Tampilkan postingan dengan label TEKNIK. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label TEKNIK. Tampilkan semua postingan

TEKNIK MENGARSIPKAN SIARAN RADIO (DIGITAL RADIO LOGGER)

TEKNIK MENGARSIPKAN SIARAN RADIO (DIGITAL RADIO LOGGER)

SALAM RADIO!... Bagi anda pegiat dunia penyiaran radio, sudah pasti pengarsipan rekaman siaran radio setiap hari menjadi perhatian penting. Karena dengan kita mengarsipkan rekaman siaran radio kita dengan manajemen data yang baik akan memberikan efek manfaat luar biasa bagi radio kita.

Manfaat arsip rekaman siaran radio banyak sekali antara lain :
  • Materi Evaluasi (Dengan adanya "Radio Logger" sangat membantu sebagai salah satu sumber informasi bagi seluruh level manajemen baik itu "Marketing Manager ", "Program Manager ", "HRD",  "Station Manager", dsb ... dalam melakukan evaluasi, agar kedepan dapat merumuskan startegi yang tepat )
  • Bukti Siar Radio (Sebagai bukti siar sekaligus menjaga kepercayaan client terhadap radio kita)
  • Data/Arsip Radio
  • Materi Riset Radio
  • Content Podcast (Content siaran radio yang kita rekam setelah melalui tahap editing akan menjadi content yang menarik dan dapat dinikmati oleh listener kita secara offline melalui teknologi internet dengan website sebagai interfacenya dan dapat diakses secara mudah baik melalui komputer desktop, laptop, handphone dll)
  • dsb

Dari manfaat tersebut tentunya sangat disayangkan apabila content siaran radio kita hilang percuma tanpa arsip yang baik. Kendala dilapangan banyak rekan-rekan pegiat radio terbentur dengan dana yang terbatas atau kendala teknis dll sehingga pentingnya "Radio Logger" menjadi tidak diperhatikan.

Solusi saatnya anda coba software FREEWARE yang punya kemampuan sangat handal yang dapat kita pergunakan sebagai RADIO LOGGER yakni software JETAUDIO versi 5.1.7 namun apabila rekan-rekan punya dana cukup silahka coba JETAUDIO versi FULL atau All Sound Recorder VISTA - [www.mp3do.com/soundrecordervista.html]


JETAUDIO [jetaudio.com]
JetAudio saat ini per 8 Juli 2010 sudah release sampai versi jetAudio 8.0.7 Basic yang bisa anda download secara gratis langsung di http://www.jetaudio.com/download namun untuk kepentingan RADIO LOGGER kita diatas, JETAUDIO versi 5.1.7 sudah cukup memadai untuk kita gunakan dengan pertimbangan :

Pertimbangan pertama selain ukuran file program lebih kecil, memory yang digunakan juga kecil, dan specification komputer untuk JETAUDIO versi 5.1.7 tidak menguras isi dompet ;
    * Pentium 800 MHz or faster CPU
    * 256MB of RAM (512MB or more Recommended)
    * 40 MB of free hard disk space (or more Recommended)
    * Operating system : Windows 98/Me/2000/XP/Vista
    * Good Soundcard, speakers or headphones
    * Microphone (Optional)    Internet Connection (Optional)
    * DirectX 8 or higher version

Pertimbangan kedua dalam versi-versi terakhir JETAUDIO versi FREE tidak include MP3/mp3PRO encoding Pack [untuk fungsi full anda harus mengeluarkan dana $29.00 untuk jetAudio 8.0.7 Plus VX] sedangkan JETAUDIO versi 5.1.7 versi terdahulu sudah include MP3/mp3PRO encoding Pack ini sangat berguna untuk mengconvert ukuran audio lebih kecil sehingga kita bisa efisiensi Ruang Data (Harddisk).

Pertimbangan ketiga mudah dalam menggunakan & memahaminya (User Friendly)

LINK DOWNLOAD JETAUDIO versi 5.1.7 >> [download]

1. Download & Install program selanjutnya running program Start*Program*JetAudio
2. Klik menu RECORDING

alt


3. Setting semua form yang dikotak merah seperti petunjuk gambar dibawah ini

NOTE : khusus untuk source audio wajib menggunakan channel line in pada soundcard dan sedapat mungkin berasal dari source output yang berkualitas baik sehingga hasil rekaman bagus.

alt


4. Untuk menjalankan perintah recording (rekam) klik tombol START apabila hendak berhenti sejenak cukup klik tombol PAUSE dan apabila rekaman selesai klik tombol STOP, maka secara otomatis file rekaman siaran radio kita sudah berada di folder yang sudah kita tentukan dengan pelabelan nama yang unik [sangat simple].

