Tampilkan postingan dengan label SEPUTAR RADIO. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SEPUTAR RADIO. Tampilkan semua postingan

Siaran langsung pernikahan Anang Hermansyah dan Ashanty menuai Kritikan


Siaran langsung pernikahan Anang Hermansyah dan Ashanty menuai kritikan dari anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pasalnya, tayangan langsung pernikahan selebritas tersebut menyedot ruang publik yang cukup besar hingga berdurasi sekitar tiga jam.

Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq memaparkan hal tersebut seusai hasil pertemuannya dengan ATVSI. Beberapa anggota mengkritik hal tayangan itu. "Kami menilai itu sudah menyedot ruang publik yang besar dan itu sedikt manfaatnya. Kami mengkritik mereka agar hal seperti ini tidak terulang lagi," kata Mahfudz kepada sejumlah wartawan usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan ATVSI di DPR, Rabu, 23 Mei 2012.

Meskipun secara hukum tidak melanggar, Komisi I meminta agar lembaga penyiaran lebih dewasa dalam memberikan informasi kepada publik.

Sementara itu, Anggota Komisi I DPR RI, Effendi Choirie, berencana memanggil KPI dan pihak RCTI untuk mengklarifikasi penggunaan frekuensi publik untuk hal yang tidak jelas seperti siaran resepsi pernikahan Anang-Ashanty itu. Frekuensi milik publik harusnya digunakan untuk kepentingan publik dan tidak sembarangan seperti itu,” ujarnya kepada wartawan di Gedung DPR Jakarta.


Gus Coy heran mengapa KPI tidak menindak stasiun televisi yang seperti ini. “Kita akan meminta KPI untuk tegas menjaga hak-hak publik terhadap kualitas siaran. KPI kita harapkan bisa bertindak tegas terhadap pelanggaran-pelanggaran seperti ini. Jelas resepsi perkawinan bukanlah hal yang patut disiarkan selama tiga jam. Lagi pula siapa memangnya Anang-Ashanty sehingga harus seperti itu?” tandasnya.

Dia mengingatkan pengunaan frekuensi siaran sebaiknya lebih dititikberatkan pada edukasi masyarakat. Dalam hal penyiaran acara resepsi jelas tidak ada unsur edukasi yang mendidik rakyat. Ini hanya menunjukkan dan membesar-besarkan budaya hedonis. “Saya ini heran, anggota DPR diberitakan oleh media termasuk televisi yang menyiarkan resepsi ini, bergaya hedonis. Lah tapi di lain sisi RCTI justru menyebarkan gaya hidup hedonis,” tegasnya seperti di kutip kompas.com.

Menurutnya, hal seperti itu ditengah kondisi bangsa yang masih banyak masyarakat yang miskin sungguh sangat tidak tepat. ”Itu kan gaya hidup yang tidak perlu dipertontonkan kepada masyarakat yang mayoritas masih miskin. Televisi seharusnya bisa menyiarkan hal-hal yang bisa menyemangati rakyat untuk bekerja dan mengubah kondisi miskin menjadi berkecukupan. Isi perut rakyat, isi otak rakyat, dan lain-lain baru yang lainnya,” tegasnya.

Dirinya pun mengingatkan RCTI bahwa tugas lembaga penyiaran itu bukan hanya menyebarkan berita semata, tapi juga menyaring hal-hal yang baik buat masyarakat. “Coba tolong jelaskan pada saya di mana pentingnya menyiarkan resepsi Anang-Ashanty buat masyarakat? Masyarakat dipaksa menonton acara yang tidak penting,” tandas Effendy Choirie. Red 

Membuat streaming radio menggunakan cpanel listen2myradio.com

Sahabat Anda berpikir bahwa membuat sebuah Streaming Radio sangat dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit,namun jangan khawatir saya akan menjelaskan Tutorial Streaming radio yang Insya Allah mudah dan mudah dipahami,bukan itu saja Server yang dijadikan Hosting itu didapatkan dengan FREE dari www.shoutcast.com dan www.listen2myradio.com
membuat sebuah program untuk tempat url alamat streamingnya di komputer atau yang disebut DSP Plug-in di winampnya,cara membuatnya tinggal download kemudian menginstallnya ke komputer kita

baiklah untuk lebih jelasnya akan saya kasih langkah2nya :

1.Kalau komputer kita belum ada winampnya silahkan donwload dulu ini alamatnya :www.winamp.com/player/

