Tampilkan postingan dengan label KESEHATAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KESEHATAN. Tampilkan semua postingan

Makan Tempe = Awet Muda + Sehat

Makan Tempe = Awet Muda + Sehat
Siapa yang tidak kenal sama tempe? Salah satu makanan berbahan dasar kacang kedelai khas Indonesia yang bentuk sajian dan jenisnya sangat beragam. Bahkan makanan tradisional ini sudah banyak dijadikan desertasi ilmiah para ilmuwan dari berbagai negara (dan sayangnya tempe sudah dipatenkan bukan oleh orang Indonesia).

Menurut wikipedia.com, tempe telah populer di Eropa sejak tahun 1946, dan yang pertama mengenalkannya di Eropa adalah bangsa Belanda (bangsa yang pernah mengejek bangsa Indonesia sebagai bangsa yang bermental tempe, eh tahunya orang Indonesia punya semangat dan mental yang luar biasa bahkan akhirnya dapat mengusir bangsa penjajah ini dari bumi pertiwi dan cerita punya cerita ternyata mereka dapatkan bahwa orang Indonesia punya makanan sakti yang namanya tempe maka dicurilah teknologi pembuatan tempe dan mereka pun akhirnya menjadi bangsa tempe, hahaha…dasar bangsa tempe lu).

Pada tahun 1984 sudah tercatat 18 perusahaan tempe di Eropa, 53 di Amerika, dan 8 di Jepang. Di beberapa negara lain, seperti Republik Rakyat Tiongkok, India, Taiwan, Sri Lanka, Kanada, Australia, Amerika Latin, dan Afrika, tempe sudah mulai dikenal di kalangan terbatas.

Kalau di negara asalnya makanan murah meriah ini sebagai lauk teman makan nasi atau sebagai makanan ringan sambil nonton televisi, maka di luar negeri tempe menjadi makanan bergengsi ala koki hotel terkenal yang disajikan sedemikian rupa sehingga kita dapat salah kira bahwa itu sajian itu bukanlah tempe. Apa yang membuat tempe begitu terkenal? Apakah karena rasanya yang enak atau ada hal lain dibaliknya?

Ternyata unsur penting yang membuat tempe berkelana ke seluruh dunia tidak lain dikarenakan kandungan zat-zat penting didalamnya. Selain menyediakan protein yang mudah dicerna sehingga baik untuk mengatasi diare, tempe juga kaya serat, banyak mengandung zat besi, kalsium, vitamin B-12, flavonoid yang bersifat antioksidan, menurunkan tekanan darah, dan mengandung superoksida dismutase yang dapat mengendalikan radikal bebas.

Tempe juga merupakan makanan rendah kalori (100 gram tempe mengandung 160 kalori), rendah lemak jenuh, dan bebas laktosa. Sifat antioksidan pada tempe menahan partikel bebas yang antara lain menyebabkan proses degeneratif.

Sementara kadar LDL (Low Density Lipoprotein yaitu kolesterol jahat dalam darah) tetap rendah. Kandungan isoflavon fitoestrogen yang tinggi juga diduga berperan dalam mencegah penyakit jantung dan kanker, khususnya kanker payudara.

Mutu gizi tempe yang tinggi memungkinkan penambahan tempe untuk meningkatkan mutu serealia dan umbi-umbian. Hidangan makanan sehari-hari yang terdiri dari nasi, jagung, atau tiwul akan meningkat mutu gizinya bila ditambah tempe. Sepotong tempe goreng (50 gram) sudah cukup untuk meningkatkan mutu gizi 200 g nasi. Bahan makanan campuran beras-tempe, jagung-tempe, gaplek-tempe, dalam perbandingan 7:3, sudah cukup baik untuk diberikan kepada anak balita.

Jadi wajar saja kalau tempe telah menjadi primadona banyak orang, mulai dari anak-anak sampai kakek nenek, dari tukang sapu jalan sampai presiden, dari penjual warung nasi pinggir jalan sampai koki nomor satu di hotel berbintang.