NOTE : Bagi rekan-rekan radio yang ingin lebih efisiensi dalam sumberdaya computer dapat menggunakan computer yang disetting multi fungsi, selain untuk Computer Rekaman Siaran Radio dapat juga sebagai computer announcer baca SMS, YM  Radio (untuk YM jangan lupa untuk me-nonaktifkan fungsi mic & sound karena bila tidak maka setting recording/input akan mengikuti defaul setting YM yaitu microphone bukan LineIn atau bisa menggunakan double soundcard untuk YM setting di soundcard 2 untuk rekaman JETAUDIO pakai LineIn soundcard 1), FB Radio, Twitter Radio, Akses Internet untuk Info Update sekaligus ... silahkan dicoba yang pasti spesifikasi computer wajib bagus tentunya, PERHATIAN UTILITY DIATAS TIDAK BOLEH DIGABUNG DENGAN COMPUTER ONAIR (RADIO PLAYER) BAHAYA kasihan computernyata nanti bisa crash/hang :) !!!....


alt

NOTE :
Saat ini sudah direlease jetCast DSP plugin for Winamp yang dapat digunakan untuk kepentingan streaming radio silahkan anda mencobanya... GOOD LUCK!

[FREEWARE] jetCast DSP plugin for Winamp >> [download] or [mirror]
jetCast DSP plugin for Winamp
http://www.jetaudio.com/download/jetcast.html
  • SHOUTCast yp registration support
  • SHOUTCast server listener information support
  • MP3 (MP3 Pro) / WMA / OGG Vorbis support
  • Private broadcast (for MP3/OGG format ), Listeners who don't know the password can't connect to the station
  • Changeable Metadata string format, Users can change metadata format as they want
  • Improved microphone input support
  • Station Homepage supports & XML status reporting (for MP3/OGG format)
  • Supports external servers ( jetCast Server, SHOUTCast server, Icecast v1, Icecast v2 supports ), You can expand your broadcasting up to 5 servers.

alt

ditulis oleh  AwanAlbana [FDR027~MPR230]


 Baca juga : Program Rekaman untuk merekam semua aktivitas siaran KLIK

Teknik MC: Memulai Acara on Time

ALKISAH, saya diundang menjadi moderator sebuah “bedah media” di Kota Bandung. Jadwal 10.30 WIB. Saya datang jam 09.30, sejam sebelumnya, karena ingin mengikuti acara sebelumnya biar “in touch” dengan suasana acara. Ternyata, acara belum dimulai. Kata panitia, “Nunggu pejabat yang akan membuka acara secara resmi!”. So, dari jam delapanan hadirin menunggu, duduk, sambil menikmati sajian snack. Saya langsung bereaksi.

Saya usul, MC segera naik panggung. Acara harus dimulai! Kasihan hadirin yang lama nunggu, bengong gak puguh. “MC tampil, ajak ngobrol hadirin. Satu-dua hadirin mungkin bisa diminta naik panggung, cerita soal motivasi kehadirannya, sekalian sesama hadirin berkenalan,” ujarku kepada panitia. “Atau ada grup musik ‘kan? Tampilin tuh…” saran saya.

Selang beberapa hari, saya dalam sebuah acara bedah buku. Kali ini, saya sebagai “pembedah utama”. Kasusnya sama. Jadwal jam 4 pm. Saya datang 15 menit sebelum acara dimulai. Hmh…! Acara dimulai sejam kemudian, jam lima! Lagi-lagi, MC tidak memainkan perannya!

Anda juga mungkin sering mengalami hal seperti di atas: datang ke sebuah acara, duduk, dan lama menunggu acara dimulai. Jadwal dalam undangan menyebutkan, acara dimulai pukul 09.00 WIB. Namun, jarum jam sudah menunjukkan 09.30 WIB, acara belum juga dimulai. Yang Anda saksikan adalah hilir-mudik anggota panitia, entah mengurusi apa –sebagian di antaranya ngobrol.


Anda juga lihat hadirin asyik mengobrol dengan orang yang berdekatan tempat duduknya. Sebagian lagi membaca koran, ada juga yang tampak kesal menunggu, dan sebagainya. Anda juga mungkin merasa kesal bukan?

Lazimnya kita mengatakan, “Ah sudah biasa… kita mah suka ngaret!”. Sungguh memprihatinkan, ngaret (terlambat) dianggap biasa, dimaklumi lagi! Mestinya, hal itu tidak terjadi. Acara harus dimulai tepat waktu (on time). Siapa yang bertanggungjawab dan harus memulai acara? Dialah Master of Ceremony (MC). Mengapa harus dia? Karena dialah pemimpin, pengendali, dan pemandu acara sekaligus sebagai host, “tuan rumah”! Sebagai tuan rumah, harus menghormati dan menyambut para tamu, bukan?
Lagi pula, salah satu peran atau tugas utama MC adalah menjaga agar acara berjalan tepat waktu, on time. Hadirin pun akan mengaprsiasi acara yang berjalan tepat waktu. “Your objective is to keep the event running on time! Attendees appreciate an event that runs on time!” kata Paul Dickson (1991).

Acara tidak bisa dimulai tepat waktu mungkin karena pembicara belum atau terlambat datang. Namun, MC profesional mesti bisa mengatasinya. Ia buka saja acara tersebut tepat waktu dan mengumumkan bahwa pembicara belum datang, sembari berterima kasih kepada hadirin yang sudah datang tepat waktu.
Ia umumkan susunan acara, lalu berimprovisasi mengisi kekosongan waktu, misalnya dengan menyampaikan sedikit tentang latar belakang diadakannya acara tersebut, atau berbasa-basi dan berkenalan dengan satu-dua peserta yang hadir. Bisa pula MC mempersilakan satu-dua orang hadirin menyampaikan motivasi dan harapannya hadir dalam acara tersebut. Anything! Asalkan positif dan relevan dengan acara. MC memang harus kreatif.