2.Setelah kita udah memilki winamp yang udah terinstall di komputer kita ,kemudian kita download SHOUTcast Radio DSP plug-in untuk winamp ini alamat downloadnya http://yp.shoutcast.com/downloads/shoutcast-dsp-1-9-0-windows.exe kemudian install

3.Setelah terinstall plug-innya kemudian buka winampnya dan tekan tombol kunci "CTRL
and P secara bersamaan dan kemudian jendela window akan terbuka
dan di sebelah kiri cari line /tulisan "DSP/Effect" kemudian akhtifkan dengan cara mengkliknya, setelah di klik akan muncul disebalah kanan line/tulisan "Nullsoft SHOUTcast Source DSP v1.8.2b" akhtifkanlah dengan cara mengkliknya

4.Setelah di klik akan muncul/membuka window untuk tempat server streaming .lihat gambarnya di bwah ini :


5 Pada bagian ini sudah hampir selesai, sekarang kita pergi ke www.listen2myradio.com silahkan daftar dulu disana dengan klik sigh-up setelah selesai silahkan install server streamingnya disana ikuti petunjuk disana, setelah selesai kita akan mendapatkan alamat server streamingnya contohnya 83.142.230.165 portnya 6678



6.stelah selesai kita kembali ke program shoutcast plug-in yang udah terinstal tadi kemudian masukanlah alamat tadi.dengan cara klik output kemudian pilih connection setelah itu masukan " 83.142.230.165" dan port "6678"misalnya dan jangan lupa tulis password sebagai control panel


setelah itu di test kalau belum berhasil silahkan periksa lagi control panelnya dan juga passwordnya udah bener atau ga

7.selesai

8.smoga dapat di pahami oleh temen2 semua


ini contoh buatan streaming saya : http://97harmonifm.radiostream123.com/

IKLAN RADIO

IKLAN RADIO

Dari masa ke masa, peranan radio selalu penting. Bermunculannya berbagai media elektronik, termasuk maraknya Internet pun, tidak menenggelamkan radio sebagai salah satu media pilihan konsumen. Karenanya, iklan di radio tetap perlu untuk dipertimbangkan dalam integrated marketing communication (IMC) sebuah brand campaign.

Pada pagi hari dan sore hari dimana sebagian masyarakat terjebak kemacetan lalu lintas, radio di mobil menjadi teman perjalanan yang menyenangkan. Breaking news dan obrolan santai dari para penyiar radio mengurangi stress yang dirasakan sepanjang perjalanan. Sulit bagi media lain untuk mendapatkan coverage setinggi radio pada jam-jam kemacetan lalu lintas ini.

Disamping teve lokal yang sekarang sudah mulai menjamur, radio merupakan pilihan yang tepat untuk menjangkau konsumen di daerah tertentu, termasuk di pedalaman. Dengan memilih tipe program dan segmen radio yang sesuai, pengiklan bisa lebih fokus untuk mengekspose brandnya ke tipe pendengar yang lebih segmented, baik itu dari segi usia, etnik maupun lifestyle tertentu.

Kelebihan lain dari radio adalah lebih singkatnya waktu untuk mempersiapkan materi iklan. Materipun bisa dikemas/dibawakan dengan gaya bahasa sedemikian rupa sehingga sesuai dengan selera pendengar lokal.

Salah satu tipe program radio yang mendapat rating tinggi adalah yang menyediakan interaksi langsung, baik itu antar pendengar maupun antar pendengar dan penyiar. Diskusi-diskusi interaktif ini punya magnet yang kuat karena terbukti memberikan banyak insight bagi pendengar untuk masalah-masalah yang sedang hangat dibicarakan di media lainnya. Materi iklan yang baik selain dibutuhkan untuk mendorong penjualan, juga merupakan citra kredibilitas brand dan perusahaan. Saran saya, mintalah bantuan profesional, baik itu team dari biro iklan maupun rumah produksi yang menawarkan jasa serupa. Mereka lebih berpengalaman dalam mendisain dan menciptakan iklan yang baik, dan mampu membuatkan rencana pemasangan iklan yang selain lebih ekonomis juga lebih sesuai dengan tujuan campaign.

Iklan radio yang efektif adalah yang mampu melibatkan pendengarnya. Engagement bisa diperoleh dari pemilihan kata-kata yang menarik atau humoris, dari komponen musik dan dari sound effect lainnya. Adakalanya, radio setempat juga menawarkan jasa untuk membacakan script iklan oleh penyiarnya. Ini bagus, karena mampu menepis kebosanan pendengar yang lelah dijejali iklan yang bertubi-tubi. Dengan gaya tersendiri, penyiar membacakan script iklan dengan renyah dan dibumbui cerita-cerita keseharian, sehingga lebih merasuk ke benak pendengar. Hanya saja, harus tetap dilakukan suatu monitoring khusus, untuk meyakinkan bahwa penyiar tidak terlalu jauh memodifikasi script yang dikemas untuk brand.