Aneka Ramuan untuk Sakit Gigi

Aneka Ramuan untuk Sakit Gigi
Banyak tanaman yang berkhasiat bagi kesehatan gigi. Rasa yang khas dari dari cengkih misalnya, membuat tanaman ini sering dimanfaatkan. Selain cengkih, ada sejumlah tanaman lain yang memiliki khasiat serupa.

Cengkih memiliki sifat antiseptica (antikuman), carminativa (peluruh angin), rubefaciencia (memanaskan kulit), antispasmodica (menghilangkan kejang), dan analgesik (pati rasa). Karenanya tanaman ini bisa digunakan untuk obat sakit gigi. Selain juga bisa untuk nyeri haid, rematik/pegal linu, masuk angin/mual, suara parau (serak), dan selesma.

Demikian pula dengan sirih. Tanaman yang berasal dari India, Sri Lanka, dan Malaysia ini telah dikenal sejak tahun 600 SM. Pada daunnya yang berbentuk bulat telur melebar, elips melonjong, atau bulat telur melonjong dengan pangkal berbentuk seperti jantung dan ujung meruncing pendek ini, terkandung minyak atsiri yang dapat menguap. Di antaranya yang terbesar chavicol dan betlephenol.

Aroma khas dari daun dan minyak sirih itu karena kandungan chavicol tadi. Senyawa ini memiliki daya antiseptik yang kuat dan daya bunuh bakterinya bisa sampai lima kali lipat dari fenol biasa.

Daun berukuran panjang 6-17,5 cm dan lebar 3,5-10 cm ini juga mengandung allylrocatechol, cineole, caryophyllene, menthone, eugenol, dan methyl ether. Bahkan, ia berisikan vitamin C dan alkaloid arakene yang khasiatnya sama dengan kokain.
Beberapa tulisan ilmiah juga menyebutkan, daun sirih mengandung enzim diastase, gula, dan tanin. Namun, daun muda mengandung diastase, gula, dan minyak atsiri lebih banyak ketimbang yang tua, sedangkan tanin relatif sama.

Senyawa yang membuat daun sirih mampu meredam seriawan memang belum terlacak. Yang pasti, dalam beberapa buku kuno India dan Yunani, seperti dikutip Darwis S.N., disebutkan daun yang merupakan bahan utama menginang ini memiliki sifat styptic (menahan perdarahan), vulnerary (menyembuhkan luka kulit), stomachic (obat saluran pencernaan), menguatkan gigi, dan membersihkan tenggorokan.

Berikut ini beberapa ramuan lain pereda gangguan gigi yang dihimpun dari berbagai sumber:

Kunyit
Ramuan 1 Siapkan kunyit satu rimpang dan minyak kayu putih secukupnya. Setelah kunyit dicuci bersih, lalu kupas. Rendam sebentar dalam minyak kayu putih, kemudian tempelkan dalam gigi yang berlubang. Lakukan hingga sakit mereda.


Ramuan 2 Siapkan kunyit 10 gram, daun dan akar serai masing-masing 50 dan 25 gr, garam dapur secukupnya. Setelah semua bahan dicuci bersih dan kunyit dipotong-potong, rebus dengan setengah liter air. Biarkan hingga air menjadi satu gelas. Minum untuk tiga kali sehari.

Ramuan 3 Siapkan kunyit 10 gram, daun meniran 50 gram, buah pinang setengah biji, garam dapur secukupnya. Setelah semua bahan kecuali garam dicuci, tumbuk hingga halus. Jangan lupa garam. Seduh dengan air panas sebanyak satu gelas, lalu saring. Bila sudah hangat, gunakan untuk kumur. Lakukan tiga kali sehari.

Minyak kelapa
Siapkan minyak kelapa sebanyak satu sendok teh. Rendam sejumput kapas dalam minyak tersebut, lalu panaskan di atas api selama kurang lebih 2-3 menit. Setelah agak hangat, tempel dengan kapas pada bagian gigi yang berlubang.