Bisa jadi pula, acara belum dimulai bukan karena pembicara belum datang, namun karena hadirin belum banyak yang mengisi tempat duduk. Masih sedikit! Lazimnya panitia mengatakan, “Tunggu dulu yang lain, baru kita mulai!”.
Ah, menyedihkan sekali. Kita justru lebih menghargai yang datang terlambat ketimbang yang hadir tepat waktu! Kebiasaan buruk itu harus dihentikan! Mestinya kita lebih menghargai yang datang lebih dulu, tepat waktu, ketimbang yang telat! Maka, berapa pun yang hadir, mulai saja acara! MC berperan utama dalam hal ini.

TEKNIK MIXING

TEKNIK MIXING
Sekarang ini peralatan audio bukan hanya para SE dan studio rekaman saja yang beli. Melainkan mulai dari anak SMA dan Musisi yang mencoba rekaman sendiri di rumah. Banyak dari para pendatang baru di bidang audio ini yang punya kesulitan untuk mendapatkan hasil mixing yang pro. Hasil mixing kedengeran nya sudah oke, tapi koq ada yang kurang ya???

Well, kita semua tahu bahwa hasil yang pro perlu pengalaman dan ngga bisa didapat dengan singkat. Tapi saya coba kasih beberapa tips yang mudah2 an bisa mempercepat teman2 sound engineer yang baru beli alat dan masih bingung untuk cari sound “pro” tersebut.1. Monitoring Level.
Mungkin karena takut telinga lelah atau tak mau ganggu teman yang lagi tidur di studio, beberapa orang mixing dengan volume yang pelan. Ini tidak baik. Kalau anda mixing dengan volume yang terlalu pelan, maka kemungkinan besar hasil mixing anda akan kebanyakan bass. Ada hubungan nya dengan teori kurva fletcher / munson yang singkatnya mengatakan bahwa telinga manusia pada saat volume rendah tak seberapa sensitif pada low & high frequency. Coba saat anda mixing dengan volume rendah, setelah selesai lalu naikkan volume nya. Mungkin anda akan merasakan, lho ternyata bass nya kegedean ya??

Tetapi perlu diingat, bukan berarti anda harus mixing dengan volume yang kuat. Apabila mixing dengan volume yang kuat dalam jangka waktu panjang, sangat be-resiko bagi pendengaran anda. Karena itu saat mixing volume level yang baik biasanya sekitar 85 dB. Patokan nya apabila anda masih dapat mendengar teman anda berbicara dalam jarak 1 meter, maka artinya masih oke.

2. Hasil akhir yang mendem.
Ini juga masalah rutin yang banyak terjadi hehehe. Kalau anda perhatikan ada beberapa CD pro yang bright, high frequency dan tidak mendem. Sedangkan kalau anda coba EQ pasti akan sakit ke telinga, dan tak mendapatkan sound spt itu. Lalu itu sound apa?? Jawabnya adalah HARMONIC. Jadi kalau mau cari sound itu musti beli alat yang namanya exciter, vitalizer, dsb yang akan meng create harmonic content untuk musik anda. Cara kerja nya exciter adalah dia akan me-recreate high frequency yang hilang atau tidak ada dari sana nya. Jadi beda dengan EQ. Hati2 dengan penggunaan exciter karena mungkin bisa jadi anda tidak menyadari terlalu banyak memberi exciter. Apalagi kalau pada master fader. Tahu2 hasil mixing anda terlalu bright jadi nya.

3. Experiment dengan Reverb.
Pertama kali, reverb harus ditaruh di fx channel atau aux channel. Jangan di insert karena akan menghabiskan CPU anda.
Carilah reverb yang baik bunyi nya. Jangan sembarang ambil reverb lalu pakai preset. Penggunaan reverb yang salah akan menyebabkan hasil mixing terdengar amatir, dan tak dapat diperbaiki saat mastering. Misal nya vocal yang seperti di dalam sumur, atau snare reverb yang jadul dsb.
Experiment lah dengan reverb, misalnya gunakan reverb dengan karakteristik bright untuk vocal dengan reverb time agak panjang ( apabila lagu nya slow ). Lalu untuk snare gunakan karakteristik mid dengan reverb time dan pre delay yang berbeda. Semakin anda ber eksperiment, maka semakin banyak yang anda temui dan membuat hasil mixing lebih terdengar pro.

4. Gunakan EQ seperlu nya.
Selalu usahakan untuk mendapatkan hasil yang di inginkan pada saat tracking. Ingatlah pepatah “Rubbish in Rubbish out”. Secara pribadi saya selalu mencoba mixing tanpa menggunakan EQ sama sekali. Tapi sayangnya di sini sering dapat job hasil tracking orang lain. Semakin parah material nya, terpaksa deh menggunakan banyak EQ :)

5. Gunakan Compressor seperlu nya.
Kalau misal nya bisa kelihatan di graphic nya misalnya waktu intro pelan, lalu waktu ref jadi kencang, gunakan aja automation untuk menyamakan nya. Sound nya lebih natural lho. Dan untuk yang baru coba2 pake compressor, kalau settingan ngga benar malah buat sound nya jadi ngga enak. Ngga percaya? Coba experiment dengan sound yg agak fluktuatif. Misal nya acoustic guitar yang petikan, taruh compressor hingga didapat Gain Reduction sekitar 6 dB. Lalu setting attack 5 ms, release 10 ms. Gimana hasil nya? Kemungkinan besar sound nya akan terdengar pecah.