Karena harganya yang relatif lebih murah, iklan radio bermanfaat untuk meningkatkan frekuensi eksposure sebuah campaign. Dengan tingginya frekuensi, awareness terhadap pesan yang disampaikan melalui media radio akan dengan cepat dibangun. Yang perlu diperhatikan adalah adanya sinergi antara pesan brand yang disampaikan lewat media radio dengan pesan brand yang disampaikan di media lainnya. Jangan sampai masing-masing media menyampaikan hal yang tidak berhubungan, bahkan bertentangan.
Pertimbangkan juga membeli paket-paket sponsorship seperti program berita, program situasi lalu lintas, kontes, dll. Paket memberikan kesempatan muncul lebih sering, dan harganya juga umumnya lebih murah jika dihitung per spot. Negosiasikan agar iklan brand Anda yang pertama muncul setiap jeda dalam program, untuk mendapatkan eksposure maksimum.

Ada beberapa kelemahan media radio. Media ini kadang hanya dijadikan semacam latar belakang saja, sehingga kesannya diabaikan oleh pendengarnya. Oleh karenanya iklan di radio harus sering frekuensinya. Juga, iklan ini tidak memiliki visual, baik itu berupa gambar maupun teks, sehingga ada keterbatasan untuk menarik perhatian secara suara/audio. Kekurangan lainnya adalah tidak tersedianya banyak studi atau survei yang secara spesifik menunjukkan efektivitas iklan radio, sehingga pengiklan tidak punya support kuat untuk mendukung keputusannya.

Masih lebih banyak manfaat beriklan di radio dibandingkan kekurangannya, oleh karena itu jangan ragu untuk mempertimbangkan media ini. Segera undang biro iklan Anda untuk membicarakan rencana beriklan di radio.

Radio Broadcast

Radio Broadcast

Radio broadcasting is a one-way sound broadcasting service, transmitted over radio waves (a form of electromagnetic radiation) from a transmitter to a receiving antenna and intended to reach a wide audience. Stations can be linked in radio networks to broadcast common programming, either in syndication or simulcast or both. Audio broadcasting also can be done via cable FM, local wire networks, satellite and the Internet.

FM refers to frequency modulation, and occurs on VHF airwaves in the frequency range of 88 to 108 MHzJapan and Russia). Japan uses the 76 to 90 MHz band. Russia has two bands widely used by the Soviet Union, 65.9 to 74 MHz and 87.5 to 108 MHz worldwide standard. FM stations are much more popular since higher sound fidelity and stereo broadcasting became common in this format. everywhere.

FM radio was invented by Edwin H. Armstrong in the 1930s for the specific purpose of overcoming the interference problem of AM radio, to which it is relatively immune. At the same time, greater fidelity was made possible by spacing stations further apart. Instead of 10 kHz apart, as on the AM band in the US, FM channels are 200 kHz (0.2 MHz) apart. In other countries greater spacing is sometimes mandatory, such as in New Zealand, which uses 700 kHz spacing (previously 800 kHz). The improved fidelity made available was far in advance of the audio equipment of the 1940s, but wide interchannel spacing was chosen to take advantage of the noise-suppressing feature of wideband FM.

Bandwidth of 200 kHz is not needed to accommodate an audio signal — 20 kHz to 30 kHz is all that is necessary for a narrowband FM signal. The 200 kHz bandwidth allowed room for ±75 kHz signal deviation from the assigned frequency, plus guard bands to reduce or eliminate adjacent channel interference. The larger bandwidth allows for broadcasting a 15 kHz bandwidth audio signal plus a 38 kHz stereo "subcarrier"—a piggyback signal that rides on the main signal. Additional unused capacity is used by some broadcasters to transmit utility functions such as background music for public areas, GPS auxiliary signals, or financial market data.

The AM radio problem of interference at night was addressed in a different way. At the time FM was set up, the available frequencies were far higher in the spectrum than those used for AM radio - by a factor of approximately 100. Using these frequencies meant that even at far higher power, the range of a given FM signal was much shorter, thus its market was more local than for AM radio. The reception range at night is the same as in the daytime.