Biji cengkih
Siapkan biji cengkeh sebanyak satu genggam. Setelah disangrai, tumbuk halus hingga menjadi bubuk. Lalu, taburkan pada gigi yang sakit. Lakukan hingga sakit mereda.
Getah pohon kamboja
Siapkan getah pohon kamboja secukupnya, bisa diambil dari tangkai daun. Teteskan pada gigi yang berlubang atau gusi yang bengkak. Lakukan hati-hati, jangan sampai terkena gigi yang sehat. Harap hati-hati, karena getah kamboja bisa merusak gigi yang sehat.


Biji asam
Siapkan setengah ons biji asam. Kemudian disangrai (goreng tanpa minyak) sampai hangus. Setelah hangus, tumbuk halus menjadi bubuk. Gosokkan bubuk tersebut pada bagian gigi yang hitam atau kuning. Lakukan hingga terjadi perubahan sesuai keinginan Anda.

Sumber: www.depkes.go.id (oleh Suharso Rahman – Kompas, Kamis, 30 Januari 2003)

Konsumsi Soft Drink Berlebihan Bisa Pacu Osteoporosis

Konsumsi Soft Drink Berlebihan Bisa Pacu Osteoporosis
Sebuah hasil penelitian di bidang kesehatan mengungkapkan data menarik bahwa kebiasaan minum soft drink secara berlebihan dapat mempercepat seseorang mengalami pengeroposan tulang atau osteoporosis, selain faktor kurangnya aktivitas fisik serta minimnya masukan zat kalsium.

“Hindari kebiasaan merokok, alkohol, kafein serta soft drink,” kata dokter Tanya TM Rotikan dari Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta, Senin dalam lokakarya yang membahas “Terobosan Baru Dalam Ilmu Kesehatan Tulang.” Tanya mengungkapkan bahwa soft drink menjadi salah satu faktor yang mendorong pengeroposan tulang karena minuman ringan yang dikonsumsi secara berlebihan ini mengandung karbon yang menghambat penyerapan zat kalsium.

Ia mengatakan pula bahwa kafein yang terdapat dalam kopi–apalagi jika diminum secara berlebihan– akan mengeluarkan kalsium secara berlebihan.

Sementara itu alkohol merusak tulang dan menyebabkan pola makan yang tidak teratur sehingga timbul gangguan kecukupan zat gizi dalam makanan.

Pada acara yang diselenggarakan PT Fonterra Brands Indonesia yang menghasilkan susu Anlene tersebut, dokter Tanya menyebutkan sekalipun di Indonesia belum diketahui secara tepat jumlah penderita osteoporosis, sebagai perbandingan di Amerika Serikat terdapat 28 juta penderita yang sedikitnya mengakibatkan terjadinya 1,5 juta kasus patah tulang setiap tahunnya.

Untuk mengatasi kasus pengeroposan tulang ini, ia menyarankan agar masyarakat untuk lebih memperhatikan gaya hidup mereka serta menata kembali pola makannya.

“Osteoporosis dapat dicegah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih aktif bergerak, cukupnya paparan sinar matahari dan cukupnya masukan kalsium yang disesuaikan dengan usia, masing-masing (orang, red),” katanya.

Ia menjelaskan, pada umumnya penderita osteoporosis tidak menyadari gangguan kesehatan yang mereka alami. Kondisi itu baru disadari bila mereka menderita patah tulang sehingga baru kemudian menghubungi dokter.

Selain patah tulang, gejala osteoporosis juga bisa ditemukan bila tubuh makin pendek atau makin membungkuk, timbulnya nyeri tulang, serta secara kebetulan ditemukannya gambaran radiologik yang khas.

Di tempat yang sama, Manajer Pemasaran Fonterra Brands Indonesia Baskorohadi Sukatmo menyebutkan susu berkalsium tinggi dapat mencegah terjadinya gangguan tulang ini.

“Osteoporosis disebabkan oleh menurunnya kalsium dalam tulang, yang membuat tulang menjadi tipis, keropos dan mudah patah,” kata Baskorohadi Sukatmo.