6. Pakailah Speaker Flat
Speaker flat itu netral artinya tidak ada frequency yg di boost, juga dia lebih detil dalam me reproduksi suara. Misalnya yang ngga akan kedengeran di speaker rumah spt background noise, akan terdengar di speaker flat. Juga speaker rumah sangat sulit untuk fine tuning parameter. Reverb panjang dan pendek ngga jelas beda nya. Lalu suara bass dan oboe jadi mirip hehehe. Begitu juga susah waktu meng EQ instrument.

Tapi memang banyak yg tertipu dengan speaker flat karena belum biasa. Biasa nya dengar speaker rumah yg bass nya mantap, lho koq di speaker flat ngga gitu berasa. Jadi nya pas mixing di speaker flat kegedean bass nya. Begitu juga dengan treble.

TEHNIK SIARAN (BROADCASTING & REPORTING)

TEHNIK SIARAN (BROADCASTING & REPORTING)

RADIO
• Kotak suara yang merupakan media yang komunikatif, edukatif dan menghibur, yang hanya membutuhkan indera pendengaran sehingga dapat didengarkan dimana saja sambil melakukan aktifitas lain (berkendara, bekerja,dll). Ia ada dimana-mana, di setiap rumah, di sarana transportasi baik umum maupun pribadi, bahkan di dalam saku atau tas sekolah. Radio telah menjadi media terpopuler, termurah & terjangkau sejak thn 1920-an hingga kini.


Produk radio : HANYA SUARA
Karena itu seorang penyiar / broadcaster, harus memiliki keahlian :
• Kemahiran mengolah suara & bahasa
• Tehnik pengoperasian microfon
• Perencanaan dan penyajian acara
• Menata himpunan (kompilasi) acara
ALAT-ALAT PENYIAR
• SUARA : kontrol pernafasan, artikulasi harus jelas, proyeksi suara yg sesuai, nada tidak beragam,resonansi (tdk ada bunyi lengking, sengau atau bicara keras, jaga suara dari iritasi, rokok dll, perbanyak latihan untuk membantu pengontrolan suara
• TELINGA : dengar suara sendiri, rekam, simak bagian program yg penting, simak penyiar lain, dengar kritik membangun dari orang lain.
• MICROFON : ketahui ciri2 microfon.
BERBICARA DENGAN SEORANG TEMAN
• BERBICARA …..jangan membaca, jangan berkhotbah. Radio itu seperti mendongeng, percakapan, dari orang ke orang, pribadi ke pribadi.
• DENGAN…….bukan kepada mereka, atau seolah-2 di bawah atau bahkan di atas mereka. Awak siar radio musti seolah bercakap dengan orang yang sama cerdiknya.
• SEORANG……pendengar mungkin ribuan, tapi mereka mendengar siaran sendirian, dua org atau dalam kelompok kecil, jadi anda tidak perlu meninggikan suara atau berteriak, seolah ingin menjangkau orang di baris belakang.
• TEMAN……nada suara penyiar seharusnya ditampilkan dalam senyuman seperti kita memberi salam pada seorang yang kita sukai. Bayangkan wajah teman-2 kita seolah pada microfon dan bicaralah dengannya.
SEORANG PENYIAR SEHARUSNYA :
1. Perlakukan mikrofon sebagai “makhluk hidup”.
2. Segera mendeteksi kerusakan pada alat-alat siaran dan melaporkannya.
3. Catat ketidak-beresan pancaran siaran
4. Datang tepat waktu pada setiap pergatian tugas.
5. Jangan mengizinkan tamu masuk pada saat siaran.
6. Tidak meninggalkan studio siaran secara tiba-tiba.
7. Periksalah setiap naskah siaran yang akan dibaca kan, cek tanda baca dan latihlah kembali semua yang akan anda baca. Pastikan insert nya, bila ada.
8. Bila naskah yang akan di- siarkan diketahui salah, jangan disiarkan,benarkan dan carilah petunjuk.
9. Jangan minum alkohol 4 jam sebelum siaran dan tidak merokok dalam ruang siaran.
10. Pantau hasil acara siaran secara teratur.