The original FM radio service in the U.S. was the Yankee Network, located in New England. Regular FM broadcasting began in 1939, but did not pose a significant threat to the AM broadcasting industry. It required purchase of a special receiver. The frequencies used, 42 to 50 MHz, were not those used today. The change to the current frequencies, 88 to 108 MHz, began after the end of World War II, and was to some extent imposed by AM broadcasters as an attempt to cripple what was by now realized to be a potentially serious threat.

FM radio on the new band had to begin from the ground floor. As a commercial venture it remained a little-used audio enthusiasts' medium until the 1960s. The more prosperous AM stations, or their owners, acquired FM licenses and often broadcast the same programming on the FM station as on the AM station ("simulcasting"). The FCC limited this practice in the 1970s. By the 1980s, since almost all new radios included both AM and FM tuners, FM became the dominant medium, especially in cities. Because of its greater range, AM remained more common in rural environments.

JURNALISTIK PENYIARAN RADIO

JURNALISTIK PENYIARAN RADIO
Jurnalistik adalah kegiatan komunikasi yang menggunakan pengetahuan praktis untuk menghimpun informasi dari peristiwa/kejadian yang menarik, aktual dan faktual untuk diolah dan disajikan kepada khalayak melalui media masa cetak maupun disiarkan melalui pemancar radio, televisi dan film, dengan waktu yang secepat-cepatnya. Dengan demikian, yang dimaksud dengan jurnalistik penyiaran radio adalah jurnalistik yang bergerak dalam bidang penyiaran radio (Radio Broadcast). 

Penyiaran radio memiliki karakteristik yang berbeda dengan media masa lainnya seperti media cetak maupun media penyiaran televisi dan film. Oleh karena itu sebelum lebih jauh membicarakan jurnalistik perlu diketahui tentang karakteristik penyiaran radio sebagai berikut. Informasi yang disiarkan melalui pemancar radio adalah informasi auditif yaitu bentuk sinyal elektrik yang bersumber dari suara /audio. Sumber informasi pada siaran radio terdiri dari suara yang berasal dari suara penyiar, musik, atau merupakan gabungan dari suara penyiar dan musik. Oleh karena itu hasil siaran radio hanya bisa didengarkan. Dengan demikian siaran radio memiliki fungsi menyiarkan informasi suara melalui pemancar radio kepada khalayak pendengarnya. Meskipun demikian dalam memberikan informasi seorang penyiar harus bisa memberikan gambaran imajinatif para pendengarnya agar informasi tersebut mudah dipahami. 

Oleh karena itu segala informasi bentuk apapun yang diperoleh seorang jurnalis radio harus diolah lebih lanjut menjadi bentuk audio untuk dapat disiarkan kepada pendengarnya melalui pesawat pemancar. Jenis informasi pada siaran radio disesuaikan dengan programprogram radio yang telah direncanakan seperti request, talk show,warta berita, profil, pendidikan, budaya, dan sebagainya. Karena siaran radio berfungsi sebagai media hiburan dan intertainment, maka program-program yang dibuat selalu menyertakan musik sebagai penghibur pendengar. Oleh karena itu dalam mencari informasi akan disesuaikan untuk program apa informasi itu dicari. Setelah dimiliki, informasi tersebut diolah, biasanya menjadi bentuk naskah (script) untuk dibacakan penyiar secara langsung atau direkam terlebih dahulu sebelum disiarkan pada waktu yang telah direncanakan sesuai dengan jadwal siarannya.

TEKNIK MIXING

TEKNIK MIXING
Sekarang ini peralatan audio bukan hanya para SE dan studio rekaman saja yang beli. Melainkan mulai dari anak SMA dan Musisi yang mencoba rekaman sendiri di rumah. Banyak dari para pendatang baru di bidang audio ini yang punya kesulitan untuk mendapatkan hasil mixing yang pro. Hasil mixing kedengeran nya sudah oke, tapi koq ada yang kurang ya???

Well, kita semua tahu bahwa hasil yang pro perlu pengalaman dan ngga bisa didapat dengan singkat. Tapi saya coba kasih beberapa tips yang mudah2 an bisa mempercepat teman2 sound engineer yang baru beli alat dan masih bingung untuk cari sound “pro” tersebut.1. Monitoring Level.
Mungkin karena takut telinga lelah atau tak mau ganggu teman yang lagi tidur di studio, beberapa orang mixing dengan volume yang pelan. Ini tidak baik. Kalau anda mixing dengan volume yang terlalu pelan, maka kemungkinan besar hasil mixing anda akan kebanyakan bass. Ada hubungan nya dengan teori kurva fletcher / munson yang singkatnya mengatakan bahwa telinga manusia pada saat volume rendah tak seberapa sensitif pada low & high frequency. Coba saat anda mixing dengan volume rendah, setelah selesai lalu naikkan volume nya. Mungkin anda akan merasakan, lho ternyata bass nya kegedean ya??

