada saat menghidupkan AC, tutup pintu dan jendela.
Rajin-rajinlah membersihkan filter udara pada AC anda.

Sumber: http://www.sahabatnestle.co.id (oleh: Dr. Hardiono)

Bahaya Debu Asbes

Bahaya Debu Asbes
Tercatat ratusan orang meninggal di Jepang gara-gara menghirup debu asbestos alias asbes. Mereka menderita mesothelioma, yakni kanker yang menyerang rongga dada, paru-paru, dan perut. Itu semua disebabkan oleh debu asbes yang terhirup. Debu asbes yang sangat kecil dan tajam ini bisa melukai rongga pernapasan, apalagi jika berlangsung berlarut-larut.

Setidaknya, banyak perusahaan di Jepang melaporkan lebih dari 300 karyawannya meninggal akibat menghirup debu asbes. Perusahaan Kubota Corp. melaporkan 79 pegawai yang bertugas memproduksi asbes meninggal. Di tahun 2003 saja ada 878 korban yang menderita mesothelioma terpaut dengan akibat dari terhirupnya debu asbes. Ini menunjukkan peningkatan jumlah korban dari yang tadinya 500 korban di tahun 1995.

Asbes yang dikombinasikan dengan semen dan merupakan batuan mineral yang kerap dijadikan langit-langit rumah itu termasuk karsinogen atau zat pemicu terjadinya kanker. Di tahun 1995 di Jepang dikeluarkan larangan penggunaan asbestos biru dan cokelat karena termasuk tipe karsinogen yang sangat tinggi.

Yang mengkhawatirkan lagi saat ditemukannya beberapa wanita meninggal karena mesothelioma. Padahal mereka tidak bekerja di penambangan. Para ahli mencurigai mereka terkontaminasi debu yang dibawa ke rumah oleh suami mereka yang bekerja di penambangan asbes.

Ngerinya, asbes juga membunuh secara diam-diam, seseorang bisa terkena kanker berpuluh tahun kemudian setelah tercemari asbes.Meski begitu, asbes banyak dipakai untuk bahan baku rem dan piranti tahan api.

http://www.depkes.go.id