MEMBACA NASKAH :
¨ CATAT :
Dalam sebuah program informasi, jika pendengar tidak mengerti APA YANG DIDENGARNYA, artinya anda membuang-buang waktu siaran dan juga NAFAS ANDA SENDIRI.
Beberapa hal yang dapat dilakukan :
• KERAMPAKAN / TEMPO :
Tuturkan secara lancar dalam tempo tuturan percakapan biasa. Untuk informasi yang penting, tuturkan lebih jelas dan lambat.
• PRODUKSI SUARA :
Suara penyiar harus memiliki otoritas ( authority ) dan meyakinkan ( confidence ).
• PELAFALAN :
Pelafalan mempunyai 2 bagian :
 ¨ Suara. Penggunaan bahasa asing dengan lafal yang tepat, misalnya : menace = menis ( Bhs. Inggris )
 ¨ Tekanan. Suku kata yang perlu diberi tekanan perlu ditandai, misalnya : lib`rary – autho’rity, dll
PENGGUNAAN SUARA :
Makna kata harus jelas, jangan menggunakan kata kata yang maknanya tidak anda ketahui.
Untuk siaran informasi / berita, gunakan suara dengan cara :
 ¨ Tuturkan ( talking ) :
cobalah menuturkan naskah dan tidak membacanya, hingga kita dapat menggunakan pola ujaran alamiah.
 ¨ Jedah nafas :
Kelompokkan kata sesuai makna, bukan berdasarkan kata-kata secara lepas. Hati-hati menentukan “jedah” pada kalimat panjang. Lakukan jedah nafas pada akhir satuan makna yang ditandai garis miring (/) dan jedah pada akhir kalimat dengan 2 garis (//).
Contoh :
“ Dalam membaca berita, jedah panjang penting dilakukan / pada akhir setiap kalimat. Jedah yang lebih panjang juga penting pada akhir setiap pokok pikiran. // Akhir pokok pikiran satu / harus dipisah secara sempurna / dari awal pokok pikiran berikutnya.// Jangan mengorbankan kesempurnaan pemisahan / pada kecepatan penyiaran bulletin berita.// Penghilangan atau pemendekan jedah antar butir itu / akan selalu merusak kejelasan isi / dan karenanya pembaca berita harus menghindarinya.// “
• BACALAH DULU
untuk menjaga kelancaran dalam bertutur, dan menghindari penyampaian yang tersendat.
G A Y A
Gaya bertutur adalah hal yang datang dari kepribadian anda, yang dapat tergambar dari suara anda. Jadilah diri sendiri tetapi dengan nada suara harus seperti ketika berbicara dengan seorang teman. Jangan menuturkan tragedi seperti seolah drama, atau lelucon dan komedi yang berlebihan.
Mengatasi Keadaan Krisis
• CONTOH KEADAAN KRISIS
• Kualitas siaran kurang bagus
• Pemutaran ulang rekaman
• Materi siaran terlambat
• Batuk yang tiba2 menyerang
• Acara yg digantikan oleh satu acara penting / istimewa
• JANGAN MENGATAKAN
• Teknisi kami mengirimkan sinyal buruk…..
• Penyiar lain pasti telah mengacaukan rekaman ini….
• Desk-editor kami tidak bekerja tepat waktu…..
• Maaf..atas batuk yang tiba2 ini,kalau saja Rothmans tdk memakai tembakau yg rusak pasti tidak akan mengganggu kelembutan suara saya…
• Maaf, acara favorit yg biasanya anda nikmati harus digantikan dgn acara yg membosankan tp menurut manajer siaran, layak menggantikan acara ini…
Mengatasi Keadaan Krisis
• CONTOH KEADAAN KRISIS
• Kualitas siaran kurang bagus
• Pemutaran ulang rekaman
• Materi siaran terlambat
• Batuk yang tiba2 menyerang
• Acara yg digantikan oleh satu acara penting / istimewa
• SEBAIKNYA KATAKAN
• Kami menyesal bahwa kualitas siaran kami terganggu sehingga harus mengakhiri sementara program ini, kami akan kembali untuk anda
• Kami harus minta maaf atas gangguan acara kami dan kami akan mengulang untuk anda sesaat lagi..
• Kami yakin anda masih bersabar menantikan program kami….. Nah, untuk itu kami hadiahkan sajian musik manis berikut ini………..
• Maaf..atas batuk yang tiba2 sepertinya ini sinyal agar kita lebih berhati-hati menjaga kesehatan di musim transisi ini…..
• Maaf, acara favorit anda hari ini tidak dpt anda nikmati, karena ada event istimewa yg sayang kalau anda lewatkan…kami masih hadir lagi besok……………..
INGAT : JANGAN JADI PENYIAR YG BIASA2 SAJA……………………
Tetaplah jadi penyiar yg ramah dalam kondisi apapun, tolak secara halus permintaan lagu yang tidak tersedia
Wawancara yg baik & menarik :
• Mempunyai tujuan yang jelas merupakan hasilpenelitian dan sudah disiapkan dengan baik.
• Berkembang secara logis tp tidak kaku agar alur wawancara mudah diikuti
• Melibatkan khalayak, jaga pikiran mereka, mungkin khalayak umum atau khusus atau minoritas, yg jelas mrpkn topik bagi khalayak
• Tidak berpihak / adil, jangan mengekspresikan pendapat pribadi dlm wawancara
• Mengendalikan pengawasan, jika orang yg diwawancarai bicara cepat, lambatkan tanggapan anda, tapi jika terlalu lambat, cobalah merangsangnya. Jangan di bawah pengaruh orang yang diwawancarai.
BERITA RADIO
Apakah BERITA itu ?
“ Suatu informasi yang baru (new), yang mengandung makna penting (significant), yang ada pengaruhnya terhadap siapapun yang mendengarnya dan menarik bagi si pendengar “
Contoh : kecelakaan, konflik, kerumunan, olahraga, proyek baru, tindakan pemerintah, alam, orang-orang (opini,komentar, kontroversi, ahli-ahli, dll.
Lima asas untuk berita radio
• It’s spoken (diucapkan )
• It’s immediate (sekarang, langsung)
• It’s person to person (antar orang)
• It’s heard only once (terdengar hanya satu kali).
• It’s sound only (hanya bunyi)
Contoh :
• BUKAN BERITA RADIO :
“ Indonesia dan Australia sepakat untuk sama2 mengembangkan dan meningkatkan hubungan timbal-balik kedua negara, yang memungkinkan Australia ikut ambil bagian secara lebih aktif dalam pembangunan kembali kawasan timur Indonesia.”
• BERITA RADIO :
“ Indonesia dan Australia sepakat mengembangkan hubungan timbal balik kedua negara. Hal itu akan meningkatkan peran Australia untuk ikut membangun kawasan timur Indonesia.”
Dimana mendapatkan berita ?
• Sumber2 berita tetap : rumah sakit, polisi, depart pemerintahan, pemimpin2 nasional, kegiatan2 lokal.
• Hubungan pribadi
• Pengarang2 yang ditunjuk, pemberi informasi & nasehat.
• Perhatian publik, iklan, pajak pendapatan
• Acara siaran lain : sisipan wawancara
• Surat kabar lokal, majalah lokal, nasional atau internasional
• Buletin berita
• Telinga dan mata anda sendiri yang akrab dengan kejadian2 di jalan.
PENYAJIAN BERITA RADIO
LAPORAN SUARA : suara reporter dengan cerita beritanya, latar belakang, saksi mata. Semua fakta disajikan dengan suara indah dengan gaya yang renyah.
LAPORAN DGN ILUSTRASI : sisipan suara kejadian, laporan yg baru direkam, insert suara pernyataan, kejadian-2, dll.
WAWANCARA BERITA : reporter yang mewawancarai mendapatkan fakta melalui siaran wawancara singkat.
AKTUALITAS : ringkasan pidato disisipkan sbg bagian berita. Bisa juga berupa suara keributan yang dapat menambah perhatian suara tapi juga bisa mengganggu.
PELAPORAN JARAK JAUH : siaran luar, langsung atau rekaman, mis. Suara pertandingan olah raga yg pakai komentar.
PENDAPAT KHALAYAK : aneka ragam pendapat masyarakat dalam satu kalimat tentang issu (vox pop).
Terima kasih…..
Jika anda mengikuti semua energi anda dan mengerjakan apa yang anda inginkan di sepanjang waktu, tak akan ada lagi perbedaan antara kerja dan bermain.