Tetapi perlu diingat, bukan berarti anda harus mixing dengan volume yang kuat. Apabila mixing dengan volume yang kuat dalam jangka waktu panjang, sangat be-resiko bagi pendengaran anda. Karena itu saat mixing volume level yang baik biasanya sekitar 85 dB. Patokan nya apabila anda masih dapat mendengar teman anda berbicara dalam jarak 1 meter, maka artinya masih oke.

2. Hasil akhir yang mendem.
Ini juga masalah rutin yang banyak terjadi hehehe. Kalau anda perhatikan ada beberapa CD pro yang bright, high frequency dan tidak mendem. Sedangkan kalau anda coba EQ pasti akan sakit ke telinga, dan tak mendapatkan sound spt itu. Lalu itu sound apa?? Jawabnya adalah HARMONIC. Jadi kalau mau cari sound itu musti beli alat yang namanya exciter, vitalizer, dsb yang akan meng create harmonic content untuk musik anda. Cara kerja nya exciter adalah dia akan me-recreate high frequency yang hilang atau tidak ada dari sana nya. Jadi beda dengan EQ. Hati2 dengan penggunaan exciter karena mungkin bisa jadi anda tidak menyadari terlalu banyak memberi exciter. Apalagi kalau pada master fader. Tahu2 hasil mixing anda terlalu bright jadi nya.

3. Experiment dengan Reverb.
Pertama kali, reverb harus ditaruh di fx channel atau aux channel. Jangan di insert karena akan menghabiskan CPU anda.
Carilah reverb yang baik bunyi nya. Jangan sembarang ambil reverb lalu pakai preset. Penggunaan reverb yang salah akan menyebabkan hasil mixing terdengar amatir, dan tak dapat diperbaiki saat mastering. Misal nya vocal yang seperti di dalam sumur, atau snare reverb yang jadul dsb.
Experiment lah dengan reverb, misalnya gunakan reverb dengan karakteristik bright untuk vocal dengan reverb time agak panjang ( apabila lagu nya slow ). Lalu untuk snare gunakan karakteristik mid dengan reverb time dan pre delay yang berbeda. Semakin anda ber eksperiment, maka semakin banyak yang anda temui dan membuat hasil mixing lebih terdengar pro.

4. Gunakan EQ seperlu nya.
Selalu usahakan untuk mendapatkan hasil yang di inginkan pada saat tracking. Ingatlah pepatah “Rubbish in Rubbish out”. Secara pribadi saya selalu mencoba mixing tanpa menggunakan EQ sama sekali. Tapi sayangnya di sini sering dapat job hasil tracking orang lain. Semakin parah material nya, terpaksa deh menggunakan banyak EQ :)

5. Gunakan Compressor seperlu nya.
Kalau misal nya bisa kelihatan di graphic nya misalnya waktu intro pelan, lalu waktu ref jadi kencang, gunakan aja automation untuk menyamakan nya. Sound nya lebih natural lho. Dan untuk yang baru coba2 pake compressor, kalau settingan ngga benar malah buat sound nya jadi ngga enak. Ngga percaya? Coba experiment dengan sound yg agak fluktuatif. Misal nya acoustic guitar yang petikan, taruh compressor hingga didapat Gain Reduction sekitar 6 dB. Lalu setting attack 5 ms, release 10 ms. Gimana hasil nya? Kemungkinan besar sound nya akan terdengar pecah.

6. Pakailah Speaker Flat
Speaker flat itu netral artinya tidak ada frequency yg di boost, juga dia lebih detil dalam me reproduksi suara. Misalnya yang ngga akan kedengeran di speaker rumah spt background noise, akan terdengar di speaker flat. Juga speaker rumah sangat sulit untuk fine tuning parameter. Reverb panjang dan pendek ngga jelas beda nya. Lalu suara bass dan oboe jadi mirip hehehe. Begitu juga susah waktu meng EQ instrument.

Tapi memang banyak yg tertipu dengan speaker flat karena belum biasa. Biasa nya dengar speaker rumah yg bass nya mantap, lho koq di speaker flat ngga gitu berasa. Jadi nya pas mixing di speaker flat kegedean bass nya. Begitu juga dengan treble.