TEHNIK siaran – broadcasting & reporting
By. Tanti Irwanti. S

( Shakti Gawain )

TEKNIK PUBLIC SPEAKING: TIPS MENJADI PEMBICARA HEBAT

TEKNIK PUBLIC SPEAKING: TIPS MENJADI PEMBICARA HEBAT
PUBLIC Speaking (PS) secara harfiyah artinya berbicara di depan umum, utamanya ceramah atau pidato. Secara luas, PS mencakup semua aktivitas berbicara (komunikasi lisan) di depan orang banyak, termasuk dalam rapat, membawakan acara (jadi MC), presentasi, diskusi, briefing, atau mengajar di kelas. Presenter TV dan penyair radio termasuk melakukan PS dilihat dari sisi jumlah audience yang banyak (publik), meskipun tidak face to face.
Menjadi “Great Public Speaker” dapat dilakukan dengan dua cara, yakni:
1. Practice –Latihan pidato di depan kawan-kawan, keluarga, bahkan anjing/kucing, atau siapa saja yang bisa mendengarkan; di depan cermin; menggunakan recorder.
2. Building Skill –membangun keterampilan PS dengan memahami teknik PS, meliputi persiapan dan penyampaian.

PERSIAPAN

Persiapan Mental

1. Rileks! Atasi gugup dengan menarik nafas panjang/dalam; menggerakan badan; berdiri tegak layaknya tentara berbaris dengan bahu dan dada yang tegap, lalu tersenyumlah!
2. Know the room! Jadikan seakan-akan ia kamar Anda sendiri.
3. Know the audience! Kenali karakteristik dan pandang mereka sebagai teman akrab.
4. Know your material! Anggaplah Anda yang paling tahu.


Persiapan Fisik
1. Pastikan kondisi badan dan suara fit, segar, dan normal
2. Kenakan pakaian yang serasi dengan susana acara.
3. Jangan memakan keju, mentega, atau minum susu, soda, teh, kopi, sekurang-kurangnya sejam sebelum tampil.
4. Jabatlah tangan Anda agar darah mengalir — membuat gerakan tangan Anda lebih alami saat berbicara di podium.
5. Jaga agar mulut dan tenggorokan Anda tetap basah. Siapkan selalu air mineral.

Persiapan Materi
1. Baca literatur dan cari sumber data sebanyak mungkin. Semakin banyak pengetahuan dan wawasan, Anda pun kian percaya diri.
2. Susun pointer atau outline.
3. Anda punya empat pilihan penguasaan materi: Membaca naskah (Reading from complete text), menggunakan catatan (Using notes) berupa garis besar materi (outline) –ini cara terbaik, menggunakan hapalan (memory) –pilihan terburuk karena komunikasi dengan audience berkurang, terutama soal kontak mata; dan menggunakan alat bantu visual sebagai catatan (Using Visual Aids as Notes).
PEMBUKAAN
1. Start Low and Slow
2. Don’t apologize.
3. Teknik pembuka a.l. langsung menyebut pokok persoalan yang akan dibicarakan; mengajukan pertanyaan provokatif, menyatakan kutipan — teori, ungkapan, peristiwa, atau pepatah.
PENYAMPAIAN
1. Teknik pemaparan: deduktif – gagasan utama ke perincian; “teori” ke empiris; induktif – kasus ke kesimpulan; empiris ke “teori”; kronologis – Urutan peristiwa.
2. Audible –bicaralah agak keras agar cukup terdengar (Audible)
3. Clarity — ucapkan setiap kata dengan jelas (Clarity).
4. Gunakan kata berona (colorfull word) – yang melukiskan sikap, perasaan, keadaan. Misalnya, kata “terisak-isak” lebih berona daripada kata “menangis”; kata “matanya berbinar-binar” -> bergembira, dll.
5. Kalimat aktif (action words) lebih dinamis daripada kalimat pasif.
PENUTUP
1. Langsung tutup, ucapkan salam, jika materi pembicaraan sudah disampaikan atau waktu sudah habis.
2. Teknik penutup: menyimpulkan, menyatakan kembali gagasan utama dengan kalimat berbeda, mendorong audience untuk bertindak (Appeal for Action), kutipan sajak, kitab suci, pribahasa, atau ucapan ahli, memuji khalayak, dll.
ELEMEN PUBLIC SPEAKING
Teknik Vokal
1. Intonasi (intonation) –nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata.
2. Aksentuasi (accentuation) atau logat, dialek. Lakukan stressing pada kata-kata tertentu yang dianggap penting.
3. Kecepatan (speed). Jangan bicara terlalu cepat.
4. Artikulasi (articulation), yaitu kejelasan pengucapan kata-kata; pelafalan kata (pronounciation).
5. Infleksi – lagu kalimat, perubahan nada suara; hindari pengucapan yang sama bagi setiap kata. Infleksi naik (go up) menunjukkan adanya lanjutan, menurun (go down) tunjukkan akhir kalimat.
Eye Contact
1. Pandang audience; sapukan pandangan ke seluruh audience.
2. Pandang tepat pada matanya!
Gesture
1. Alami, spontan, wajar, tidak dibuat-buat.
2. Penuh, tidak sepotong-sepotong, tidak ragu.
3. Sesuai dengan kata-kata.
4. Gunakan untuk penekanan pada poin penting,
5. Jangan berlebihan. Less is more!
6. The most important gesture: to SMILE!
7. Gerakan tubuh meliputi: ekspresi wajah, gerakan tangan, lengan, bahu, mulut atau bibir, gerakan hidung, kepala, badan, kaki.
8. Setiap gerakan mengandung tiga bagian: Pendekatan (The Approach) – Tubuh siap untuk bergerak; Gerakan (The Stroke) – gerakan tubuh itu sendiri; dan Kembali (The Return) – kembali ke posisi semula atau keadaan normal.
9. Variatif, jangan monoton. Misalnya terus-menerus mengepalkan jari tangan di atas.
10. Jangan melalukan gerakan tubuh yang tidak bermakna atau tidak mendukung pembicaraan seperti: memegang kerah baju, mempermainkan mike, meremas-remas jari, dan menggaruk-garuk kepala.
11. Makin besar jumlah hadirin, kian besar dan lambat gerakan tubuh yang kita lakukan. Jika kita berbicara di depan hadirin dalam jumlah kecil, atau di videoconferencing, atau di televisi, lakukan gerakan tubuh alakadarnya (smaller gestures).
Humor
1. Bumbu Public Speaking.
2. Use Natural Humor! Don’t try to be a stand up comedian!
3. Gunakan hentian (pause) sekadar memberikan kesempatan kepada pendengar untuk tertawa.
4. Teknik humor a.l. Exaggeration –melebihkan sesuatu secara tidak proporsional. Misalnya, ungkapan “hujan lokal” bagi pembicara yang “menyemburkan” air liur; parodi –meniru gaya suatu karya serius (lagu, pepatah, puisi) dengan penambahan agar lucu, misalnya mengubah lirik lagu dengan kata-kata baru bernada humor; teknik belokan mendadak –membawa khalayak untuk meyakini bawa kita akan berbicara normal, namun tiba-tiba kita mengatakan sebaliknya atau tidak disangka-sangka pada akhir pembicaraan. Contoh: Saya mencintai seorang wanita, namun kami tidak bisa menikah karena keluarganya merasa keberatan. Saya tidak bisa apa-apa, karena keluarganya yang tidak setuju itu adalah suami dan anak-anaknya!; TV (baca: tivi) yang dibuat di Bandung dan bermerk “Parisj van Java” yaitu tipikir-pikir tidak ada.

TEKNIK PUBLIC SPEAKING : POSISI TANGAN

TEKNIK PUBLIC SPEAKING : POSISI TANGAN
Saat berpidato (public speaking), di mana kita “menyimpan” kedua tangan? Jika tangan kanan memegang mike, tangan kiri memegang kertas “contekan” materi pidato, kita aman. Demikian juga jika kita berbicara di atas mimbar/podium, tangan kita bisa diletakkan di atas atau di sampingnya untuk permulaan. Namun, jika tangan kita “nganggur”, bagaimana kita memosisikan atau menempatkannya?

Para pakar dan trainer public speaking mengingatkan kita untuk menghindari posisi tangan yang “tidak efektif”, “tidak perlu”, bahkan “sia-sia”, seperti:
  1. Hands in the pockets. Memasukkan tangan ke saku celana.Crossed arms. Menyilangkan tangan/lengan.
  2. Hands on the hips. Bertolak pinggang.
  3. The arm clutch. Menggengam lengan/bersedekap.
  4. The fig leaf. Menggenggam/memegang telapak tangan di depan area selangkangan.
  5. Parade Rest. Menggengam tangan dan meletakkannya di belakang badan (posisi “istirahat di tempat”).
Lalu, di mana dong posisi tangan saat tidak digerakkan? Arms at your side! Posisikan kedua tangan di samping tubuh.

Hindari Juga!
Jangan lupa, selalu hindari gerakan tubuh/tangan yang tidak bermakna, seperti memegang kerah baju, mempermainkan mike, meremas-remas jari, menggaruk-garuk kepala, memegang daun telinga, menggigit jari tangan, dan mempermainkan benda kecil di tangan. 


Wasalam.

TEKNIK SIARAN RADIO

TEKNIK SIARAN RADIO
TEKNIK siaran hakikatnya adalah “seni berbicara” (art of talking) di depan mikrofon ruang siaran radio. Disebut juga ”Teknik DJ” (DJ’s technique) ketika penyiar harus memadukan pemutaran lagu dan pembicaran dalam sebuah program musik.

Dalam program musik, tugas penyiar adalah mengisi link antarlagu yang diputar, misalnya dengan obrolan, membacakan SMS, menerima telepon (ngobrol dengan pendengar), memutarkan iklan, menyampaikan informasi, dan sebagainya.
Dalam program demikian, penyiar biasanya menggunakan teknik siaran berupa ”posting your vocal”, yakni seni berbicara (the art of talking) saat lagu sudah diputar, selama intro lagu, hingga vokal penyanyi terdengar –mulai bernyanyi.

Kaidah Siaran: Prinsip Dasar
Ada dua kaidah atau prinsip dasar (basic prinsiple) siaran radio,
Yakni ”berbicara dengan seorang pendengar” dan ”senyum”.
1. Talk to One Person. Berbicara kepada seorang pendengar. Kaidah ini berbunyi: “Bayangkan Anda sedang berbicara pada ’seorang pendengar’ yang sekarang sedang duduk di hadapan Anda!”
2. Smile! Senyum. Kaidah ini berbunyi: “Senyumlah! Meskipun Anda tidak bisa melihat orangnya, akan tetapi dari suaranya Anda akan bisa menduga apakah ia sedang tersenyum atau tidak. Cobalah membuktikannya dengan teman!”
Teknik Siaran
Ada dua teknik siaran dan dengan teknik inilah umumnya seorang penyiar bekerja atau melaksanakan tugasnya, yakni teknik ad libitum (tanpa naskah) dan script reading (menggunakan naskah).
1. Ad Libitum. Teknik siaran dengan cara berbicara santai, enjoy, tanpa beban atau tanpa tekanan, sesuai dengan seleranya (ad libitum means to speak at pleasure, as one wishes, as one desires) dan tanpa naskah.
2. Script Reading. Teknik siaran dengan mengunakan atau membaca naskah siaran (script) yang sudah disusunnya sendiri atau dengan bantuan penulis naskah siaran (script writer).
Persiapan Siaran
  • Sediakan WAKTU LUANG, minimal 15 menit sebelum mengudara sudah ada di ruang siaran, untuk melakukan persiapan fisik, mental, dan materi siaran.
  • Pastikan diri merasa rileks dan nyaman.
  • Duduk dengan nyaman, tegak, dengan punggung yang tegak pula, dan jangan membungkuk –karena akan mempengaruhi kualitas suara diafragma.
  • Pastikan diri sudah menguasai materi siaran –naskah sudah di tangan, dipelajari isi, dan dibaca dengan suara!
  • Jika perlu, pergilah ke toilet!
  • Pastikan semua kelengkapan siaran berfungsi –pemancar, line telepon, lagu-lagu atau musik, headphone, spot iklan, dan sebagainya. “Jika Anda siaran setelah penyiar lain bertugas, Anda biasanya menduga segalanya berjalan OK –kecuali mereka mengatakan hal yang berbeda!” (www.romeltea.com. Sumber: Dasar-Dasar Siaran Radio: Basic Announcing, karya Asep Syamsul M. Romli. Penerbit: Nuansa Bandung, 2009).*